Hospital Management Asia 2018
Reportase Webinar WORKSHOP PENULISAN SKENARIO – Sesi 1 Tantangan pendanaan RS di Indonesia akhir-akhir ini adalah karena sebagian besar RS bergantung pada BPJS, sedangkan BPJS memiliki kendala cash flow. Tantangan lain ada di sisi supply (jumlah dokter spesialis yang masih kurang dan penyebarannya yang tidak merata) serta isu-isu spesifik misalnya bentuk kelembagaan RS daerah. Atau mengapa di wilayah timur Indonesia seorang Dokter Layanan Primer (DLP) tidak diberikan skill dan kewenangan untuk melakukan sectio caesaria, padahal di daerah tersebut tidak ada dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dan untuk menjangkau layanan tersebut di RS Rujukan jaraknya sangat jauh. Daerah tersebut tidak akan dapat mengklaim pelayanan SC karena tenaga yang ada disana tidak memiliki skill dan kewenangan, padahal kasusnya banyak. Hal ini disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD selaku narasumber utama workshop ini. Jurnal Open Access: Sebuah Pendekatan untuk Menilai Keselamatan Pasien di Rumah Sakit di Negara Berpenghasilan Rendah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa hingga 1 dari 10 pasien dirugikan oleh insiden buruk di rumah sakit yang tidak terkait langsung dengan perawatan klinis mereka dengan biaya untuk ekonomi kesehatan sekitar $ 6 miliar per tahun. Tingkat dan biaya kerusakan dianggap lebih besar di rumah sakit di negara berkembang. Bukti menunjukkan bahwa hingga satu dari empat operasi katarak di negara berpenghasilan rendah menghasilkan ketajaman visual yang buruk (dibandingkan dengan kurang dari 1% dari operasi di negara berpenghasilan tinggi . Terdapat banyak faktor terjadinya hal ini selain karena adanya praktik keselamatan pasien yang buruk, misalnya; kurangnya protokol, komunikasi staf-pasien yang buruk atau kontrol infeksi yang buruk, dianggap sebagai bagian dari akar penyebab [4] dan perlu ditangani secara sistematis untuk memaksimalkan jumlah pasien yang mencapai hasil klinis yang optimal. Penelitian ini dilakukan di Uganda untuk mengetahui aspek non-teknis dari praktik keselamatan pasien menggunakan observasi non-partisipan di berbagai area klinis Webinar E-Prescribing: Upaya Mengurangi Medication Error Masih banyak permasalahan pelayanan yang dikeluhkan oleh masyarakat di dunia kedokteran Indonesia. Salah satu masalah pelayanan yang muncul adalah pembuatan resep obat dengan menulis tangan. Hal tersebut sering menimbulkan medication error atau kesalahan dalam pengobatan seperti kesalahan dalam mengartikan resep obat, kesalahan menentukan dosis obat, hingga lama antrian dalam pemesanan obat. Permasalahan itu dapat terjadi di rumah sakit, puskesmas, klinik, serta apotek. Webinar ini akan akan diselenggarakan pada bulan September 2018, pukul 09.00 – 11.00 WIB. Lensa Kontak dan Kesehatan Mata Mata adalah aset tubuh kita yang sangat penting. Sebagian orang mengalami gangguan pada mata namun menyembunyikan enggan menggunakan kacamata dan akhirnya menggunakan lensa kontak. Lensa kontak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Lensa kontak berfungsi untuk menambah ketajaman mata dan juga untuk penampilan, khususnya para wanita. Namun apakah mereka memikirkan risiko penggunaan lensa kontak? Pengguna lensa kontak berpotensi terkena bakteri, kuman, dan mikroba lainnya. Namun bukan berarti lensa kontak tidak boleh digunakan. Lensa kontak tetap bisa digunakan akan tetapi berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Webinar Implementasi Lean Management di Rumah Sakit Lean adalah metodologi perbaikan proses untuk memberikan produk dan layanan yang lebih baik, lebih cepat dan dengan biaya yang lebih rendah. Lean adalah pola pikir, metode untuk melibatkan dokter, perawat, para staf untuk mengelola pekerjaan mereka agar lebih mudah, lebih lancar, lebih cepat dan lebih safety. Mengimplementasikan Lean pada akhirnya akan merampingkan proses, meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan. TOR Formulir Pendaftaran Leaflet |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Reportase: Webinar SMARThealth, involving volunteers in CVD management in rural areas, a longitudinal study of 18000 villagers |
|
Jenis Akad di Rumah Sakit Syariah |
Agenda Hospital Management 2018
Hari/Tanggal : Rabu/12 September 2018
13.00 – 14.00 : Registrasi
14.00 – 17.00 : Productivity and Healthcare: Improving Productivity Through People
Mr. Mike Podolinsky
Chief Executive Officer, Podolinsky Ltd. (Singapore)
Bagaimana meningkatkan produktivitas di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan dengan berfokus pada SDM yang dimiliki. Peningkatan produktivitas yang optimal dapat dicapai dengan perencanaan untuk mengembangkan SDM, memutus hambatan, dan memberikan ruang kerja yang nyaman hingga menimbulkan suasana “kekeluargaan”.
18.00 – 19.00 : Power Dinner (VIP Gathering for Speakers, Moderators, and key HMA Partners) (*by Invite Only)
Hari/Tanggal : Kamis/13 September 2018
7.00 – 8.45 : Registrasi
8.45 – 9.25 : Opening Ceremony
9.25 – 9.45 : Plenary I
Are we Overbuilding?
Ms. Paula Wilson
President & CEO, Joint Commission International (USA)
Perencanaan merupakan aspek penting. Ketika kelompok rumah sakit, sistem kesehatan, pemerintah, dan lainnya berkeinginan untuk membangun fasilitas pelayanan kesehatan yang baru, mereka mempunyai pertimbangan untuk mempertemukan kebutuhan pelayanan akan keehatan di masa depan. Bagaimanapun atas segala perubahan tersebut, apakah kita membangun terlalu berlebihan?
9.45 – 10.05 : Plenary II
Digitalizing Healthcare: Medical devices, AI, and big data
Mr. Michael Retermann
Chief Operating Officer, Siemens Healthineers Managing Board
Dengan adanya peningkatan kebutuhan obat berbasis bukti, digitalisasi dalam pelayanan kesehatan penting untuk dipersiapkan untuk masa depan
10.05 – 10.25 : Plenary III
Value-Based Healthcare Delivery and Pricing – restructuring health care systems around the globe with the overarching goal of value for patients
Dr. Keith Lim
Group Chief Value Officer, Value Driven Outcome Office, National University Health System (Singapore)
Pelayanan kesehatan berbasis nilai merupakan kunci perkembangan dalam menganggapi perubahan pembiayaan di pelayanan rumah sakit dimana dokter dan rumah sakit dibayar berdasar hasil ksehatan pasien. Sesi ini akan dibahas tentang penciptaan nilai dalam pelayanan, bagaimana nilai dijelaskan, dan mentransformasi keluaran dan biaya untuk setiap pasien.
10.25 – 10.45 : Plenary IV
Positioning Asia as the hub for medical tourism
Assoc. Prof. Somsak Chaovisitsaree
M.D., Chief Executive Officer / Medical Director, Bumrungrad International Hospital (Thailand)
Sesi ini berkaitan dengan bagaimana posisi dan daya saing di tingkat region.
10.45 – 11.30 : Networking Break (Coffee at the Expo Hall)
11.00 – 11.15 : Tech Talk by Wolters Kluwer
Special Interest Session A
(11.30 – 13.00)
Lotus 7 : Hospital Investment Forum
Mr. Vishal Bali,
Asia Head – Healthcare, TPG Growth (India)
Diskusi panel yang berfokus pada beberapa cara rumah sakit untuk memiliki keberlanjutan secara financial
Forum A : The rise of healthcare sector in the region
1. Budiraharjo Legowo, Chief Finance Officer, Siloam Hospital Group (Indonesia)
2. Truong Vinh Long, Healthcare Managing Director, Hoa Lam Corporation (Vietnam)
3. Norzifiah Abdul Aziz, Chief Finance Officer, Ramsey Sime Darby Health Care (Malaysia)
Membahas perkembangan dan ekspansi dari berbagai kelompok pelayanan kesehatan di Asia Pasiffi dan bagaimana bisnis mereka dapat berkembang di wilayahnya.
Forum B : Driving growth: Investing & funding of healthcare & hospitals in AP
1. Vishal Bali, Asia Head – Healthcare, TPG Growth (India)
2. Hareesh Nair, Managing Director, Fosun Healthcare Holdings, Asia Pacific
3. Alexandre Fernandes de Oliveira, Chief Investment Officer, International Finance Corporation (Hong Kong)
Mengidentifikasi perkembangan pelayanan kesehatan, pilihan sumber keuangan, penyandang dana yang dapat berinvestasi, serta peran pemerintah sebagai modal eksternal.
Forum C : Leveraging healthcare partnerships, joint ventures, & co-branding
Mr. Vishal Bali, Asia Head – Healthcare, TPG Growth (India)
Lotus 5 & 6 : Safety, quality, & accreditation
Beberapa topik yang akan dibahas mengenai alat dalam meningkatkan keamanan pasien, menyediakan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik, dan terakrediasi sebagai standar dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan oleh rumah sakit.
A1. How facilities design affect patient safety and quality
1. Rene Domingo, Professor, Asian Institute of Management (Philippines)
2. Paul Chang, Vice President of Accreditation, Standards and Measurement, Joint Commission International (USA)
3. Seang Teak Tan, Group Chief Operating Officer, Hoan My Medical Corporation (Vietnam)
Lotus 3 & 4 : Healthcare 4.0
Diskusi berkaitan dengan inovasi terbaru untuk meningkatkan kinerja manajemen rumah sakit. Salah satu topik yang akan dibicarakan adalah bagaimana rumahsakit bertransformasi untuk kebutuhan masa depan.
A2. Big data, robotics and AI in the healthcare sector and how it improves hospital service and quality of care
1. Timothy Low, Board Director, Farrer Park Hospital (Singapore)
2. Junichi Taguchi, Chief Medical Director, Tokyo Midtown Clinic / Director, Center for Advanced Medical Science and Technology at
Tokyo Midtown (Japan)
3. Tada Tomohiro, Professor, Department of Surgical Oncology, University of Tokyo / Director, The Institute of Gastroenterology &
Proctology (Japan)
Lotus 1 & 2 : Talent management
Diskusi meliputi strategi – strategi untuk menarik dan melatih tenaga ahli serta mempersiapkan pemimpin di masa depan.
A3. Winning the war for healthcare talent strategies to attract and keep talent
1. Mike Podolinsky, Chief Executive Officer,Podolinsky Ltd. (Singapore)
2. Tullawat Pacharapha, Chief Operating Officer, Vejthani Hospital (Thailand)
Lotus 12 : Patient care & engagement
Diskusi akan berfokus pada EQ rumah sakit. Mendesain program pengalaman pasien untuk meningkatkan pelayanan pada pasien dan meningkatkan loyalitas pasien.
A4. Building your hospital brand and patient loyalty through excellent patient care and engagement
1. Girdhar Gyani, Director General, Association of Healthcare Providers India
2. Jason Wolf, President, The Beryl Institute (USA)
Special Interest Sessions B
(14.30 – 16.00)
Lotus 7 : JCI CEO Forum: Integrated care: Is your hospital future-ready?
1. Phua Tien Beng, Chief Executive Officer, Singapore Operations Division, Parkway Pantai Limited (Singapore)
2. Mohamed Ali Karkoukli, Acting GroupChief Total Quality Officer, Corporate Total Quality Division, Abu Dhabi Health Services Company – SEHA (UAE)
3. Poramaporn Prasarttong-Osoth, Chief Operating Officer, Bangkok Dusit Medical Services / CEO Group 1, Bangkok Hospital / Board of Director, Bangkok Dusit Medical Services PCL (Thailand)
4. Assoc Prof. Visit Vamvanij, Director, Siriraj Hospital (Thailand)
Salah satu fitur dari rumah sakit masa depan adalah pelayanan yang terintegrasi, menyediakan pelayanan tidak hanya di rumah sakit namun juga di komunitas.
Lotus 3 & 4 : Safety, quality, & accreditation
B1. Creating cost effective care while ensuring quality service and patient safety
1. Sandhya Mujumdar, Deputy Director, Medical Affairs, National University Hospital (Singapore)
2. Thomas Joseph Schaefer, Group Chief Quality & Medical Affairs Officer, Hoan MyMedical Corporation (Vietnam)
Diskusi akan berkaitan tentang apakah yang dimaksud perawatan yang berpusat pada pasien, apakah kualitas akan meningkatkan biaya, dan bagaimana memprioritaskan kualitas dan keluaran dengan memanfaatkan waktu dan uang untuk hasil yang maksimum.
Lotus 12 : Healthcare 4.0
B2. Implementing EHR/EMR in Asia: challenges and opportunities
1. Hing-Loi Hui, Chief Systems Manager, Hong Kong Hospital Authority (Hong Kong)
2. Brett C. Medel, Group Chief Information Officer, The Medical City (Philippines)
Diskusi akan melihat bagaimana region dapat mengadopsi dan mengimplementasikan EHR/EMR dalam organisasi mereka, melihat alternatif dari tingginya biaya pada teknologi, dan mengidentifikasi tujuan pengukuran interoperabilitas dan implementasi solusi yang efektif.
Lotus 5 & 6 : Talent management
B3. How to build an effective team and culture among doctors, junior residents, nurses, and allied health workers
1. Benedict Stanberry, Principal, IHLM (UK)
2. Merle L. Salvani, President, Philippine Nurses Association (Philippines)
3. Sallyanne English, Worldwide Senior Industry Solutions Manager – Healthcare,Microsoft (Australia)
Mengidentifikasi seorang yang unggul dari berbagai divisi, strategi yang diterapkan dalam kelompok staf rumah sakit, berbagai training dan kegiatan yang berfokus pada komunikasi efektif sebuah kelompok, dan implementasi budaya terbuka dan memberi dan memproses setiap feebcak.
Lotus 1 & 2 : Patient care & engagement
B4. How to build a hospital which improves the patient and caregivers’ experience
1. Nick Robinson, Director, VK Architects &Engineers, Asia Pacific
Dr. Vibash Wijeratne, Medical Director,Ninewells Hospital (Sri Lanka)
2. Paul Barach, Clinical Professor, WayneState University School of Medicine (USA)
Diskusi akan berkaitan dengan analisis biaya dan manfaat sebelum dan sesudah pengembangan, pelibatan berbagai divisi dan pasien dalam gambaran pengembangan fasilitas, menarik pasien dengan inovasi dan mendesain rumah sakit luar biasa.
16.00 – 16.30 : Networking Break
16.00 – 16.30 : Launch and beer reception
Special Interest Session C
( 16.30 – 18.00)
Lotus 7 : Value Creation Forum
1. Eric Finkelstein, PH.D, M.H.A, Professor of Health Services and Systems Research, Duke-NUS Medical School / Executive Director, Lien Centre for Palliative Care (Singapore)
2. Kantaporn Harnphanich, Chief Marketing Officer, Bangkok Chain Hospital (Thailand)
Bagaimana mengimplementasikan tantangan dalam pelayanan kesehatan berbasis nilai. Mendefinisikan nilai dari sudut pandang pasien dan rumah sakit, dan bagaimana pelayanan kesehatan berbasis nilai akan merubah pelayanan di rumah sakit.
Lotus 5 & 6 : Safety, quality, & accreditation
C1. How to reduce medical errors: nurses and doctors perspective
1. Quek Swee Chye, Chairman, Medical Board, National University Hospital (Singapore)
2. Amitabh Saxena, Chief Executive Officer, Anexas (India)
Bagaimana membuat standar prosedur dan kebijakan seperti Six Sigma, apakah pekerjaan yang berlebihan menyebabkan terjadinya eror, dan penggunaan teknologi dan sofware sebagai tambahan sistem.
Lotus 12 : Healthcare 4.0
C2. Becoming a smart hospital: Why and how
1. A. Heri Iswanto, Deputy Dean of Academics, Faculty of Health Science, University of Pembangunan Nasional “VETERAN” Jakarta (Indonesia)
2. Paul Barach, Clinical Professor, Wayne State University School of Medicine (USA)
Mendefinisikan bagaimana smart hospital dan bagaimana rumah sakit dapat mengadopsinya, tantangan serta manfaat dari smart hospital, dan pentingnya faktor sumber daya manusia dalam mendesain smart hospital di masa depan.
Lotus 3 & 4 : Talent management
C3. How to learn effective communication and teamwork to improve service
1. Laksono Trisnantoro, Lecturer and Researcher, Gadjah Mada University(Indonesia)
2. Richard Lirio, Chief Operating Officer,Tagaytay Medical Center (Philippines)
Membina komunikasi terbuka di dalam sebuah team serta penggunaan perangkat online serta berbagai jenis program untuk peningkatan efisiensi dan produktivitas.
Lotus 1 & 2 : Patient care & engagement
C4. How to provide premium care and keep a sustainable way for the hospital
1. Karin Jay, Vice President, Global Services, Planetree
2. Kittinan Anakamanee, Chief Executive Officer, The Healthcare Accreditation Institute (Thailand)
Membantu perawat ddan staf medis dalam menyediakan pelayanan premium pada pasien dan manajemen rumah sakit yang berkelanjutan.
18.00 – 19.30 : Welcome Reception and Fellowship Night
“Celebrating Amazing Thailand”
Hari/Tanggal : Jumat/14 September 2018
9.00 – 9.05 : Flag Exchange Ceremony
9.05 – 9.45 : Plenary V (Panel Discussion)
Preparing for a hospital without walls: learning from the e-commerce retail takeover
1. Chamaree Chuapetcharasopon, Chief Operating Officer, CP Medical Center (Thailand)
2. Budiraharjo Legowo, Chief Finance Officer, Siloam Hospital Group (Indonesia)
3. Datuk Dr. Kuljit Singh, Medical Director, Prince Court Medical Centre (Malaysia)
Diskusi berkaitan dengan transformasi digital untuk rumah sakit masa depan, melihat trend terbaru dalam pelayanan kesehatan, dan evolusi peran rumah sakit dan bagaimana dapat menuju e-health.
9.45 – 10.15 : Plenary VI
Aging Countries: What we have to do to be well prepared?
1. Bunloo Siriphanich, President of the Board, Mahachai Hospital Group / President, Foundation of Thai Gerontology Research and Development Institute (Thailand)
2. Orapitchaya Krairat, Pediatric Ramathibodi Hospital Mahidol (Thailand)
10.15 – 10.45 : Plenary VII
Debate Forum Technology VS Touch – What defines better care
1. “Touch” Panel
Mr. Bhavdeep Singh, Chief Executive Officer,Fortis Healthcare (India)
2. “Technology” Panel
Dr. Mohamed Hamdy, Group Chief Operational Office, Al Salama Hospital (UAE)
10.45 – 11.00 : Benefits of creating an ASEAN Private Hospitals Association
Dr. Surapong Ambhanwong, Adviser, The Private Hospitals Association of Thailand
11.00 – 11.30 : Networking Break
11.15 – 11.30 : Tech Talk by IHLM
Special Interest Session D
(11.30 – 13.00)
Lotus 7 : HF Senior Management Symposium
Bagaimana meningkatkan ketahanan rumah sakit; solusi dalam menghadapi ancaman dan memastikan segala kegiatan yang berkelanjutan
Chairperson: Dr. Eric de Roodenbeke, Chief Executive Officer, International Hospital Federation (Switzerland)
Speaker
1. Erin Downey, Adviser – Health Unit, Health Care in Danger,International Committee of the Red Cross (Switzerland)
2. Dr Koichi Tanigawa, MD, PHD, Vice President, Fukushima Medical University / Director, Fukushima Global Medical Science Center (Japan)
3. Hamidreza Khankeh, Professor,University of Social Welfare and Rehabilitation Sciences / Affiliated Professor, Department of
Clinical Science and Education, Karolinska Institute (Sweden)
Lotus 5 & 6 : Safety, quality, & accreditation
D1. What is a patient safety culture and challenges in creating one
1. Kaushik Banerjea, Director Medical Services, Portland District Health (Australia)
2. Arif Mahmud, Director Medical Services, Apollo Hospitals Dhaka (Bangladesh)
3. Thomas Kozlowski, Principal Consultant,Joint Commission International (USA)
Menjelaskan budaya rumah sakit dan keamanan pasien, menunjukkan budaya terkini rumah sakit dan tantangan yang sedang dihadapi untuk memastikan keamanan pasien, dan transformasi budaya rumah sakit serta efeknya pada keamanan pasien dan pelayanan rumah sakit itu sendiri.
Lotus 3 & 4 : Healthcare 4.0
D2. Integrating human touch and innovation
1. Bhavdeep Singh, Chief Executive Officer,Fortis Healthcare (India)
2. Surangkana Techapaitoon, Deputy Chief Executive Officer, Samitivej and BNH Group of Hospitals / Hospital Director, Samitivej
Children’s Hospital (Thailand)
3. Dr. Nasronudin, Dr., SpPD., KPTI., FINASIM, President, Indonesian State University Hospital Association / Director, Universitas Airlangga Hospital (Indonesia)
Mengetahui kapan teknologi dikatakan berlebihan, meninjau lebih jauh hubungan terkini antara dokter dan pasien di Asia, serta mendiskusikan tentang dokter/pasien menuju 2025.
Lotus 12 : Patient care & engagement
D4. Continuous engagement with the community through social media platforms
1. Benedict Stanberry, Principal, IHLM (UK)
2. Dilshaad Ali Abas, Group CEO, Avivo Group of Hospitals (UAE)
Bagaimana melatih dan mempersiapkan staf rumah sakit, merekrut dan mengajak CEO untuk masuk dalam industri pelayanan kesehatan, serta mempersiapkan peran CEO yang berdampak pada ekspansi operasional dan pertumbuhan rumah sakit.
13.00 -14.30 : Luch Break
13.30 – 13.45 : Tech Talk by Orion Health
14.00 – 14.15 : Tech Talk by NTT Communications
Special Interest Session E
(14.30 – 16.00)
Lotus 7 : ASEAN Harmonization Forum – the how and its impact
Chairperson: Dr. Yash Paul Bhatia, Managing Director, Astron Hospital &
Healthcare Consultants & Astron Institute of Social Sciences, India
Speakers:
1. Tonang Dwi Ardyanto. Vice Director, Medical Services, Education and Research, Sebelas Maret University Hospital (Indonesia)
2. Dilshaad Ali Abas, Group CEO, Avivo Group of Hospitals (UAE)
Diskusi akan menjelaskan bagaimana pelayanan kesehatan dapat diintegrasikan di lingkup ASEAN, meninjau manfaat dan tantangan integrasi pelayanan di ASEAN, peralatan dan model yang dapat digunakan untuk harmonisasi pelayanan kesehatan, serta asuransi dalam pelayanan kesehatan dan dampaknya pada komunitas ASEAN
Lotus 3 & 4 : Safety, quality, & accreditation
E1. How accreditation can impact commercial outcomes
Dr. Paul Chang, Vice President of Accreditation, Standards and Measurement, Joint Commission International (USA)
Melihat tantangan dan manfaat dari akreditasi pelayanan yang diberikan, bagaimana rumah sakit mempersiapkan untuk akreditasi dan menunjukkan sebagai rumah sakit yang telah siap diakreditasi, serta menjelaskan pilihan akreditasi untuk peningkatan pelayanan rumah sakit.
Lotus 5 & 6 : Healthcare 4.0
E2. Getting ready for an integrated health system to prevent sickness and promote wellness
1. Hiroshi Takenaka, President, Kyoto Prefectural University of Medicine (Japan)
2. Dr Dirk F. de Korne, Deputy Director,Medical Innovation & Care Transformation, KK Women’s and Children’s Hospital / Adjunct Assistant Professor, Health Services & SystemsResearch, SingHealth Duke-NUS Academic Medical Centre (Singapore)
3. Laila Al Jassmi, CEO and Founder, Health Beyond Borders (UAE)
Integrasi sistem kesehtan terkini yang diimplementasikan di ASIA serta bagaimana mengintegrasikan sistem kesehtan lebih sistematik
Lotus 1 & 2 : Talent management
E3. Motivating employees to increase patient satisfaction
1. Anupam Sibal, Group Medical Director,Apollo Hospitals Group (India)
2. Made Indra Wijaya, M.H.A., Hospital Director, Bali International Medical Centre Hospital (Indonesia)
3. Thomas Kozlowski, Principal Consultant, Joint Commission International (USA)
Bagaimana pentingnya membangun budaya rumah sakit yang menjaga para karyawannya, serta strategi – strategi yang dapat digunakan untuk menjaga motivasi para karyawan, serta menggunakan teknologi dan inovasi sebagai alat untuk mempermudah pekerjaan
Lotus 12 : Patient care & engagement
E4. Preparing for elderly care
1. Mohamed Hamdy, Group Chief Operational Office, Al Salama Hospital (UAE)
2. Rustico Jimenez, President, Private Hospitals Association of the Philippines, Inc.
Diskusi akan berkaitan dengan bagaimana teknologi dan inovasi dapat berdampak pada pelayanan rumah sakit dan pengalaman bagi pasien serta alat dan metode yang dapat diadopsi rumah sakit dalam mempersiapkan pelayanan
16.00 – 16.30 : Networking Break
16.30 – 17.30 : Featured Forum
A take on the medico-legal aspect of the healthcare industry
Chairperson: Dr. Huberto Lapuz, President,Philippine Hospital Association (Philippines)
Speakers:
1. Leo Olarte, MD, Professor of Law &Medicine, Far Eastern University Institute of Medical / Adventist University of the Philippines & University of the East College of Law / Medical Director, Calbayog Adventist Hospital (Philippines)
2. Paul Barach, Clinical Professor, Wayne State University School of Medicine (USA)
16.30 – 17.30 : Featured Roundtable (by invite only)
1. Anurag Bhargava, Marketing Director, Abbott, Asia Pacific
2. Pankaj Khater, Marketing Manager, Abbott, Asia Pacific
Best Practice Presentation
(16.30 – 17.45)
Lotus 1 & 2 :
Patient Safety Projects:
16.30 – 16.45 : Reducing Hospital Acquired MRSA Nosocomial Infection: – A Patient’s Safety Initiative by KK Women’s and Children’s Hospital (Singapore)
16.45 – 17.00 : Evidence to Practice-We are a Family centered Neonatal care unit by Medcare Women & Children Hospital (UAE)
17.00 – 17.15 : Every Voice Matters, Speak Up for Safety and Make It Safe to Speak by KK Women’s and Children’s Hospital (Singapore)
Community Involvement Project:
17.15-17.30 : Conflict to Connect; Heart to Heart by Bangkok Hatyai Hospital (Thailand)
Talent Development Project
17.30 – 17.45 : Simple Move to Improve creation of one team for one goal-(Speak the same language and think the same thinking by Aster-Sanad Hospital (Saudi Arabia)
Lotus 3 & 4
Community Involvement Projects:
16.30 – 16.45 : Reducing Health Inequility and Improving Health Statusby Myat Taw Win Hospital (Myanmar)
16.45 – 17.00 : Improving patient satisfaction index using combined service excellence programme and IHIvvirtual breakthrough series collaborative by BIMC Hospital – Siloam Hospitals (Indonesia)
Cost Reduction Projects:
17.00 – 17.15 : Project War On Waste (WOW) by Appollo Hospitals Group (India)
17.15 – 17.30 : The Padraig Harrington Renewable Energy System by The Handa Foundation (Cambodia)
Customer Service Projects:
17.30 – 17.45 : To improve the hematological and oncological inpatient children’s medical experience by the ward caring school by Pediatric Hematology Department, Wuhan Union Hospital of China
Lotus 11
Hospital CEO of the Year Projects
16.30 – 16.45 : Eight-dimensional space model, a golden key for the core competitiveness enhancement of hospital by Affiliated Hospital of Chifeng University
(China)
16.45 – 17.00 : The Outstanding Director Of Universitas Airlangga Teaching Hospital: Transforming Hospital Governance Towards The Vision by Teaching Hospital of Airlangga University (Indonesia)
Innovations in Healthcare Technology Project
17.00 – 17.15 : Automated Hand Hygiene Notification Machine Learning System by KK Women’s and Children’s Hospital (Singapore)
Most Improved Thai Hospital Project
17.15 – 17.30 : Samitivej ; Hospital of Choice by Samitivej Hospital (Thailand)
Mobile and online services Project
17.30 – 17.45 : Telehealth for Speech Language Therapy Service by KK Women’s and Children’s Hospital (Singapore)
Lotus 12
Facility Management and Financial Improvement Projects
16.30 – 16.45 : Medical Gas Safety Management In Hanh Phuc International Hospital by Hanh Phuc International Hospital (Vietnam)
16.45 – 17.00 : Clean up for Patient Safety by KK Women’s and Children’s Hospital (Singapore)
17.00 – 17.15 : NHG 1-Health’s Improvement Journey by Tan Tock Seng Hospital (Singapore)
Nursing Excellence
17.15 – 17.30 : Reducing Medication Administration Error Focusing on Compliance to Medication Administration Protocol by ParkCity Medical Centre (Malaysia
17.30 – 17.45 : Nurses at the Forefront of Patient Experience: A Multi-Modal Approach in Improving Nursing Service by Asian Hospital and Medical Center
(Philippines)
Hari/Tanggal : Sabtu/ 15 September 2018
8.30 – 9.00 : Meet-up at Ground Floor Lobby, Bangkok Convention Centre (30-minutes travel time)
9.00 – 11.30 : Hospital Tour Visits:
i. Bangkok Hospital
ii. Bumrungrad International Hospital
iii. World Medical Hospital
11.30 – 12.00 : Delegates head back to Centara Grand
RSUD Gelar Audit Maternal Neonatal
KUALA KAPUAS – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas mengadakan kegiatan Audit Maternal Neonatal (AMN) yang dipimpin langsung oleh Plt Direktur RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, dr Agus Waluyo MM. Kegiatan ini digelar beberapa waktu lalu yang bertempat di rumah sakit tersebut.
Pada kesempatan itu dr Agus menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mendukung program nasional terkait dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit.
“Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung program nasional sesuai dengan Standar Akreditasi Rumah Sakit, yaitu untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan instansi atau unit pelayanan kesehatan terkait dinas kesehatan, puskesmas, dan bidan – bidan koordinator yang melayani masyarakat terutama di Kabupaten Kapuas,” paparnya, beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, dalam kegiatan itu juga bertujuan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Kapuas dalam hal kesehatan.
“Kegiatan ini sebagaimana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada warga yang ada di Kabupaten Kapuas ini, terutama yang ingin berobat ke rumah sakit ini,” terang Agus.
Lebih lanjut ia juga menerangkan, terlaksananya kolaborasi dan kerja sama antara instansi atau Unit Pelayanan Kesehatan terkait dinas kesehatan, puskesmas dan lainnya.
“Bersama para bidan koordinator yang melayani masyarakat di Kabupaten Kapuas tersebut juga untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta peningkatan kesehatan ibu dan bayi,”pungkas Agus Waluyo.
Sementara itu, kegiatan itu diisi langsung dengan presentasi kasus maternal dari Puskesmas Barimba, yang membahas mengenai Hemorrhagic Post Partum (HPP). Kemudian ada presentasi kasus Neonatal oleh Puskesmas Basarang terkait Inversio Uteri, dan presentasi Kasus Neonatal oleh Puskesmas Sei Tatas yang menerangkan mengenai kejadian berat badan lahir rendah atau biasa disebut BBLR. (rm-92/gus)
Sumber: prokal.co
RSUD Ngipang Jadi Tempat Magang
SOLO – Pemkot Surakarta berencana menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang sebagai lokasi magang, bagi para tenaga medis yang akan ditempatkan di RSUD Semanggi.
Saat ini perekrutan tenaga kesehatan RSUD Semanggi itu tengah disiapkan pemkot. “Kami sudah berkomunikasi dengan pengelola RSUD Ngipang. Jadi nantinya tenaga medis yang direkrut untuk RSUD Semanggi akan ditempatkan untuk sementara waktu di sana. Jadi biar nggak kaget kalau bertugas di tempat yang sebenarnya,” ungkap Wali Kota FX Hadi Rudyatmo, kemarin.
Menurut Wali Kota yang biasa disapa Rudy ini, pemkot ingin agar seluruh tenaga medis yang bertugas di RSUD Semanggi memiliki kemampuan yang mumpuni. Karena itulah program magang di RSUD Ngipang dinilainya perlu.
“Kira-kira magangnya selama tiga hingga lima bulan. Mereka bisa membantu tenaga medis dan pengelola RSUD Ngipang dulu, sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.” Saat ini pembangunan RSUD Semanggi masih dikebut kontraktor rekanan pemkot. Rudy optimistis RSUD senilai Rp 192 miliar itu bisa selesai dibangun pada awal tahun depan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Siti Wahyuningsih menjelaskan, jumlah peserta magang karyawan RSUD Semanggi itu akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga medis di RSUD Ngipang.
Ini dilakukan agar jumlah tenaga kesehatan yang magang di RSUD Ngipang tidak melebihi kebutuhan. “Jika terlalu banyak tenaga, justru kinerja tenaga kesehatan yang sudah ada di Ngipang bisa terganggu dan berdampak kepada pelayanan rumah sakit.”
Hingga kini rencana rekrutmen tenaga medis RSUD Semanggi masih dimatangkan bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Siti mengakui, idealnya program magang itu dimulai tahun ini. Namun ia tidak menampik kemungkinan jika magang dimulai maksimal awal tahun depan. “Kalau DKK inginnya mengajukan kuota pegawai sesuai kebutuhan di lapangan.
Tetapi kami juga harus menyesuaikan ketersediaan anggaran. Jadi nantinya jumlah pegawai yang akan direkrut menjadi kewenangan Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD),” papar dia. (H73-21)
Sumber: suaramerdeka.com
Manajemen RSUD Rohul Targetkan Raih Predikat Akreditasi pada Bulan November
PASIRPANGARAIAN – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rokan Hulu (Rohul) menargetkan meraih predikat akreditasi pada bulan November 2018.
Untuk itu, manajemen terus berbenah dalam upaya meningkatkan pelayanan dan percepatan akreditasi, karena akreditasi rumah sakit sangat penting diraih sebagai bentuk pengakuan yang diberikan kepada RSUD Rohul oleh pemerintah karena rumah sakit telah memenuhi standar yang ditentukan.
Sebagai upaya untuk percepatan akreditasi, Manajemen RSUD Rohul telah melakukan terobosan mulai dari perbaikan tata kelola manajemen dan keuangan RSUD, Peningkatan mutu pelayanan dan peningkatan standar keamanan dan ketertiban.
Untuk memenuhi standar mutu pelayanan rumah sakit dan keselamatan pasien, seluruh karyawan RSUD Rohul mendapat bimbingan akreditasi SNARS (Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit) dari Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Pusat.
Direktur RSUD Rohul dr Novil Raykel, menjelaskan seluruh karyawan RSUD Rohul telah mengikuti bimbingan SNARS sebagai narasumbernya dari KARS yaitu DR dr. Sutoto, M. Kes.
Novil mengungkapkan, dasar hukum pelaksanaan Akreditasi di rumah sakit sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dan Permenkes 1144/ Menkes/ Per/ VIII/ 2010 tentang organisasi dan tata kerja kementerian kesehatan dan Permenkes No. 12 tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit.
“Jadi tujuan dilakukannya Akreditasi ini untuk peningkatan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan tata kelola keuangan. Jika tidak terakreditasi pada bulan Desember, kita tidak bisa melayani pasien BPJS per Januari 2019, jadi ini juga menyangkut marwah Pemkab, karena pasien kita BPJS yang banyak,” katanya, Minggu (9/9/2018).
Ia menambahakan, Akreditasi ini merupakan menstadarisasi mutu pelayanan, diakui Novil ketika ditanya mitra kerjanya di DPRD Rohul, apa yang sudah dilakukan RSUD Rohul, Novil menjawab RSUD Rohul saat ini fokus untuk meraih Akreditasi. Karena akreditasi itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan.
“Akreditasi itu semuanya dinilai, mulai dari pasien masuk sampai pulang, cuci tangan sampai bersih, ini terdiri dari 15 Pokja, itu ada penilaiannya. Akreditasi ini lebih penting dari WTP, kalau WTP bisa melalui negosiasi, kalau akreditasi tidak. Akreditasi itu yang susah menggerakan dan membangun komitmen, apakah orang ini mau berubah atau tidak dan menggerak Spesialisnya,” imbuhnya.
Novil menerangkan, dalam mengikuti bimbingan akreditasi, kelompok manajemen, keperawatan dan medis mendapat bimbingan yang berasal dari Lembaga Independen pelaksana akreditasi Rumah Sakit yaitu KARS Pusat.
Diakuinya, dari bimbingan terakhir ini, untuk narasumbernya langsung dihandle oleh DR dr. Sutoto, M. Kes, materi dari SNARS Ed 1 yaitu, Kelompok Standar Pelayanan Berfokus Pada Pasien, Kelompok Standar Manajemen RS, Sasaran Keselamatan Pasien, Program Nasional, Integrasi Pendidikan Kesehatan Dalam Pelayanan.
Diterangkannya, setelah melaksanakan SNARS ED 1 akan mengalami perubahan dari Akses Pelayanan dan Kontinuitas (APK) menjadi Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK). Pelayanan Pasien (PP) menjadi Pelayanan Asuhan Pasien (PAP), Manajemen Penggunaan Obat (MPO) menjadi Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO).
Kemudian, Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK) menuju Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE), dimana beberapa standar dari Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) standar versi 2012 yang terkait dengan komunikasi, dijadikan satu di Manajemen Komunikasi dan Edukasi ini. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP) menuju Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS).
Sementara itu, jelasnya, dari Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) menjadi Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS), Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) menjadi Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM), Sasaran Milenium Development Goals (SMDGs) menjadi Program Nasional.
“Semua itu terdiri dari, Program Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Program Menurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS. Program Menurunkan Angka Kesakitan TB, Penyelenggaraan Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) serta Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri,” pungkasnya. (*)
Sumber: tribunnews.com
Sederet Masalah Ini Sambut Direktur Baru RSUD Lamaddukkelleng Wajo
TEMPE – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lamaddukkelleng Kabupaten Wajo kini dipimpin direktur baru, dr Andi Sari Dwi Kartini.
Dia dilantik Bupati Wajo yang juga mertuanya, Andi Burhanuddin Unru kemarin, Rabu (5/9/2018).
Sederet masalah di RSUD Lamaddukkelleng menanti untuk dituntaskan.
Di antaranya adalah akreditasi.
BPJS tidak akan menanggung biaya pengobatan pasien di RSUD tersebut jika belum terakreditasi hingga Januari 2019.
Akreditasi RSUD tersebut kedaluarsa sejak tahun 2014, saat masih dipimpin dr Baso Rahmanuddin.
Selain itu, beberapa waktu lalu keluarga pasien mengeluh karena tak ada dokter yang berjaga saat akhir pekan.
Ketua Komisi IV DPRD Wajo Hj Husniaty Husain berharap, direktur baru bisa menyelesaikan masalah-masalah di RSUD yang berada di Jl Kartika Chandra Kirana, Sengkang itu.
“Direktur baru, semangat baru, harapan baru, dan harus bisa menjadikan manajemen RSUD Lamaddukkelleng Wajo jauh lebih baik,” kata Husny, Kamis (6/9/2018).
Andi Sari yang juga mantan Kepala Puskesmas Tempe itu menggantikan dr Nur Tangsi yang sebelumnya berstatus sebagai Plt Direktur.
Sumber: tribunnews.com
RSUD Bukittinggi Resmi Dibangun untuk Beri Pelayanan Maksimal kepada Masyarakat
BUKITTINGGI – Pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatera Barat resmi mendirikan RSUD Bukittinggi senilai Rp102 miliar diatas 3,4 hektar di lokasi pembangunan, Gulai Bancah Jalan Bypass, Kamis (6/9/2018) dengan melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan. Kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh Wali Kota Bukit Tinggi, Wakil Wali Kota Bukit Tinggi, dihadiri unsur Forkopimda.
RSUD tersebut merupakan impian pemerintah serta masyarakat Bukittinggi. Pembangunan RSUD tersebut dibangun di atas lahan eks Pusido yang merupakan hibah dari pemerintah pusat. Luas lokasi RSUD tersebut 3,4 hektar dan rencananya satu hektarnya akan dibangun untuk rumah sakit yang dikonsep dengan bangunan enam lantai.
Assisten II Setdako, Ismail Johar, selaku Plh Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, menjelaskan, pembangunan RSUD Bukittinggi menggunakan murni dana APBD Bukittinggi sebesar Rp 102 miliar lebih, dengan sistem multiyears, tahun 2018, 2019 dan 2020. RSUD Bukittinggi akan dibangun sebagai rumah sakit type C, dengan 90 tempat tidur.
RSUD dibanguan di atas lahan seluas 3.4 Ha dengan 3 gedung utama. Gedung A dibangun 2 lantai, IGD dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), Gedung B dibangun 2 lantai untuk rawat jalan dan rehab medik serta Gedung C dibangun 6 lantai untuk rawat inap, radiologi, ruang operasi dan penunjang lainnya.
“Pekerjaan pembangunan RSUD Bukittinggi ini telah dimulai sejak 7 Agustus 2018 lalu dan ditargetkan selesai pada 28 Mei 2020 mendatang. Ada 4 spesialis yang disiapkan, yakni spesialis kebidanan atau kandungan, spesialis anak, spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah,” jelasnya.
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengungkapkan, peletakan batu pertama RSUD Bukittinggi ini, menjadi bukti nyata telah dimulainya pembangunan RSUD yang sempat diragukan oleh masyarakat. RSUD Bukittinggi dibangun untuk mendukung dan merealisasikan RPJMD kota Bukittinggi 2016-2021, di mana Bukittinggi merupakan tujuan kesehatan dan selama ini Bukittinggi belum punya rumah sakit milik pemda.
“Pemda tidak bisa ambil kebijakan terhadap lima RS yang ada di Bukittinggi saat ini. Karena tidak satupun milik pemda. Dengan adanya RSUD Bukittinggi ini, tentu dapat diupayakan pelayanan maksimal bagi para pasien nantinya,” ujar Ramlan.
Ramlan menambahkan, RSUD Bukittinggi sangat dibutuhkan untuk peningkatan kesehatan warga kota. Nantinya telah diperintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk membuat strukttur orgnisasi RSUD type C ini. Kedepannya, di RSUD Bukittinggi juga disiapkan 9 poli, sehingga kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan dapat terlayani dengan maksimal.
“Kita ingin di akhir 2019 sudah selesai pekerjaannya. Kualitasnya harus baik. Meskipun type C namun bangunan dibuat dengan type A. Selain rumah sakit, pemko juga akan sediakan mobil ambulance operasional yang siaga untuk menjemput dan antar pasien tanpa biaya,” pungkasnya.
(fid)
Sumber: okezone.com
Ini Penjelasan Direktur RSUD Ruteng Soal Cuci Darah
RUTENG–Direktur BLUD RSUD dr. Ben Mboi Ruteng, dr. Elisabeth F.Adur mengaku ruangan cuci. darah di rumah sakit sudah dilengkapi dengan peralatan yang lengkap.
Oleh karena itu, pihaknya sudah menyiapkan tiga perawat terlatih dan dokter umum serta dokter spesialis penyakit dalam.
“Kelengkapan alat ditunjang SDM sudah kami siapkan. Jadi, kalau ada pasien yang mau cuci darah sudah tidak kesulitan lagi. Selama ini, selalu ke RS Siloam dan Denpasar. Sekarang RSUD Ruteng sudah ada alat cuci darah sehingga bisa membantu pasien cuci darah,” kata dr. Ida, nama panggilan Direktur RSUD Ruteng kepada POS-KUPANG.COM, Rabu (5/9/2018) pagi di Ruteng.
Ia menjelaskan, ke depan akan ada tenaga tambahan yang disiapkan guna melayani pasien di ruangan cuci darah.
Untuk diketahui, Bupati Manggarai, Dr. Deno Kamelus, S.H, M.H telah meresmikan ruangan cuci darah atau hemodialisis di BLUD RSUD dr. Ben Mboi Ruteng, Senin (3/9/2018) siang.
Peresmian diawali dengan ibadat syukur yang dipimpin Romo Ompi, Pr dan dihadiri Forkompimda dan Pimpinan OPD Manggarai.
Ruangan cuci darah yang dibangun berlantai dua ini dalam rangka pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Demikian pantauan POS-KUPANG.COM di RSUD Ruteng, Senin (3/9/2018) siang. Para karyawan rumah sakit dipimpin Direktur RSUD Ruteng, dr. Elisabeth F. Adur juga hadir dalam ibadat dan peresmian ruangan cuci darah.(*)
Sumber: tribunnews.com
Pasien RSUD Cideres Membeludak Setiap Awal Pekan
MAJALENGKA – Pasien rawat jalan di RSUD Cideres membeludak, Senin (3/9). Sedikitnya, 300 pasien sejak pukul 08.00 sudah antre untuk mendapatkan pelayanan pengobatan dari dokter di rumah sakit milik Pemkab Majalengka yang berada di Desa Bojong Cideres, Kecamatan Dawuan, itu.
Seperti yang dilakukan Toto (60), warga Desa Waringin Kecamatan Palasah. Menurut Toto, dirinya harus antre untuk bisa mendapatkan rujukan dan berobat ke RSUD Cideres. Diakuinya, saat tiba sekitar pukul 09.00 antrean di pendaftaran mencapai 300 pasien.
Sementara itu, Kepala Instalasi Rawat Jalan RSUD Cideres, Bayu, didampingi petugas customer servis, Maman Asmana menyebutkan, jumlah pasien setiap Senin membeludak. Rata-rata tingkat kunjungan pasien setiap harinya mencapai 350 pasien rawat jalan.
Menurut Bayu, pasien akan menurun setiap hari Rabu. “Biasanya setiap Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu pasien rawat jalan selalu mengalami peningkatan,” ujarnya.
Pantauan Radar Majalengka, meski ruang tunggu RSUD Cideres telah diperluas dan lebih refresentatif, tetap saja masih ada pasien yang tidak kebagian tempat duduk. Dengan menggunakan sistem antrean digital, pasien lebih tertib dan teratur, tak terkecuali antrean di apotek rumah sakit.
Terpisah, Direktur RSUD Cideres Asep Suandi menyatakan, saat ini hasil akreditasi yang telah dilaksanakan tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) hasilnya RSUD Cideres meraih nilai paripurna alias bintang lima.
Asep menejelaskan, akreditasi merupakan pengakuan dari lembaga independen bahwa rumah sakit ini dinilai layak dan melaksanakan standar pelayanan. Yakni mengutamakan keselamatan pasien, karyawan dan lingkungan sekitar rumah sakit.
Dijelaskan Asep, RSUD Cideres memiliki dokter sebanyak 42 orang terdiri dari 23 dokter umum dan 19 dokter spesialis serta memiliki kamar tidur pasien 244 unit. “Secara sarana dan prasarana RSUD Cideres sudah cukup memadai, tapi dalam akreditasi yang dinilai bukan sarana prasarana saja, tapi standar dan mutu pelayanan kepada pasien dan masyarakat,” ujarnya.
Kasubag Umum RSUD Cideres, Setiyanto menambahkan, dokter spesialis yang melayani pasien di antaranya spesialis syaraf, mata, anak, kandungan, THT, kulit dan kelamin, rehab medik dan bedah. Selain itu, kata Setiyanto, rumah sakit milik Pemkab Majalengka ini, kini telah dilengkapi dengan ruangan hemodialisa untuk melayani pasien yang ingin cuci darah.
Sedangkan, Kepala Ruangan Hemodialisa Engkus Kusliah menyebutkan, mulai 7 Mei 2018 lalu RSUD milik Pemkab Majalengka telah melayani pasien untuk keperluan cuci darah bagi yang menderita gagal ginjal. Ruangan cuci darah memiliki 4 mesin dan 4 kamar untuk pasien yang setiap hari selalu dipenuhi pasien untuk cuci darah dengan setiap orang membutuhkan waktu sekitar 4-5 jam.
“Untuk melayani pasien cuci darah ditangani dua dokter penanggung jawab plus seorang dokter harian dan 7 perawat dan ternyata pasien cuci darah yang berobat ke RS Cideres cukup banyak tidak hanya dari Kabupaten Majalengka tapi juga dari perbatasan Indramyu dan Sumedang,” ujar Engkus. Launching ruangan hemodialisa sejak 7 Mei dan mulai menerima pasien cuci darah pada 8 Mei 2018. (ara)
Sumber: radarcirebon.com
Reportase Webinar WORKSHOP PENULISAN SKENARIO – Sesi 1
Reportase
Webinar WORKSHOP PENULISAN SKENARIO – Sesi 1
3 September 2018
Tantangan pendanaan RS di Indonesia akhir-akhir ini adalah karena sebagian besar RS bergantung pada BPJS, sedangkan BPJS memiliki kendala cash flow. Tantangan lain ada di sisi supply (jumlah dokter spesialis yang masih kurang dan penyebarannya yang tidak merata) serta isu-isu spesifik misalnya bentuk kelembagaan RS daerah. Atau mengapa di wilayah timur Indonesia seorang Dokter Layanan Primer (DLP) tidak diberikan skill dan kewenangan untuk melakukan sectio caesaria, padahal di daerah tersebut tidak ada dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dan untuk menjangkau layanan tersebut di RS Rujukan jaraknya sangat jauh. Daerah tersebut tidak akan dapat mengklaim pelayanan SC karena tenaga yang ada disana tidak memiliki skill dan kewenangan, padahal kasusnya banyak. Hal ini disampaikan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD selaku narasumber utama workshop ini.
Masa depan tidak akan linier, ada banyak ketidakpastian, sedangkan gambaran masa lalu tidak bisa memberikan gambaran mengenai apa yang akan terjadi di masa depan. Hal ini menimbulkan banyak ketidakpastian bagi RS. Untuk itu perlu berpikir dan bertindak berbasis skenario. Yang menggunakan yaitu manajer RS dan para pengurus asosiasi dan perhimpunan RS, dimana skenario ini dapat digunakan oleh asosiasi dan perhimpunan RS sebagai dasar melakukan lobbying kepada regulator.
Dalam konteks BPJS, masa depan kurang cerah karena banyak defisit. Banyak tempat ibadah yang megah namun rumah sakit publik dalam kondisi buruk. Banyak sumbangan/donasi untuk tempat ibadah, namun tidak ada yang menyumbang untuk rumah sakit publik.
Dalam workshop yang akan dilaksanakan dalam enam kali pertemuan jarak jauh via webinar ini peserta akan didorong untuk bekerja dalam kelompok (asosiasi, perhimpunan, maupun tim RS), untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap masa depan rumah sakit. Dengan dukungan data yang dimiliki, kelompok-kelompok peserta akan dipandu untuk dapat melakukan analisid dan akhirnya menghasilkan berbagai kemungkinan skenario. Salah satu scenario menarik yang bisa muncul adalah bagaimana menarik dana dari luar negeri dan bagaimana menggali dana-dana kemanusiaan dari berbagai kelompok masyarakat yang selama ini yang belum menganggap donasi untuk pengembangan rumah sakit publik sebagai salah satu cara beramal.
Peserta yang mengikuti workshop ini berasal dari perwakilan asosiasi RS, perhimpunan RS di daerah, maupun individu.individu RS yang ingin mengembangkan skill menulis scenario dan menjadikannya basis untuk pengembangkan RS selanjutnya. Peserta membentuk kelompok yang diikuti oleh anggota senior maupun yunior, dimana tiap kelompok akan menggali dan mendeskripsikan situasi lingkungannya masing-masing. Setiap kelompok – asosiasi, perhimpunan, rumah sakit keagamaan, rumah sakit pendidikan dan sebagainya – akan memiliki scenario yang berbeda-beda dan ini digunakan untuk melakukan forecasting.
Workshop ini terselenggara atas kerjasama lembaga Litbang PERSI, Kompartemen Jaminan Kesehatan PERSI, Institut Manajemen RS PERSI, Pusat Data PERSI dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM sebagai co-host. Pertemuan selanjutnya akan berlangsung pada Kamis, 6 September 2018. Puncak dari kegiatan ini adalah berupa hasil analisis berbagai skenario yang akan disajikan pada Musyawarah Nasional PERSI, Seminar dan Hospital Expo yang akan berlangsung pada medio Oktober mendatang. (pea)