manajemenrumahsakit.net :: Jakarta –
Senator: Kondisi Rumah Sakit di Lingga Menyedihkan
manajemenrumahsakit.net :: Batam (Antara Kepri) – Anggota DPD Daerah Pemilihan Kepulauan Riau, Haripinto menilai kondisi rumah sakit di Kabupaten Lingga, Kepri menyedihkan, karena hanya rumah sakit lapangan di area terbuka dan tanpa perlengkapan medis memadai.
“Di Lingga hanya ada rumah sakit lapangan, kondisinya menyedihkan,” kata Haripinto di Batam, Kepri, Senin.
Rumah Sakit yang ada sekarang hanya peninggalan PN Timah yang pernah berjaya di era 1990-an. Pemerintah daerah seolah tidak memberikan perhatian kepada masyarakat.
Rumah sakit terletak di dalam kontainer dengan perlengkapan seadanya.
Karena tidak ada perlengkapan dan peralatan memadai, maka pasien kerap dirujuk ke Kota Batam atau Kota Tanjungpinang agar mendapatkan penanganan lebih baik.
“Saya berulang kali membawa pasien ke Batam, kawan lainnya juga begitu, membawa pasien ke Tanjungpinang. Kami bergantian saja,” kata Haripinto.
Ia berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian pada kesehatan warga, dengan membangun rumah sakit lebih memadai.
Selain kondisi rumah sakit yang menyedihkan, dia menilai kondisi kabupaten dengan banyak pulau itu juga relatif memprihatinkan.
“Tidak ada air, tidak ada listrik,” kata dia.
Dibanding kabupaten kota lainnya di Kepri, Lingga relatif tertinggal, karena potensinya belum tergarap.
Di Kepri terdapat tujuh kabupaten kota. Dia menjabarkan, Kota Batam, Kota Tanjungpinang, Kabupaten Bintan dan Karimun memiliki keunggulan dengan penerapan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Kemudian, Kabupaten Natuna dan Kepulauan Anambas unggul dari sektor minyak dan gas bumi dengan banyaknya sumur gas dan pusat eksplorasi di dua kabupaten itu. Sedangkan Lingga, potensinya belum tergarap.
Padahal, Lingga memiliki potensi maritim yang sangat bagus, dengan ikan dan pariwisata bahari yang indah.
“Potensi Lingga sebenarnya bagus sekali, ikannya banyak. Saya harap ini dapat segera digarap pemerintah,” katanya. (Antara)
Sumber: antaranews.com
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosari , Bangun Gedung
Perkembangan jasa kesehatan untuk dengan masyarakat di gunungkidul semakin kompetitif. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya jasa kesehatan masyarakat dengan dibangunnya klinik, panti sampai rumah sakit swasta di Gunungkidul.
Dengan pertumbuhan yang demikian , tentunya tuntutan yang harus di sediakan adalah tentang pelayanan dan kesiapan gedung untuk menampung pasien yang rawat ipan di rumah sakit tersebut. Melihat hal yang demikian Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Wonosari yang beralamat di Piyaman Wonosari menambah fasilitas gedung untuk rawat inapnya.
Peletakan batu pertama
RSJ Siapkan 10 Ruang Rehabilitasi Narkoba
manajemenrumahsakit.net :: BANDAR LAMPUNG — Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kurungan Nyawa, di Desa Kurungan Nyawa Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, milik pemerintahan Provinsi Lampung, saat ini meyediakan 10 kamar ruang rawat inap untuk para pencandu narkotika yang akan direhabilitas.
“Saat ini sudah ada sepulah ruang rawat iniap untuk para pencandu narkotika,” kata humas RSJ Dafit.
Menurut Dafit sejak diresmikanya pada bulan maret lalu RSJ sudah merawat 4 pasien, namun dari kempat pasien saat ini sudah pulang hanya dirawat jalan, “sampai sekarang sudah ada 4 pasien yang datang, tapi belum ada yang rawat inap mereka hanya berobat jalan,” terang Dafit.
Dafit menjelaskan adanya Ruang rawat inap khusus rehabilitasi berkat kerjasama Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dengan Bandan Narkotika Nasional (BNN) untuk, ” peremrintah saat inikan lagi gencar gencarnya memerangi narkoba, jadi bagi korban penyalah guna harus diadakan panti rehabilitas dan saat ini sudah ada ditempat kami (RSJ),” ungkap dia.
Dafit mengatakan, berdasarkan undang undang memang setiap RSJ harus memiliki 20 % panti rehabilitas pencandu narkoba dari keseluruhan kamar rawat inap kejiwaan yang ada, dari 10 kamar rawat inap yang ada di RSJ kurungan nyawa kedepan akan ditambah menjadi 20 ruang rawat inap.
“RSJ Kurungan Nyawa saat ini memiliki 200 ruang rawat inap untuk kejiwaan nah dari 200 itu harus ada 20% kamar khusus untuk rehabilitas narkotika, jadi kedepan akan ditambah 10 kamar lagi,” katanya.
Sumber: lampost.co
Mesos: Banyak RS Swasta Belum Pakai BPJS
manajemenrumahsakit.net :: BANDUNG : Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa mengakui bahwa hingga saat ini masih banyak rumah sakit swasta belum bekerjasama dengan BPJS.
Alhasil, penerapan BPJS belum berjallan maksimal.
UNS Segera Bangun Rumah Sakit Pendidikan
manajemenrumahsakit.net :: SOLO – Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dalam waktu dekat segera membangun rumah sakit pendidikan. Pembangunan rumah sakit tersebut mendapat bantuan dari Asian Development Bank (ADB).
Pelindo Akan Bangun Rumah Sakit Internasional
manajemenrumahsakit.net :: PT Pelindo III berencana membangun rumah sakit berstandar internasional di lingkungan Pelabuhan Benoa, Bali. Direktur Utama Rumah Sakit Professional Care Accountable (RSPHC) Iwan Sabatini menuturkan, rencana pembangunan itu berkesesuaian dengan konsep pembangunan Pelabuhan Benoa khusus turis
Di Indonesia Hanya Ada 20 RS Punya Ruang Isolasi
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa hingga saat ini baru sekitar 20 rumah sakit yang memiliki ruang isolasi dan sebagian besar diantaranya telah memenuhi standar internasional.
“Kita mendorong lebih banyak lagi rumah sakit yang memiliki ruang isolasi, idealnya ada di tiap provinsi,” kata Staf Ahli Menteri Kesehatan bidang Perlindungan Faktor Resiko, Sri Henni Setiawati pada acara seminar “Pengendalian Penyakit Menular di Indonesia sebagai Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas” di Jakarta, Rabu.
Seminar tersebut digelar dalam rangka HUT ke-21 RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso sebagai RS khusus penyakit infeksi.
Dia juga mengingatkan bahwa ruang isolasi di rumah sakit harus terakreditasi dan standar internasional.
Kementerian kesehatan, tambah dia, terus berupaya dan menyiapkan sejumlah sistem agar di masa mendatang lebih banyak lagi rumah sakit yang memiliki ruang isolasi berstandar internasional.
Menurut dia, penanganan penyakit infeksi harus dilakukan secara menyeluruh. Tujuannya, kata dia, agar penularan penyakit infeksi bisa dicegah sejak dini.
Dia juga menyatakan bahwa kebiasaan mencuci tangan serta penerapan pola hidup bersih dan sehat bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah penyakit infeksi seperti flu dan lain sebagainya.
Sumber: antaralampung.com