manajemenrumahsakit.net :: KUDUS,
Masa Transisi, Kadinkes Kalbar Minta Seluruh RS Swasta Layani Pasien BPJS
manajemenrumahsakit.net :: KBRN, Pontianak : Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, Andy Jap mengharapkan pemerintah dapat mendukung peran rumah sakit swasta dalam meningkatkan program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS).
Harapan itu disampaikan Andy kepada Radio Republik Indonesia di Pontianak, Senin (22/9/2014).
Andy mengatakan, dalam masa transisi antara SBY dan Jokowi, seharusnya masalah kesehatan di daerah menjadi isu utama untuk di bahas. Karena menurut Andy, kesehatan penduduk desa mendukung lancarnya pembangunan daerah.
“Peran-peran Rumah sakit swasta sekarang ini tidak diwajibkan untuk menerima BPJS. Nah, dulu pernah saya ajukan untuk seluruh rumah sakit swasta dapat melayani pasien dengan BPJS itu, jadi ini waktunya bagi pemerintahan yang akan datang dapat memutuskan seluruh RS Swasta harus melayani pasien BPJS,
Edisi Minggu ini: 23
FORUM NASIONAL JARINGAN KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA (JKKI) Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Prof. Akmal Taher baru-baru ini diwawancarai di Metro TV terkait dengan update tarif JKN. Menurutnya, dengan tarif telah direvisi sehingga lebih sesuai dengan biaya pelayanan di RS. Dengan demikian, RS bisa lebih tenang dalam menangani pasien, dan pasien bisa menjadi lebih puas dengan pelayanan di RS. Jika anda belum menyaksikannya, silakan lihat tayangannya melalui rekaman Pasien Senang RS Tenang.
+ Artikel Penelitian Anam Parand, Sue Dopson, Anna Renz, Charles Vincent Penelitian ini merupakan review dari berbagai hasil riset yang dilakukan secara sistematis untuk melihat aktivitas, waktu yang dihabiskan oleh dan keterlibatan manajer RS dalam meningkatkan mutu pelayanan. Makalah ini menyajikan ringkasan dari kondisi dan aktivitas yang mempengaruhi kualitas kinerja mutu. |
||||||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | ||||||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
||||||
|
Kick-Off Workshop Penelitian Sustainable Hospital Delivery Managing System for TB/MDR-TB Care Phase-2 |
|
Pendampingan Penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSUD Balikpapan |
DKI Bikin Jejaring Online Rumah Sakit-Puskesmas
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, menargetkan sistem integrasi Puskesmas dan rumah sakit umum daerah secara online selesai dalam dua bulan ke depan. Saat ini, kata dia, proses pengintegrasian sedang dalam tahap verifikasi.
“Sebetulnya tinggal memverifikasi puskesmas mana yang banyak dirujuk ke RSUD Pasar Rebo, Pukesmas mana yang bisa dirujuk ke RSUD Budhi Asih, dan sebagainya,” kata dia seusai menghadiri acara Dokter Award di Balai Kota, Ahad, 21 September 2014. Dien melanjutkan, sistem online itu menjadi satu format untuk sistem rujukan.
Saat ini, kata dia, baru RSUD Tarakan yang menerapkan sistem secara online. Ia menargetkan semua RSUD di Jakarta akan dilengkapi sistem online termasuk rujukan. “RSUD Koja, Cengkareng, Budhi Asih, Pasar Rebo, semuanya akan kami buat jejaringnya,” ucapnya.
Dien menuturkan, tujuan pengintegrasian secara online untuk kemudahan pasien dan dokter. Selama ini, pasien masih ada yang mengantre sampai berjam-jam. “Sekarang zamannya IT. Masa orang disuruh antri dari jam 3 pagi,” kata dia.
Dien mengaku program pengintegrasian ini tak memerlukan dana sama sekali. “Komputer di puskesmas sudah banyak. Anggaran cukup untuk koneksi dari Puskesmas saja. Kami nggak ada anggaran.”
Sumber: tempo.co
RSCM Kiara Pelopor Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia
manajemenrumahsakit.net :: Pentingnya pelayanan kesehatan yang lebih baik, termasuk bagi ibu dan anak dalam meningkatkan kualitas kesehatan penerus bangsa. Menjadi proritas pemerintah saat ini yang telah meresmikan PKIA RSCM Kiara.
“PKIA (Pusat Kesehatan Ibu dan Anak) ini akan menjadi pusat kesehatan ibu dan anak yang representatif dan berkualitas serta memberikan pelayanan yang baik,” kata Presiden saat memberikan sambutan dalam acara peresmian PKIA RSCM Kiara di Jakarta, Selasa.
Presiden mengutarakan harapannya agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat “better” (lebih baik), “easier” (lebih mudah), “faster” (lebih cepat) dan “cheaper” (lebih murah).
Yudhoyono mengemukakan pemerintah akan terus memberi dukungan lebih baik dalam sektor kesehatan.
“Mewujudkan masyarakat yang maju, damai, adil, dan makmur merupakan proses berjangka panjang,” katanya dan menambahkan, setiap generasi mempunyai tugas besar untuk membangun hari esok yang lebih baik.
Sedangkan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan pendirian Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Kiara merupakan salah satu warisan pemerintahan SBY.
Menkes juga menyatakan pendirian pusat kesehatan ibu dan anak itu juga menegaskan pentingnya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang terintegratif, berjenjang dan berkelanjutan sebagai upaya peningkatan kualitas ibu dan anak serta menjaga kesehatan dini kelainan tumbuh kembang anak.
Sementara itu, Direktur Utama RSCM Heriawan Soejono mengatakan, Pusat Kesehatan Ibu dan Anak RSCM Kiara diproyeksikan menjadi pusat pengembangan pelayanan bayi berat badan lahir rendah dan dimaksudkan untuk menekan risiko kematian atau risiko tumbuh menjadi anak dengan kualitas yang kurang baik.
Keberhasilan RSCM tidak mungkin terlaksana tanpa kerja sama dengan FKUI, karena itu keterpaduan RSCM-FKUI dalam sebuah “academic health system” (sistem kesehatan akademis) merupakan sesuatu yang amat dibutuhkan untuk didukung.
Gedung RSCM Kiara yang berdiri di atas lahan sekitar 15 ribu meter persegi dan rencananya akan terdiri atas 12 lantai itu sebagian besar melayani pasien melalui Jaminan Kesehatan Nasional.
RSCM FKUI melalui Gedung RSCM Kiara itu juga menyatakan siap menjadi inovator, motivator, dan akselerator pembentukan generasi yang gemilang.
Sumber: neraca.co.id
Pendampingan Evaluasi Dokumen Rencana Bisnis Anggaran (RBA) BLUD Rumah Sakit Daerah
Term of Reference
Pendampingan Evaluasi Dokumen
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) BLUD
Rumah Sakit Daerah
Labuan Bajo 22
PERSI Dorong Peningkatan Kualitas Pembangunan Hadapi MEA
manajemenrumahsakit.net :: Kuta (Antara Bali) – Pengurus Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) dan Ikatan Dokter Indonesia Bali mendorong seluruh rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pembaruan alat kesehatan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
“Langkah yang harus diambil dalam menghadapi MEA tersebut dengan meningkatkan kualitas pembangunan atau infrastruktur dan pembaharuan alat-alat medis,” kata Ketua PRSI Bali, dr I Wayan Sutarga, di Kuta, Kabupaten Badung, Sabtu.
Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN nanti, lanjut dia, perkembangan infrastruktur rumah sakit yang ada di Bali saat ini seluruh pihak harus terus melakukan perubahan dan pembaharuan terhadap pelayanan dan infrastruktur itu.
Wayan Sutarga mengatakan bahwa sebagian besar rumah sakit swasta di Bali saat ini sudah mengajukan ke Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk izin akreditasi itu.
“Secara umum seluruh rumah sakit negeri dan swasta di Bali sudah melakukan perubahan pelayanan, pengembangan infrastruktur dan peralatan yang dimiliki,” ujarnya.
Dalam menghadapi MEA nanti, rumah sakit di Bali sudah siap menghadapi pasar bebas ASEAN yang tiga bulan ke depan akan diberlakukan sehingga pihaknya akan terus mengawasi perubahan dan perkembangan rumah sakit tersebut.
Hal senada diungkapkan Ketua Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Bali dr Kompyang Gautama mengatakan bahwa seluruh rumah sakit negeri dan swasta harus memperbaiki kualitas pelayanan dari tim dokter dan juga memperbaharui informasi terkait teknologi peralatan medis dalam menghadapi MEA.
“Perkembangan teknologi medis dan infrastruktur harus diperbarui dan demikian juga dokter harus meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi pasar bebas ASEAN nanti,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa para pekerja asing yang akan bekerja di Indonesia dan khususnya Bali harus sesuai dengan prosedur dari pemerintahan untuk mengambil kebijakan MEA itu.
“Prosedur harus sesuai dengan aturan dari Kemenkes karena kebijakan itu dibuat pemerintah,” katanya.
Selain itu, persyaratan para pekerja asing tersebut harus lulus ujian nasional dan mengerti bahasa Indonesia sehingga tahapan penerimaan pekerja asing memenuhi syarat dan ketentuan yang sudah diatur oleh pemerintah.
Sementara itu, Kepala Dinkes Provinsi Bali I Ketut Suarjaya menjelaskan bahwa dalam menghadapi persiangan pasar bebas ASEAN akan semakin meningkat di berbagai lini.
“Dalam menghadapi MEA nanti profesionalisme dalam pelayanan pasien harus diutamakan dalam bekerja sehingga akan dapat bersaing dengan pekerja-pekerja asin lainnya,” ujar Suarjaya. (WDY)
Sumber: antarabali.com
RSUD Amurang Kategori B, Tetty Paruntu Jemput SK di Kemkes RI
manajemenrumahsakit.net :: Amurang