Setiap 22 Maret diperingati sebagai hari air sedunia. Hari air sedunia pada tahun ini bertema “Leaving no one behind”. Air bersih merupakan hak semua orang, tidak boleh ada yang terlewatkan dengan terpenuhinya air bersih. Ini adalah tujuan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan: seiring kemajuan pembangunan berkelanjutan, setiap orang harus mendapat manfaat. Sementara tujuan Pembangunan Berkelanjutan yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air berkelanjutan untuk semua pada 2030.
Layanan Cuci Darah RSUD Blambangan Semakin Baik
BANYUWANGI- Dalam rangka memperingati Hari Ginjal Sedunia, RSUD Blambangan menggelar acara bincang-bincang santai di ruang pertemuan CT-Scan RSUD Blambangan, Kamis lalu (14/3). Kegiatan ini menghadirkan narasumber dokter spesialis penyakit dalam dan ahli gizi.
Kegiatan tersebut dihadiri pasien beserta keluarga yang menjalani cuci darah di RSUD Blambangan Banyuwangi. Acara Hari Ginjal sedunia tahun ini mengangkat tema ”Kidney Health for Everyone Everywhere (Kesehatan Ginjal untuk Semua Orang di Mana Saja)”.
Bincang santai ini dimulai pukul 08.00. Acara secara resmi dibuka Kepala Bidang Penunjang RSUD Blambangan Faiz Fadholi SKep Ners. Kegiatan berlangsung meriah dengan pembagian beberapa door prize dan bingkisan untuk seluruh peserta.
Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan bincang-bincang santai bersama Ahli Gizi RSUD Blambangan Lita Arjawati AMd Gz. Dia memaparkan tentang pola nutrisi pada pasien yang mengalami gagal ginjal.
Sedangkan materi berikutnya disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr Indah Reviati Kusuma SpPD. Dokter Indah menjelaskan seputar kesehatan ginjal. Para peserta tampak antusias menerima informasi kesehatan tersebut. Tidak sedikit peserta yang bertanya kepada kedua narasumber.
Ketua Panitia Diskusi dr Erbino Togama menyampaikan, salah satu alasan RSUD Blambangan mengadakan kegiatan ini adalah untuk mendorong gaya hidup yang sehat. Karena sebenarnya, kata dia, penyakit ginjal ini dapat dicegah, ditunda, dan dikendalikan di bawah kontrol. Terutama ketika ada langkah pencegahan yang tepat.
Sementara itu, salah satu pasien yang menjalani cuci darah di RSUD Blambangan, Andi, menyampaikan testimoni. Andi mengaku sudah menjalani proses cuci darah sejak awal tahun 2010 silam. Dia juga sempat melewati proses tidak sadar selama 40 hari. ”Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk hidup,” tutur Andi.
Selama sembilan tahun, Andi harus rela bolak balik rumah sakit untuk melakukan cuci darah. Menurutnya, rumah sakit adalah rumah keduanya. Semakin tahun, kata dia, pelayanan RSUD Blambangan semakin lebih baik. Karena itu, dia juga memberikan semangat kepada pasien penderita gagal ginjal untuk tetap selalu bersemangat dan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Meskipun setiap pekan mereka harus melakukan cuci darah.
Sumber: jawapos.com
Solusi Aturan Baru Soal Pengelolaan Keuangan BLUD, RSUD Dituntut Lebih Kreatif
Ketua Bidang Organisasi Hubungan dan Antar Lembaga Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) Nur Abadi mengatakan, saat ini kondisi rumah sakit umum daerah di Indonesia mengalami situasi yang rumit.
Hal itu akibat dari perubahan kelembagaan dalam beberapa waktu terakhir ditambah pula dengan aturan baru mengenai Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
“Sebelumnya memang sudah diatur lewat Permendagri nomor 61 tahun 2007, ini akan terbit kembali Permendagri nomor 79 nomor 2019. Dimana itu pasti akan ada perubahan-perubahan yang berdampak pula,” kata Nur, kepada wartawan, Selasa (19/3/2019).
Nur menyampaikan, sejumlah perubahan yang dilakukan tersebut sedikit banyak pasti akan menimbulkan dampak yang membebani operasional sejumlah rumah sakit daerah.
“Dulu kalau kita masih bisa berinovasi, masih disubsidi oleh Pemda. Kalau sekarang semua pembiayaan dibebankan sama rumah sendiri daerah. Termasuk kalau sampai rumah sakit defisit, itu harus diatasi sendiri,” ujarnya.
Dia juga mengkritisi persoalan tunggakan pembayaran oleh BPJS Kesehatan. Dianggapnya, dengan tambahan persoalan tersebut yang bisa berlarut-larut hingga beberapa bulan lamanya mengakibatkan rumah sakit daerah mesti kreatif dalam mengelola keuangan rumah sakit daerah.
“Namun itu semua sekali lagi kita tekankan jangan sampai mengganggu pelayanan kepada para pasien meskipun pola keuangan terganggu. Direktur rumah sakit mesti cerdik dan menjaga kualitas pelayanan,” tambahnya.(tribunjogja)
Sumber: tribunnews.com
RSUD Cimacan Komitmen Jadi Rumah Sakit Bertaraf Internasional
Cimacan -Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan pada awalnya berasal dari Puskesmas Pacet yang sudah berdiri sejak 1953 silam, kemudian pada 1981 statusnya meningkat menjadi Puskesmas UTD dan berubah status menjadi Rumah Sakit pada 2007.
Tim Promkes RSUD Cimacan Ihsan Permana SE menuturkan, dari awal dibentuk, pihaknya sudah berkomitmen untuk menjadi rumah sakit unggulan di Cianjur dengan pelayanan maksimal dan fasilitas yang memadai.
“Secara target kinerja yang kami capai sudah sesuai dengan KARS ( Komisi Akreditasi Rumah Sakit ) tentunya sudah sesuai dengan SOP rumah sakit yang bersinergi untuk memberikan pelayanan optimal, mengembangkan pelayanan UGD, meningkatkan pelayanan rujukan, serta meningkatkan kemitraan,” ungkapnya kepada Cianjurtoday.com.
Menurut dia, dari segi peralatan sudah tidak ada masalah untuk menuju rumah sakit unggulan di Kabupaten Cianjur bahkan bertaraf Internasional.
“Pelayanannya semakin bertambah, contohnya saat ini kami mempunyai fasilitas seperti Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM), Computerized tomography scan atau CT scan dengan teknologi yang dapat menghasilkan gambar dari organ-organ dalam yang lebih rinci, disertai tenaga medisnya yang semakin bertambah tentunya secara fasilitas, pelayanan, dan faktor pendukung lainnya sudah mumpuni,” paparnya.
Sambungnya, Khusus terkait fasilitas saran dan prasarana, tentu ke depannya akan lebih ditingkatkan lagi.
“Harapan terbesar kami adalah kami bisa memberikan pelayanan maksimal dengan mewujudkan RSUD yang modern, profesional serta melayani dengan hati untuk warga Cianjur khususnya, dan menjadi rumah sakit bertaraf internasional,” pungkasnya.(ind)
Sumber: cianjurtoday.com
RSUD Sukamara Tahun Ini Akreditasi Ulang
SUKAMARA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sukamara kembali akan melakukan akreditasi yang akan digelar pada Oktober 2019 mendatang.
Direktur RSUD Sukamara, Eflin Sianipar mengatakan bahwa RSUD Sukamara telah mendapat predikat akreditasi tiga tahun lalu dan akan dilakukan akreditasi ulang tahun ini.
Selain itu pihaknya juga telah mempersiapkan diri dalam menghadapi akreditasi tersebut dengan cara melakukan pembenahan dan perbaikan yang harus dilakukan terhadap kekurangan yang ditemukan saat penilaian akreditasi sehingga bisa tercapai sesuai dengan standar yang ditentukan.
“Kan Akreditasi ini per tiga tahun dan setiap tahun Rumah Sakit disurvei, untuk diketahui apakah dilaksanakan atau tidak sama dengan evaluasi,” ujar Eflin, Selasa (19/3/2019).
Menurutnya, tim Akreditasi rumah sakit terus menyurvei dan memerifikasi terhadap mutu jaminan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan RSUD Sukamara untuk memastikan mutu yang diberikan sudah sesuai dengan hasil penilaian.
“Kita terus lakukan pembenahan dan perbaikan, dan ini akan kami lakukan secara bertahap,” tukas Eflin Sianipar.
Sumber: beritasampit.co.id
Dapat Penilaian Paripurna, RSUD Kardinah Tegal Kini Lebih Baik
TEGAL – Sertifikat Penghargaan Survei Akreditasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 dengan mendapat penilaian dengan predikat lulus akreditasi rumah sakit paripurna diserahkan langsung oleh Plt. Direktur RSUD Kardinah, Dr.Hery Susanto.Sp.A bersama jajarannya kepada Wali Kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh M.MPd, Selasa, (19/3/2019) di Ruang kerja Walikota.
Sebagaimana disampaikan oleh Walikota yang merasa sangat bahagia dengan kedatangan insan kesehatan khusunya dari RSUD Kardinah apalagi dengan membawa prestasi yang patut di banggakan.
“Dengan diraihnya sertifikat paripurna merupakan penghargaan yang tertinggi rumah sakit, maka saya selaku kepala daerah mengapresiasi terhadap RSUD Kardinah di bawah Kepemimpinan Dr.Hery Susanto, mudah-mudahan dengan diraihnya sertifikat ini RSUD Kardinah akan lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat karena keberhasilan dalam kepuasan publik di bidang pelayanan kesehatan, selamat kepada RSUD Kardinah,” ucap Walikota.
Sementara itu disampaikan oleh Plt. Direktur RSUD Kardinah, Dr.Hery Susanto.Sp.A bahwa Survei Akreditasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 dari tanggal 7 sampai dengan 11 Januari 2019 dilaksanakan di RSUD Kardinah, kegiatan ini sesuai dengan arah pengembangan pelayanan RSUD Kardinah yaitu memprioritaskan pelayanan kepada pasien secara terpadu, meningkatkan kesehatan lingkungan, meningkatkan mutu, pelayanan pendidikan dan penelitian dan peningkatan kompetensi petugas.
Lebih jauh disampaikan oleh Dr. Hery, survey akreditasi SNARS edisi pertama dimana setiap 3 tahun sekali rumah sakit diadakan survey akreditasi serta setiap satu tahun sekali dilakukan visitasi dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. RSUD Kardinah mendapat penilaian dengan predikat lulus akreditasi rumah sakit paripurna.
“Kalau paripurna itu adalah bahwa di dalam survey akreditasi itu ada elemen-elemen penilaian, ada standar-standar penilaian dan di situ ada 16 bab standar penilaian jadi kita dikatakan paripurna kalau masing masing standar itu nilainya diatas 80 persen itu baru dikatakan paripurna, jadi tentunya dengan predikat akreditasi paripurna itu adalah yang pertama adalah memang diharapkan mutu pelayanan akan meningkat yang kedua keselamatan pasien juga akan baik” ucap Dr. Hery.
16 bab standar penilaian yang dilaksanakan saat akreditasi rumah sakit adalah Sasaran Keselamatan Pasien (SKP), Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas (ARK), Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Asesmen Pasien (AP), Pelayanan Asuhan Pasien ( PAP), Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB), Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO), Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Juga tak kalah pentingnya yaitu Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS), Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK), Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKF), Manajemen Informasi dan Rekam Medik (MIRM), Program Nasional (menurunkan kematian KIA, menurunkan keskitan HIV/AIDS dan TB, pengendalian resistensi mikroba dan pelayanan geriatri), Integrasi Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Rumah Sakit (IPKP).
Seluruh bab yang tertuang dalam SNAR 2018 edisi 1 merupakan rincinan dari pengelompokan fungsi-fungsi standar akreditasi yang terdiri dari, Standar keselamatan pasien, Standar pelayanan berfokus pasien, Standar manajemen rumah sakit,Program nasional, dan Integrasi pendidikan kesehatan dalam pelayanan di rumah sakit. (*)
Sumber: tribunnews.com
Edisi Minggu ke 12: Selasa 19 Maret 2019
Edisi Minggu ke 12: Selasa 19 Maret 2019
The National Health Service (NHS) at 70: Bevan’s Double-Edged Legacy Artikel ini menganalisis pencapaian dan masalah yang berasal dari model Nye Bevan tentang sistem pelayanan kesehatan nasional yang didanai pajak, dengan asumsi bahwa hanya keadilan yang dapat dicapai. Bukti menunjukkan bahwa memang Layanan Kesehatan Nasional (NHS) memberi nilai tinggi pada ekuitas, sehingga membenarkan visi Bevan. Harga yang dibayarkan adalah bahwa krisis fiskal adalah norma bagi NHS, dengan sentralisasi yang semakin ketat, regulasi yang intensif, dan kinerja manajemen. Reorganisasi yang berurutan merupakan upaya untuk menyamakan lingkaran – untuk menggabungkan kekuatan model Bevan dan orang – orang dari sistem yang kurang hierarkis – tetapi sejauh ini gagal memberikan dan dapat diharapkan untuk terus berlanjut. Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit) Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai implementasi renstra rumah sakit para pengelola RS, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKMK FK-KMK UGM) akan menyelenggarakan Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit). Pelatihan dimulai pada bulan April sampai dengan Agustus 2019 (1 sesi webinar per 2 minggu) |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Hari Ginjal Sedunia 2019 |
Peringati Hari Ginjal Dunia, RSUD Trenggalek Gelar Talk Show
TRENGGALEK – Dalam rangka memperingati hari ginjal sedunia yang jatuh pada Minggu kedua di bulan Maret ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Trenggalek menggelar talk show di pendopo Kabupaten Trenggalek, Kamis (14/3).
Tema yang diangkat dalam talk show kali ini adalah edukasi pola hidup sehat untuk menghindari penyakit gagal ginjal.
Direktur RSUD Trenggalek dr. Saeroni M.M.R.S dalam sambutannya menyampaikan, bahwa penyakit ginjal merupakan salah satu masalah kesehatan dunia. Di perkirakan ada 800 juta orang di dunia memiliki penyakit ginjal karena berbagai sebab.
Dipaparkan oleh Saeroni, penyakit ginjal kronis menyebabkan 2,4 juta kematian per tahun dan menduduki urutan ke-6 penyakit mematikan di Dunia. Ia menyampaikan, bahwa kesehatan ginjal belum begitu diperhatikan oleh masyarakat, sehingga beban penyakit ginjal meningkat di seluruh dunia.
“Jadi kalau sudah gagal ginjal kronis, kemudian sudah sampai cuci darah, itu bebannya sangat berat sekali. Itu satu kali cuci darah biayanya 800 ribu,” jelasnya.
Menurutnya jika yang terkena penyakit gagal ginjal masyarakat miskin tentu sangat memberatkan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, pihak RSUD ingin berbagi wawasan tentang pencegahan, penyebab, dan penanganan penyakit ginjal pada masyarakat.
Dalam acara talk show ini dihadirkan juga narasumber dari RSUD Trenggalek, yakni dr. Agus Dahana Sp.PD, FINASIM yang menjabat sebagai Kepala Instalasi Hemodialisis.
Dalam paparannya tentang penyakit ginjal, dr. Agus Dahana menyampaikan bahwa di Trenggalek ini ada mitos, yakni minum banyak itu sangat bagus. Semua orang banyak yang mengatakan seperti itu, namun faktanya ia pernah mendapati beberapa pasien yang ginjalnya rusak akibat banyak minum. Hal itu, katanya, karena ginjal itu memiliki kapasitas untuk memfilterisasi air.
“Jadi tidak semua air yang masuk itu dikeluarkan lewat keringat, tapi juga lewat ginjal. Prinsipnya kalau kita minum melebihi takaran yang dibutuhkan, maka ginjal akan rusak. Bila pagi kita minum satu liter, siang satu liter, dan malam satu liter, berarti 3 liter dalam sehari, maka tunggu saja dalam 1-2 tahun ginjal anda pasti akan rusak,” tandasnya.
Ketika seseorang itu mengonsumsi air dalam jumlah banyak, maka bisa dipastikan yang bersangkutan kerap buang air kecil. Sementara normalnya buang air kecil dalam satu hari adalah 4 sampai 10 kali.
dr. Agus Dahana juga memaparkan berbagai hal penyebab timbulnya penyakit ginjal, di antaranya diabetes melitus, tekanan darah tidak terkontrol, merokok, tidak minum saat haus, minum obat pereda nyeri setiap hari, banyak minum suplemen energi, obesitas, banyak mengkonsumsi snack kemasan, banyak minum jamu kemasan sembarangan.
Ia lantas menjelaskan lebih jauh tentang berbagai penyebab penyakit ginjal tersebut, salah satunya ia mengatakan tentang seseorang yang terdiagnosa hipertensi dan diabetes. Untuk mengobati kedua penyakit ini tidak harus obat yang bagus, tapi diperlukan obat yang rutin. Hipertensi dan Diabetes merupakan penyebab utama seseorang terkena gagal ginjal.
“Tuntutlah dokter yang menangani anda untuk menurunkan tensi di bawah 140 untuk hipertensi dan 200 untuk Diabetes. Jadi ketika anda mengonsumsi obat dalam keadaan tensi seperti itu, dalam seratus tahun ginjal anda akan aman. Namun ketika anda mengonsumsi obat dengan tensi keduanya lebih dari 140 dan 200, maka bisa diprediksi dalam lima tahun ginjal anda akan rusak,” terangnya.
Kenaikan kreatinin (produk hasil hidrolisis pada fosfokreatina yang terjadi di otot, yang terjadi dengan ritme yang cukup konstan) juga tergantung dari kondisi metabolik, kondisi organ tubuh, di mana seseorang semakin tua, kondisi ginjal juga semakin menurun. (man/rev)
Sumber: bangsaonline.com
RSUD Sahudin Kutacane Kini Sudah Bisa Layani Pasien Jantung
KUTACANE – RSUD Sahudin Kutacane, Aceh Tenggara kini menyediakan dokter spesialis penyakit jantung untuk memberikan pelayanan bagi pasien di RSU Sahudin Kutacane.
“Kami telah siapkan poliklinik jantung bersamaan dengan dokter spesialis penyakit jantung dari Medan,” ujar Sekretaris RSU Sahudin Kutacane, Budi Afrizal SKM MKM, kepada Serambinews.com, Jumat (15/3/2019).
Menurut dia, selama ini di Agara belum ada dokter spesialis jantung dan untuk berobat, pasien harus ke Medan.
Tapi, kini pihak RSU Sahudin Kutacane bekerjasama dengan RSU Medan mendatangkan dokter spesialis jantung di Agara untuk memudahkan masyarakat berobat.
Pelayanan meliputi pemeriksaan kesehatan pada penyakit jantung atau sudah pernah pasang cincin jantung, hipertensi (riwayat darah tinggi), dapat melakukan kontrol kesehatan jantung.(*)
Sumber: tribunnews.com
RSUD Semanggi Siap Buka Layanan Dokter Spesialis 24 Jam
SOLO – Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, terus dikebut. Rencananya, rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tersebut akan beroperasi pada Agustus 2019.
Dalam operasionalnya nanti, Pemkot Solo berencana membuka layanan dokter spesialis dasar selama 24 jam. Pemkot masih melakukan rekrutmen tenaga medis untuk mendukung layanan 24 jam tersebut.
Anggota tim pembangunan RSUD Semanggi, Willy Handoko Widjaja, menyatakan siap membuka layanan dokter spesialis dasar selama 24 jam bersamaan dengan operasional rumah sakit tersebut.
“Pelayanannya langsung 24 jam. Kebutuhan perawat sudah dirancang, demikian juga untuk tenaga dokter spesialisnya,” kata Willy kepada wartawan, Kamis (14/3).
Direktur RSUD Ngipang, Solo, tersebut menjelaskan, RSUD Semanggi akan menyediakan empat layanan dokter spesialis dasar, terdiri dari spesialis anak, spesialis bedah, spesialis kandungan, serta spesialis penyakit dalam. Sebagian dokter akan dimutasi dari RSUD Ngipang ke RSUD Semanggi. Kemudian sisanya dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Dokter dari RSUD Ngipang yang akan dimutasi ke RSUD Semanggi terdiri dari dua dokter spesialis anak, satu dokter spesialis penyakit dalam, serta satu dokter kandungan.
“Nanti akan kami tambah satu dokter spesialis kandungan dan dua dokter bedah berstatus PNS, serta seorang dokter penyakit dalam dari luar Solo,” imbuhnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menyatakan, proses pembangunan RSUD Semanggi berjalan dengan lancar. Pembangunan dilaksanakan sejak 2017 dan ditargetkan selesai Mei 2019. Total anggaran mencapai Rp 192 miliar yang berasal dari APBD Kota Solo.
Siti memperkirakan kebututuhan tenaga untuk RSUD Semanggi sebanyak 150 orang yang terdiri dari tenaga kesehatan, tenaga medis, dokter spesialis hingga tenaga kebersihan. Jumlah tersebut sesuai dengan aturan rumah sakit dengan tipe C. Mereka akan menjalani magang terlebih dahulu di RSUD Ngipang sebelum ditempatkan di RSUD Semanggi.
“RSUD Semanggi kan masuk tipe C. Untuk tahun pertama akan melayani kapasitas 100 tempat tidur. Sesuai regulasi tenaganya sekitar itu,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengungkapkan rencana pemberian nama “Bung Karno” untuk RSUD Semanggi. Hal itu bertujuan agar masyarakat selalu ingat sang proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain itu, Wali Kota berharap agar jasa Presiden Sukarno terus dikenang oleh masyarakat. Serta sebagai wujud penghormatan kepada pahlawan yang telah berjuang untuk Indonesia. “Saya juga sudah izin kepada anaknya [Megawati Soekarnoputri] untuk menggunakan. Pasti diizinkan,” ujarnya.
Sumber: republika.co.id