manajemenrumahsakit.net :: SOLO
Wali Kota Mengevaluasi Seluruh Rumah Sakit Di Bekasi
manajemenrumahsakit.net :: Bekasi – Peran serta fungsi rumah sakit di suatu daerah amat sangatlah penting, karena kesehatan diatas segalanya. Jika penduduk di suatu Kota mengalami sakit otomatis prekonomian dan segala aspek lainnya akan roboh seketika. Maka itu, Kota Bekasi saat ini sedang mulai berbenah, dari segi prekonomian, pendidikan maupun kesehatan. Kota berpenduduknya 2 juta lebih ini, sudah seharusnya memiliki fasilitas kesehatan yang sangat layak dan berkualitas. Seperti yang dilakukan Wali Kota Bekasi
Siloam Optimistis Miliki 50 Rumah Sakit Hingga 2017
manajemenrumahsakit.net :: [TANGERANG] PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) optimistis bisa memiliki 50 rumah sakit di 25 kota hingga akhir tahun 2017 mendatang.
Saat ini, Siloam telah mengoperasikan 20 rumah sakit yang tersebar di 15 kota. Kapasitas tempat tidur di Siloam diharapkan akan terus bertambah dari saat ini sebesar 4.400 tempat tidur hingga mencapai 10.000 tempat tidur di tahun 2017.
“Saat ini kita sudah secure 24 lokasi. Dari jumlah itu 12 sudah jalan konstruksinya. Target akuisisi setahun 2 dan masih ada 3 tahun lagi, jadi total bisa tambah 6,” kata Direktur Siloam Anang Prayudi dalam paparan publik di Hotel Aryaduta Lippo Village, Tangerang, Selasa (19/5).
Tahun lalu, penambahan rumah sakit diakuinya mengakui ketersendatan yakni hanya 4. Hal itu karena isu perizinan dan pemilu. “Tahun ini kami akan buka 6 rumah sakit, 2 diantaranya akuisisi dan 4 bangun di Yogyakarta, Labuan Bajo, Bau-Bau, dan Jember,” katanya seraya menambahkan wilayah lain yang akan dibuka berada di Bogor, Sorong, Ambon, Lubuk Linggau, Panakukang, Bandung jalan Aceh, Bangka, dan Semarang.
Adapun, untuk membangun 1 rumah sakit dengan 200 kasur dibutuhkan investasi hingga USD 25 juta. Dana tersebut termasuk tanah, bangunan, dan medical equipment. [O-2/L-8]
Sumber: beritasatu.com
RS Modern Ditarget Tuntas Enam Bulan
manajemenrumahsakit.net :: Raha, KP- Pemda Muna mulai melakukan kembali pembangunan Rumah Sakit (RS) modern, yang sempat terhenti pembangunannya ditahun 2014 lalu. Untuk menuntaskan pembangunan gedung berdesign tiga lantai dan dilengkapi dengan lift tersebut, Pemda Muna mendapatkan pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebesar Rp 91,6 Miliar. Kemarin, dihadapan masyarakat Muna, Bupati LM Baharuddin melauching pembangunannya dengan menyerahkan perangkat alat kerja ke PT Waskita Karya Tbk, sebagai pemenang tender.
Bupati LM Baharuddin mengatakan, pembangunan RS modern sudah dirintis sejak tahun 2012. Dimana Pemda mengalokasikan anggaran secara bertahap dengan sumber dana APBD Muna. Dana yang telah dialokasikan lewat APBD sebesar Rp 20 Miliar, dengan progres pembangunan ruangan UGD yang telah selesai. Pinjaman dana ke PIP, yang disetujui sebesar Rp 91,6 Miliar.
Dengan tersediannya dana PIP, kata Bupati, pembangunan rumah sakit dengan design tiga lantai dapat selesai dalam waktu enam bulan.
Bandung Bangun RS di Ujungberung Tahun Depan
manajemenrumahsakit.net :: Bandung – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bakal segera membangun rumah sakit baru di kawasan Ujungberung. Hal tersebut setelah Pemkot Bandung memroses pembebasan lahan.
“Kita sudah beli tanah di Ujungberung untuk membangun rumah sakit,” kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di kawasan Asia Afrika Kota Bandung Selasa (19/5/2015).
Menurut Ridwan Kamil, pendanaan pembangunan rumah sakit itu nantinya akan dibantu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. “Kemungkinan seperti itu karena Pemprov Jabar sudah menaikkan anggaran kesehatan,” tambahnya
Kota Bandung dituturkan dia sebenarnya telah memiliki rumah sakit lebih dari cukup. Namun demikian rencana pembangunan rumah sakit baru akan difokuskan untuk kalangan menengah ke bawah.
“Kita ini rumah sakitnya tidak hanya didatangi warga Bandung, Tasik, Garut dan lainnya rata-rata ke Bandung dan ini juga sebagai tindak lanjut Gubernur harus mendirikan rumah sakit di kota-kota,” ucap dia.
Ditambahkan dia, bila tak menemui kendala Pemkot Bandung bakal segera memulai groundbreaking rumah sakit di Ujungberung pada tahun 2016.
“Insya Allah tahun depan, sehingga di akhir jabatan saya semuanya sudah ada,” tandas pria yang karib disapa Emil. [ito]
Sumber: inilahkoran.com
Tangani Peserta BPJS, DPR Minta RS Pemerintah Dievaluasi
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Anggota Komisi Kesehatan DPR RI Irma Suryani Chaniago meminta Menteri Kesehatan segera mengevaluasi rumah sakit pemerintah yang ditengarai belum secara maksimal menangani pasien peserta Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS). “Menteri Kesehatan harus mengevaluasi rumah sakit pemerintah, karena penanganan pasien peserta BPJS masih memprihatinkan,” kata Irma melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (15/5).
Irma mencontohkan dalam kunjungan kerjanya ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Kamis (13/5), dirinya mendapati sejumlah pasien terlantar di pelataran rumah sakit milik pemerintah itu. Irma yang merupakan politisi Nasdem itu menemukan Budiantoro (35), seorang pasien penderita tumor ganas di leher terlantar di pelataran rumah sakit.
Berdasarkan pengakuannya, kata Irma, Budiantoro berobat ke RSCM berbekal surat rujukan dari salah satu RSUD di Sumatera Selatan. Namun hingga satu bulan menanti, Budiantoro tak kunjung mendapatkan pengobatan intensif, melainkan hanya diminta berobat jalan. “Saya langsung membawa pasien itu ke ruang bedah tumor untuk menjalani proses pengobatan intensif, saya meminta pihak RSCM menangani pasien secara serius,” tegas Irma.
Dia menekankan secara kasat mata penyakit Budiantoro sudah mengkhawatirkan, sehingga semestinya pihak rumah sakit merawatnya dengan layak. Sebab, kata Irma, apabila merujuk pada aturan rumah sakit, ada beberapa penyakit yang harus langsung mendapatkan penanganan intensif atau gawat darurat.
“Dan kalau melihat kondisi tumor yang sudah hampir melebihi kepala, bukan lagi berstatus rawat jalan tapi sudah wajib dirawat intensif oleh rumah sakit,” ujar dia. Irma berjanji akan memantau proses pengobatan yang dilakukan RSCM kepada Budiantoro. Ia meminta kasus Budiantoro dapat menjadi bahan evaluasi oleh Menteri Kesehatan.
Pada kesempatan sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengatakan, pihaknya segera mengusulkan agar dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Kami sudah setahun menjalankan program itu (BPSJ Kesehatan-red). Jadi kami usul dievaluasi kebaikan dan kelemahannya. Jadi dari kami akan menghitung, dari BPJS menghitung, dan dari dewan juga,” kata Menkes.
Ia mengatakan bahwa setelah setahun berjalan sudah ada data-data terkait pelaksanaan program ini yang dapat dijadikan bahan evaluasi. Evaluasi ini, kata dia, juga termasuk aspek pembiayaan dan pelayanan BPJS Kesehatan yang selama ini dilakukan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan masih banyak keluhan masyarakat atas layanan dari rumah sakit. Temuan atas laporan di lapangan, ujarnya, rumah sakit terlalu lama menyikapi keluhan dari masyarakat.
Data Dinkes Jateng menyebutkan saat ini terdapat 214 rumah sakit terdiri dari RSU Daerah sebanyak 49 unit, RSU Pusat 3 unit, RSU TNI/Polri 11 unit, RS Swasta 151 unit. Pihaknya mengakui tindakan tegas BPJS Kesehatan dengan memutus kontrak kerjasama rumah sakit nakal merupakan langkah tepat untuk membikin jera kepada pihak rumah sakit.
Sumber: neraca.co.id
Wabup Resmikan RS Raudhah Bangko
manajemenrumahsakit.net :: BANGKO – Rumah Sakit Raudhah Bangko terletak di kawasan Bukit Aur Bangko, Senin (18/5), diresmikan Wabup Merangin, H A Khafid Moein. Peresmian RS tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Merangin, Isnedy, Kadis Kesehatan, Dr Solahudin dan insan kesehatan Merangin.
RS Raudhah Bangko, memiliki 60 kamar rawat inap, IGD, Apotek, Radiologi Fisikaterapi dan berbagai fasilitas lainnya.
“Pemkab Merangin terus memperdayakan lembaga-lembaga yang menangani masalah kesehatan,” ujar Wabup.
Semua itu lanjutnya, guna mewujudkan Merangin Sehat. Meskipun RS wasta, Wabup minta kepada manajemen RS Raudhah, untuk memperhatikan masyarakat miskin yang datang dan berobat di RS Raudhah.
“Jadi, tolong kalau ada pasien yang berobat, jangan ditanya apakah akan memakai dana sendiri atau BPJS. Jangan pula pasien yang memakai dana sendiri cepat dilayani, dan BPJS terkesan ditunda-tunda,” pinta Wabup.
Kedepan diharapkan RS Raudhah, mampu memberikan pelayanan bermutu serta profesional dalam melayani pasiennya, sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Merangin.
Semua peralatan kesehatan yang digunakan dalam kondisi baru, bahkan saat wabup masuk dari ruangan satu ke ruangan lainnya, masih ada peralatan kesehatan yang terbungkus.
Sumber: infojambi.com
Pasien Kemoterapi Paling Banyak Dirawat RS H Adam Malik
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Pasien dengan diagnosa chemotherapy session for neoplasm atau kemoterapi, menduduki peringkat pertama untuk kasus penyakit rawat inap yang paling banyak dilayani di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan dalam tiga tahun terakhir.
Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik Medan Sairi M Saragih menuturkan, pasien yang dilayani untuk menjalani kemoterapi di tahun 2013 berjumlah 2.568 orang atau sebanyak 31,17% dari total 10 penyakit terbanyak yang dilayani di satu-satunya rumah sakit tipe A di Sumatera Utara (Sumut) ini.
Jumlah pasien kemoterapi ini, lanjutnya, meningkat hingga 3.666 orang di tahun 2014 atau 43,63% dari total 8.403 orang pasien yang dilayani di instalasi rawat inap. “Pada tahun 2015, jumlah pasien kemoterapi diperkirakan masih tetap tinggi. Namun data riilnya belum di update,” ujarnya, Sabtu (16/5).
Dituturkan Sairi, layanan kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat keras untuk merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat.
Kemoterapi digunakan untuk mengobati penyakit kanker, dan di rumah sakit ini, paling banyak digunakan kepada pasien kanker serviks dan kanker payudara.
Selain kemoterapi, sambungnya, pasien dengan diagnosa end stage renal disease (gagal ginjal kronik), congestive heart failure (gagal jantung) juga menduduki peringkat 10 besar dari diagnosa penyakit yang banyak dilayani di rumah sakit yang berada di Jalan Bunga Lau ini. Sedangkan untuk instalasi rawat jalan, pasien dengan diagnosa hipertensi menduduki peringkat pertama, diikuti dengan diabetes mellitus tanpa komplikasi.
Terkait banyaknya jumlah pasien dengan diagnosa kemoterapi ini, Dokter Spesialis Patologi Anatomi, Delyuzar menuturkan, kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidakterkendali, menyerang jaringan biologis.
“Kanker dapat menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi,” tutur dia.
Kanker dapat dirawat dan disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Jika makin cepat diketahui, maka proknosisnya bisa disembuhkan. Namun sayangnya, banyak pasien baru mengetahui kalau dirinya kanker sudah masuk stadium 3 atau 4. “Kalau sudah stadium tersebut, tahap kesembuhannya sulit,” sebutnya.
Kemoterapi, jelas dia, merupakan terapi yang banyak dilakukan ketika seseorang dalam tahap menyembuhkan kanker. Pada dasarnya kemoterapi adalah menghancurkan sel-sel kanker, namun karena sel-sel ini tidak dapat dipisahkan dengan sel normal dan sehat, maka kemoterapi pun menimbulkan efek samping. Diantaranya, rambut rontok, penurunan berat badan serta diare. ( prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com
Walkot Bekasi evaluasi operasional rumah sakit swasta
manajemenrumahsakit.net :: Bekasi – Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap rumah sakit swasta yang ada di wilayahnya terkait masih adanya laporan mengenai penolakan pasien tidak mampu.
“Kejadian yang dialami warga Rawabebek, Bekasi Barat, menjadi bukti masih adanya pembedaan terhadap pasien peserta Badan Pelaksana Jaminan Sosial dari warga tidak mampu dan yang belum mendaftar,” kata Rahmat di Bekasi, Senin.
Peristiwa yang dimaksud Rahmat merujuk pada kejadian yang dialami Sri Supartini (37), warga Jalan Hidayah RT 5 RW 8 Kampung Rawa Bebek, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat.
Sri yang belum terdaftar sebagai peserta BPJS harus kehilangan dua bayi kembarnya karena keterbatasan inkubator di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.
Pasien merupakan rujukan dari sebuah rumah sakit swasta yang tidak memberikan fasilitas inkubator pada pasien yang baru dibantu persalinannya karena yang bersangkutan tidak bisa menyerahkan uang jaminan.
“Hal demikian memperlihatkan adanya perbedaan orientasi antara RSUD dengan rumah sakit swasta,” katanya.
Diakui Rahmat, hingga saat ini mayoritas rumah sakit swasta masih berorientasi pada keuntungan.
“Sementara RSUD tidak boleh demikian, tapi terkendala keterbatasan alat dan fasilitas penunjang lainnya,” katanya.
Rahmat tak mengingini kejadian demikian terulang di masa mendatang, sehingga kesenjangan tersebut tidak boleh ada lagi.
“Maka dari itu evaluasi menyeluruh akan segera dilakukan,” katanya.
Meskipun berstatus sebagai rumah sakit swasta, orientasi yang diutarakan jangan sekadar mencari keuntungan.
“Jauh lebih penting tingkatkan kualitas pelayanan, utamakan keselamatan pasien,” demikian Rahmat.
Sumber: antaranews.com