Menanggapi pandemi COVID-19 yang sedang terjadi di Indonesia, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menerbitkan anjuran yang menyatakan bahwa HDP yang selama ini dipakai dalam menghadapiu sebuah bencana alam, harus diterapkan dalam menghadapi pandemi COVID-19 untuk kepentingan melindungi tenaga kesehatannya. Penerapan Hospital Disaster Plan (HDP) ini untuk menghadapi puncak kasus COVID-19 di Indonesia yang diperkirakan baru akan terjadi di akhir minggu pada April 2020. Menurut Standar MFK sebuah rumah sakit dianjurkan mengembangkan, memelihara program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi di masayarakat. Dimana dalam hal ini disaster/bencana yang terjadi dapat berupa bencana alam atau bencana non alam dalam hal ini adalah sebuah wabah penyakit.
Edisi Minggu ke 16: Selasa 21 April 2020
Edisi Minggu ke 16: Selasa 21 April 2020
Implementasi Hospital Disaster Plan (HDP) Dalam Menghadapi Pandemi COVID-19 Menanggapi pandemi COVID-19 yang sedang terjadi di Indonesia, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menerbitkan anjuran yang menyatakan bahwa HDP yang selama ini dipakai dalam menghadapiu sebuah bencana alam, harus diterapkan dalam menghadapi pandemi COVID-19 untuk kepentingan melindungi tenaga kesehatannya. Penerapan Hospital Disaster Plan (HDP) ini untuk menghadapi puncak kasus COVID-19 di Indonesia yang diperkirakan baru akan terjadi di akhir minggu pada April 2020. Menurut Standar MFK sebuah rumah sakit dianjurkan mengembangkan, memelihara program manajemen disaster untuk menanggapi keadaan disaster dan bencana alam atau lainnya yang memiliki potensi terjadi di masayarakat. Dimana dalam hal ini disaster/bencana yang terjadi dapat berupa bencana alam atau bencana non alam dalam hal ini adalah sebuah wabah penyakit. Stigma, Diskriminasi di Masyarakat dan Mereka yang Bertaruh Nyawa di Garda Depan Pandemi COVID-19 dampaknya tidak hanya pada fasilitas kesehatan, namun juga pada masyarakat termasuk tenaga kesehatan. Munculnya wabah global ini telah menempatkan lembaga kesehatan masyarakat dalam kewaspadaan tinggi. Untuk praktisi kesehatan masyarakat, penting untuk mengidentifikasi risiko yang semakin meningkat terhadap kesehatan terkait dengan peningkatan stigma dan diskriminasi baik terhadap ras dan individu (pasien maupun tenaga kesehatan). Menyeimbangkan Risiko dan Manfaat Kecerdasan Buatan Sektor Kesehatan Pada dekade terakhir, peningkatan daya komputasi dan ketersediaan sejumlah besar data telah mendorong penggunaan praktis kecerdasan buatan dalam perawatan kesehatan. Jurnal kesehatan dan medis sekarang umumnya mencakup laporan tentang pembelajaran mesin dan data besar, dan deskripsi risiko yang ditimbulkan oleh, dan tata kelola yang diperlukan untuk mengelola, teknologi ini. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
CDC Managing COVID-19 Crisis to Give Fair and Equitable Services to The Vulnerable |
|
Pencegahan dan Perawatan HIV Sebagai Bagian dari Universal Health Coverage |
Menyeimbangkan Risiko dan Manfaat Kecerdasan Buatan Sektor Kesehatan
Pada dekade terakhir, peningkatan daya komputasi dan ketersediaan sejumlah besar data telah mendorong penggunaan praktis kecerdasan buatan dalam perawatan kesehatan. Jurnal kesehatan dan medis sekarang umumnya mencakup laporan tentang pembelajaran mesin dan data besar, dan deskripsi risiko yang ditimbulkan oleh, dan tata kelola yang diperlukan untuk mengelola, teknologi ini. Algoritma pembelajaran mesin digunakan untuk membuat diagnosa, mengidentifikasi perawatan dan menganalisis ancaman kesehatan masyarakat, dan sistem ini dapat dipelajari dan ditingkatkan secara terus menerus dalam menanggapi data baru. Ketegangan antara risiko dan kekhawatiran di satu sisi versus potensi dan peluang di sisi lain telah membentuk masalah Buletin WHO tentang tantangan etika baru kecerdasan buatan dalam kesehatan masyarakat.
Stigma, Diskriminasi di Masyarakat dan Mereka yang Bertaruh Nyawa di Garda Depan
CoP Health Equity
Stigma, Diskriminasi di Masyarakat dan Mereka yang Bertaruh Nyawa di Garda Depan
Bagaimana Ahli Kesehatan Masyarakat Dapat Menangani Stigma Terkait COVID-19 dan Memberikan Keadilan Bagi Semua Lapisan Masyarakat?
Pandemi COVID-19 dampaknya tidak hanya pada fasilitas kesehatan, namun juga pada masyarakat termasuk tenaga kesehatan. Munculnya wabah global ini telah menempatkan lembaga kesehatan masyarakat dalam kewaspadaan tinggi. Untuk praktisi kesehatan masyarakat, penting untuk mengidentifikasi risiko yang semakin meningkat terhadap kesehatan terkait dengan peningkatan stigma dan diskriminasi baik terhadap ras dan individu (pasien maupun tenaga kesehatan). Sebagai contoh, stigma dan diskriminasi dapat mengancam rasa aman dan kesejahteraan seseorang; untuk anak – anak dan remaja dapat memiliki dampak yang merugikan selama masa hidup. Stigma juga menghadirkan hambatan untuk mengakses layanan kesehatan dan sosial. Lebih khusus lagi, bukti menunjukkan bahwa banyak orang mungkin menunda mencari perawatan atau menghindari pengungkapan kondisi kesehatan karena takut ditolak fasilitas layanan atau diperlakukan dengan bias.
Jokowi Minta Manajemen RS Rujukan Covid-19 Diperbaiki, Ini Alasannya
JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo meminta manajemen di rumah sakit rujukan Covid-19 terus diperbaiki.
Dengan manajemen dan sistem rujukan yang baik, Jokowi berharap tak ada lagi rumah sakit yang over kapasitas atau menolak pasien.
Instruksi ini disampaikan Presiden Jokowi saat rapat terbatas dengan menteri dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, lewat konferensi video, Senin (20/4/2020).
Update RS Darurat Wisma Atlet: Rawat 633 Pasien, 536 Positif Corona
Jakarta – Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, memperbarui data jumlah pasien yang dirawat. Hingga hari ini, ada 633 orang yang dirawat di rumah sakit tersebut.
“Pasien rawat inap sebanyak 633 orang (pria: 365 dan wanita: 268),” kata Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Wapangkogasgabpad) RSD Wisma Atlet Brigjen TNI, M Saleh Mustafa, dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).
Managing COVID-19 Crisis to Give Fair and Equitable Services to The Vulnerable
COVID-19 pandemics had caused an uproar in all countries throughout the world. One of the challenges that had risen is to ensure fair and equitable services to the vulnerable population during the COVID-19 crisis. The webinar held this time had invited three panelists to discuss the issue.
Demi Tingkatkan Standar Pelayanan, Kebutuhan APD di RSUD SMC Cukup Tinggi
Meski tidak ada kasus pasien positif Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya, akan tetapi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) di RSUD Singaparna Medika Citrautama cukup tinggi.
Rumah sakit milik pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya ini setidaknya menghabiskan 200 masker standar kesehatan per hari, serta ditambah 50 masker jenis N-95 per minggu, berikut baju hazmat-nya.
Upaya ini guna menjamin keamanan dari para perawat dan tenaga kesehatan mereka yang tengah bertugas.
Perawat RSUD Magretti Saumlaki mogok kerja
Saumlaki – Lebih dari 100 orang perawat dan tenaga kesehatan (Nakes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr PP Magretti Saumlaki melakukan aksi mogok kerja, Kamis.
Aksi mogok kerja ini dilakukan dari pukul 07:00 hingga 11:00 WIT, mengakibatkan pelayanan RSUD yang telah ditetapkan sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 di provinsi Maluku ini terganggu.
RSUD Asy Syifa Kurangi Layanan Selama Wabah Covid-19
Sumbawa Barat – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asy Syifa Sumbawa Barat mengurangi sebagian layanan selama wabah Covid-19. Beberapa layanan yang dikurangi diantaranya, Poli Mata, Poli Gigi, Fisiotherapy dan Medical Check Up (MCU).
“Pengurangan layanan dilakukan untuk mengurangi jumlah pengujung yang datang Kerumah Sakit, sehingga tidak numpuk numpuk. Hal tersebut juga dilakukan, untuk mempersempit ruang gerak penyebaran Covid-19,” ujar Direktur RSUD Asy Syifa, dr. Charlof Sitompul kepada arkifm.com, belum lama ini.