Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa faktor sosial, termasuk edukasi, bekerja atau tidak, jumlah penghasilan, jenis kelamin dan etnis mempengaruhi kesehatan seseorang. Di semua negara, tidak memandang status ekonominya, menunjukkan disparitas dalam status kesehatan dari kelompok sosial yang berbeda. Di tingkat sosioekonomi yang rendah terdapat kecenderungan munculnya permasalahan kesehatan.
Edisi Minggu ke 12: Selasa 24 Maret 2020
Edisi Minggu ke 12: Selasa 24 Maret 2020
Webinar: Managing Covid-19 Crisis to Give Fair and Equitable Services for The Vulnerable April 16, 2020 Transparency and trust. Two words that are really needed now in Covid-19 condition. As Covid-19 pandemic have caused chaos throughout countries around the globe, authorities have taken necessary precaution to prevent the worsening of condition by slowing down the number of incidence and morbidity due to the disease. In the era of digitalization, various kind of information can be easily accessed by anyone at any given time. Such condition will easily lead to mass confusion and susceptible for spread of misinformation among the people. Reportase Webinar Gerak Cepat Rumah Sakit dalam Menghadapi COVID-19 Webinar ini diselenggarakan oleh PERSI dalam upaya peningkatan kesiapsiagaan rumah sakit dalam situasi COVID-19. Pada pembukaan ketua PERSI mengatakan dengan adanya back up dari KARS dan UGM, akan berusaha melakukan yang terbaik supaya rumah sakit mampu memberi pelayanan yang maksimal. 10 Fakta Mengenai Ketidaksetaraan Kesehatan dan Kausanya Terdapat banyak bukti yang menunjukan bahwa faktor sosial, termasuk edukasi, bekerja atau tidak, jumlah penghasilan, jenis kelamin dan etnis mempengaruhi kesehatan seseorang. Di semua negara, tidak memandang status ekonominya, menunjukkan disparitas dalam status kesehatan dari kelompok sosial yang berbeda. Di tingkat sosioekonomi yang rendah terdapat kecenderungan munculnya permasalahan kesehatan. Akibat Covid-19, APD Berstatus Langka WHO telah memberikan peringatan mengenai keterbatasan suplai Alat Perlindungan Diri (APD) berupa masker yang terjadi secara global dapat membahayakan tenaga medis dari resiko terkena infeksi COVID-19 ataupun penyakit infeksi lainnya. Keterbatasan masker yang terjadi secara global ini disebabkan oleh kenaikan permintaan barang atau demand, fenomena panic buying, ataupun perilaku oknum – oknum khusus yang melakukan penimbunan dan penyalahgunaan masker. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Reportase Webinar Memasukkan Social Determinant of Health pada Pelayanan Kesehatan |
|
Peran Lintas Sektor dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19 |
|
Covid-19 dan Keadilan Sosial Bagi Masyarakat Rentan |
Akibat Covid-19, APD Berstatus Langka
WHO telah memberikan peringatan mengenai keterbatasan suplai Alat Perlindungan Diri (APD) berupa masker yang terjadi secara global dapat membahayakan tenaga medis dari resiko terkena infeksi COVID-19 ataupun penyakit infeksi lainnya. Keterbatasan masker yang terjadi secara global ini disebabkan oleh kenaikan permintaan barang atau demand, fenomena panic buying, ataupun perilaku oknum – oknum khusus yang melakukan penimbunan dan penyalahgunaan masker.
Reportase Webinar Memasukkan Social Determinant of Health pada Pelayanan Kesehatan
Social Determinants of Health (SDH), diartikan sebagai faktor sosial yang mempengaruhi kesehatan dan dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Diskusi diawali oleh Dr. Leila Mona Ganiem, seorang Komisioner Konsil Kedokteran Indonesia, akademisi, dan pengamat kedokteran yang menyebutkan banyak penelitian menunjukkan kondisi lingkungan seseorang dapat mempengaruhi kesehatan melebihi faktor genetik orang tersebut. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi SDH dan mencari solusi untuk faktor – faktor tersebut.
Indonesia Umumkan 172 Kasus Corona, Pemerintah Siapkan 227 RS Rujukan
Kasus penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia terus bertambah.
Pada saat pertama kali diumumkan pada 2 Maret 2020 silam, hanya ada 2 kasus saja.
Namun pada Selasa, 17 Maret 2020, pukul 17.00 WIB diumumkan kasusnya telah bertambah menjadi 172 kasus.
Menurut data Kemenkes, jumlah orang yang diperiksa hingga saat ini ada 1.255 orang. Sebanyak 1.083 negatif.
Jika RS Tak Cukup Lagi Menampung Pasien Covid-19, Pemerintah Akan Lakukan Isolasi di Satu Bangsal
JAKARTA, KOMPAS.com – Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto kembali memberikan penjelasan soal rencana perubahan mekanisme isolasi bagi pasien positif Covid-19.
Menurut Yuri, pasien yang positif akan dirawat dalam satu bangsal.
“Dirawat dalam satu bangsal. Artinya, dalam satu bangsal itu isinya beberapa orang, tapi positif (Covid-19) semua. Jangan dimaknai bahwa itu ruang isolasi hanya satu ruangan yang biasa dilihat, tidak seperti itu,” ujar Yuri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/3/2020).
Stok APD COVID-19 Menipis, RSUD Gunung Jati Minta Penambahan ke Pusat
Cirebon – Persediaan alat pelindung diri (APD) di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon saat ini jumlahnya mulai terbatas. Mengatasi demikian, dalam waktu dekat pihak rumah sakit akan berkonsultasi ke pemerintah pusat terkait permintaan penambahan APD yang saat ini sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan penanganan pasien dalam pengawasan virus corona atau COVID-19.
Sebagai satu dari seratus RS rujukan pasien penanganan COVID-19, RSUD Gunung Jati terus memantau persediaan alat pelindung diri (APD) dan peralatan kesehatan agar dipastikan jumlahnya aman.
Korsleting, Ruang Isolasi RSUD Tidar Terbakar
Magelang – Korsleting lampu di ruang pemulihan RSUD Tidar Kota Magelang menyebabkan satu bed atau tempat tidur pasien terbakar, Minggu (15/3/2020). Kejadian itu menyebabkan kepulan asap memenuhi ruangan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Kasubbag Rumah Tangga RSUD Tidar Kota Magelang Yoga Hasani menyebutkan, sumber konsleting listrik pada trafo lampu TL atau neon. Selanjutnya dilakukan perbaikan atap dan instalasi listrik, termasuk mengganti lampu TL dengan LED. “Kira-kira sehari sudah selesai,” ungkapnya, kemarin.
Hindari Lonjakan PDP Virus Corona di RSUD dr Iskak Tulungagung, Pemkab Siapkan 2 Puskesmas Penyangga
TULUNGAGUNG – Pemkab Tulungagung menyiapkan dua puskesmas untuk merawat pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona (Covid-19).
Langkah ini untuk menghindari kemungkinan lonjakan PDP virus corona di RSUD dr Iskak Tulungagung.
Dua puskesmas yang disiapkan adalah Puskesmas Ngantru dan Puskesmas Bangunjaya Kecamatan Pakel.
Menurut Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Supriyanto Dharmoredjo, semua pasien PDP virus corona akan dirawat di dua puskesmas tersebut.
Peran Lintas Sektor dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19
Virus Covid-19 akhirnya merebak di Indonesia. Sejak 30 Desember 2019 sampai 16 Maret 2020 pukul 08.00 WIB, terdapat 1.138 orang yang diperiksa dari 28 provinsi dengan hasil pemeriksaan yaitu 1.011 orang negatif (188 orang ABK kru kapal World Dream dan 68 orang ABK Diamond Princess), 134 kasus konfirmasi positif Covid-19 dan 10 sampel masih dalam pemeriksaan. Adapun wilayah Indonesia yang penduduknya terkena virus Corona meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat (Kab.Bekasi, Depok, Cirebon, Purwakarta, Bandung), Banten (Kab. Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan), Jawa Tengah (Solo), Kalimantan Barat (Pontianak), Sulawesi Utara (Manado), Bali dan DI Yogyakarta.