Silakan login untuk mengakses laman berikut
Olah raga berlebihan bahayakan jantung
Jakarta- Ini mungkin kabar baik untuk para pemalas, bahwa olah raga yang berlebihan bisa membahayakan jantung.
Olah raga ringan yang rutin dilakukan, termasuk joging, memang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan bisa memperpanjang usia.
Sebaliknya, berlari terlalu kencang bahkan terlalu jauh, justru akan memperpendek usia Anda, kata para ahli seperti dilansir DailyMail.
Ahli kardiologi, James O’Keefe dan Carl Lavie, adalah dua penggemar joging.
Mereka menyarankan, seseorang yang ingin joging secara rutin, seharusnya dapat membatasi durasi olahraga ini. Sekitar 30 hingga 50 menit cukup untuk mendapatkan manfaat dari jogging santai.
Sementara lari maraton seharusnya dilakukan sesekali saja dan tidak dijadikan sebagai tantangan olah raga rutin.
Para ahli mengatakan, olahraga secara intensif dengan durasi lebih dari satu atau dua jam, dapat merusak jantung. Lapisan tisu yang melapisi jantung terpicu erenggang dan robek. Bekas parut akibat lapisan yang robek ini meningkatkan risiko pada gangguan ritme jantung.
Kesimpulannya, joging dua hingga lima hari sekali dinyatakan lebih baik untuk kesehatan dan umur panjang, daripada joging setiap hari.
Perawat senior di bagian kardiologi British Heart Foundation, Ellen Mason, mengatakan olahraga ringan secara rutin dapat mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung, sehingga sangat dianjurkan untuk para manula.
Para manula disarankan untuk aktif bergerak dengan berolahraga ringan setidaknya tiga puluh menit sehari, lima hari seminggu.
Sumber: antaranews.com
Obat diabetes mungkin bisa obati kanker indung telur
Washington – Pasien diabetes yang juga menderita kanker indung telur dan mengkonsumsi obat metformin untuk diabetes, memiliki angka kesembuhan lebih baik dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan obat itu.
Metformin adalah obat yang diberikan secara luas untuk mengobati diabetes, dan penelitian sebelumnya oleh peneliti lain telah memperlihatkan janjinya bagi kanker lain. Studi baru itu menambahkan kanker indung telur pada daftar tersebut.
Para peneliti membandingkan penyintasan 61 pasien kanker indung telur yang menggunakan metformin dan 178 pasien yang tidak mengkonsumsi metformin, kata Xinhua, Selasa malam. Sebanyak 67 persen pasien yang menggunakan metformin selamat setelah lima tahun, dibandingkan dengan 47 persen mereka yang tidak menggunakan obat itu.
Ketika para peneliti tersebut menganalisis berbagai faktor seperti indeks massa tubuh pasien, parahnya kanker mereka, jenis kemoterapi dan kualitas operasi, mereka mendapati pasien yang mengkonsumsi metformin hampir empat kali lipat lebih mungkin untuk selamat, dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan obat itu.
“Studi kami memperlihatkan peningkatan penyintasan pada perempua yang menderita kanker indung telur dan menggunakan metformin,” kata penulis bersama studi itu, Sanjeev Kumar, ahli onkologi ginekologi dari Mayo Clinic, yang berpusat di Minnesota.
“Hasilnya membesarkan hati, tapi seperti halnya studi retrospektif, kami tak bisa memantau banyak faktor untuk mengatakan apakah ada dampak dan penyebab langsung. Meskipun begitu, ini adalah bukti manusia lebih jauh mengenai potensi dampak bermanfaat dari obat yang banyak digunakan dan relatif aman bagi manusia.”
Hasil itu bisa melicinkan jalan bagi penggunaan metformin dalam percobaan acak secara luas untuk mengobati kanker indung telur, kata para peneliti tersebut. Mengingat tingginya angka kematian akibat kanker indung telur, para peneliti itu mengatakan ada kebutuhan sangat besar untuk mengembangkan terapi baru untuk mengobati penyakit tersebut. Metformin mungkin berpotensi menjadi salah satu pilihan, kata mereka.
References
2. FAQ JCI
3. Kasus Alur Pasien: Sudut Pandang Perawat Pelaksana
4. Implementing The Surgical Safety Checklist
5. WHO Guidelines For Safe Surgery
7. Harapan IDI Tentang Implementasi BPJS Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
8. Peran Dokter Bedah dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
9. Kiat Mempersiapkan Rumah Sakit Menyongsong Akreditasi Berstandar Internasional
10. Dukungan KEMKES Kepada RS Untuk Berhasil Mencapai Akreditasi Baru (2012)
11. International Accreditation Programme
12. Keselamatan Pasien dalam Akreditasi Baru
13. Kiat Mencegah Medication Error di Rumah Sakit
14. Mempersiapkan Pelayanan Berfokus Pasien pada Akreditasi Baru
15. Persepsi Pasien Terhadap RS di Indonesia
16. Kiat Profesi Anestesia dalam Mencegah KTD
17. Peran Keperawatan dalam Menurunkan Insiden Keselamatan Pasien
18. Penerapan Praktik Keperawwatan Profesional: kendala dan tantangannya
Duh! Pasien Narkoba Curi iPad Saat Seminar
Berdasarkan informasi dari petugas RS Bhayangkara di Mapolsek, saat itu, AS ditugaskan untuk mengantar salah satu dokter RS Bhayangkara untuk mengisi seminar di kampus yang berada di Sudirman Park, Jakarta Pusat. Bukannya menunjukan sikap yang baik, malah mencuri dua Ipad peserta seminar.
“Dua iPad, satu disembunyikan di belakang punggungnya. Sempat tidak mengaku, tapi ada bukti rekaman CCTV,” ujar sumber yang enggan menyebutkan namanya.
Tak hanya ketahuan mencuri, AS yang kerap keluar masuk tempat rehabilitasi itu juga positif menggunakan narkoba jenis putaw.
Sebelumnya antara pihak rumah sakit dengan pihak kampus sudah berdamai. Lantaran, kesal dengan sikap AS yang tidak ingin masuk rehab, pihak rumah sakit akhirnya kembali melanjutkan proses hukum.
Sampai berita ini diturunkan, AS masih diamankan menunggu barang bukti Ipad tersebut.
Sumber: indonesiarayanews.com
Berdasarkan informasi dari petugas RS Bhayangkara di Mapolsek, saat itu, AS ditugaskan untuk mengantar salah satu dokter RS Bhayangkara untuk mengisi seminar di kampus yang berada di Sudirman Park, Jakarta Pusat. Bukannya menunjukan sikap yang baik, malah mencuri dua Ipad peserta seminar.
“Dua iPad, satu disembunyikan di belakang punggungnya. Sempat tidak mengaku, tapi ada bukti rekaman CCTV,” ujar sumber yang enggan menyebutkan namanya.
Tak hanya ketahuan mencuri, AS yang kerap keluar masuk tempat rehabilitasi itu juga positif menggunakan narkoba jenis putaw.
Sebelumnya antara pihak rumah sakit dengan pihak kampus sudah berdamai. Lantaran, kesal dengan sikap AS yang tidak ingin masuk rehab, pihak rumah sakit akhirnya kembali melanjutkan proses hukum.
Sampai berita ini diturunkan, AS masih diamankan menunggu barang bukti Ipad tersebut.
Tiga RS jadi Rujukan Tangani HIV/AIDS
Bogor- Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menjadikan tiga rumah sakit sebagi rujukan untuk menangani penderita HIV/AIDS.
“Layanan rujukan bisa dilakukan ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, RS Karya Bhakti, dan Rumah Sakit Hermina,” kata Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bogor Edgar Suratman di Bogor, Senin.
Untuk layanan pemulihan adiksi, kata dia, dapat dilakukan ke LSM Yakita dan Peka.
Ia menambahkan, layanan juga diberikan beberapaPusesmasyang ada, diantaranya Puskesmas Bogor Timur, Puskesmas Bogor Tengah, Puskesmas Kedung Badak.
Kemudian, Puskesmas Tanah Sereal, Puskesmas Tegal Gundi, Puskesmas Belong, dan Klinik IMS Nakula.
Edgar Suratman yang juga Ketua Harian Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah (KPAD) Kota Bogor itu menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah masyarakat berperilaku risiko terhadap epidemi HIV/AIDS disebabkan karena beberapa faktor.
Kota Bogor merupakan Kota terbuka dengan penduduknya multi-etnis di mana globalisasi informasi, khususnya peredaran media pornografi berpengaruh terhadap pola perilaku negatif masyarakatnya.
Contohnya, seperti berganti pasangan, penyalahgunaan narkoba dan bermunculannya tempat hiburan malam sehingga memudahkan akses terhadap transaksi seks berisiko.
Berdasarkan data KPAD Kota Bogor dari 2006-2012, kata dia, tercatat yang terjangkit HIV sebanyak 1.542 orang, dan AIDS sebanyak 949 orang.
Dari kasus tersebut, kata dia, yang meninggal dunia berjumlah 65 rang.
Ia menjelaskan, diketahuinya peningkatan penderita HIV/AIDS karena Kota Bogor pro-aktif mempengaruhi data sampai ke kelompok-kelompok berisiko.
Oleh karena itu, lanjut Edgar, program pencegahan menjadi keharusan untuk mencegah timbulnya infeksi baru.
Sejauh ini, kata dia, berdasarkan data KPAD prevalensi HIV/AIDS di Kota Bogor cukup tinggi.
“Sudah ditemukan penderita HIV/AIDS pada balita di Kota Bogor menunjukkan penyebaran penyakit ini sudah masuk ke tingkat rumah tangga,’katanya
Sumber: antarasumbar.com
Operasi sesar tingkatkan risiko obesitas pada anak
Jakarta- Hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui operasi sesar dua kali lebih berisiko mengalami obesitas dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal.
Para peneliti dari Boston Children’s Hospital di Massachusetts, Amerika Serikat, menemukan hubungan antara masa tubuh, ketebalan kulit dan bagaimana seorang bayi dilahirkan.
Menurut mereka, penggandaan kemungkinan obesitas pada bayi yang lahir sesar terjadi pada saat anak berusia tiga tahun.
Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan di Archives of Disease in Childhood, tim peneliti menyatakan bahwa operasi sesar kemungkinan mempengaruhi bakteri yang terdapat di usus yang kemudian mempengaruhi pencernaan makanan.
Para peneliti mengatakan bahwa penjelasan yang paling mungkin mengenai perbedaan komposisi bakteri usus tersebut adalah bahwa hal itu terjadi karena perbedaan proses kelahiran.
Oleh karena itu mereka menyarankan para ibu yang melahirkan dengan operasi sesar mewaspadai risiko obesitas pada bayi mereka.
Hasil studi yang dilakukan terhadap 1.255 pasang ibu dan bayi sepanjang tahun 1999-2002 tersebut juga menunjukkan bahwa para ibu yang melahirkan dengan operasi sesar cenderung lebih berat dibanding mereka yang melahirkan secara normal.
Namun menurut Patrick O’Brien, Juru Bicara the Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, meski hasilnya menarik “studi itu terlalu kecil.” “Perlu direplikasi dengan sampel yang lebih banyak,” katanya.
Sumber: antara.com
Kasus HIV/AIDS bertambah ribuan per tahun
Jakarta- Sebanyak 3.892 kasus baru HIV dan 1.673 kasus baru AIDS terjadi di Indonesia pada kuartal kedua atau sepanjang April hingga Juni 2012.
Data itu dirilis oleh Kementerian Kesehatan, sementara untuk persentase faktor risiko tertinggi terjadi pada hubungan seks tidak aman pada heteroseksual sebesar 50 persen, di mana mayoritas kasus itu dialami oleh mereka yang berusia 25-47 tahun atau 72 persen.
Demikian pula untuk transmisi AIDS yang disebabkan oleh hubungan heteroseksual yang tidak aman mencapai 84 persen, di mana mayoritas kasus itu dialami oleh mereka yang berusia 30-39 tahun atau 72 persen.
Sumber: antara.com
Tiga Warga Tewas Akibat DB di Madiun
MADIUN– Sebanyak tiga warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meninggal akibat penyakit demam berdarah selama kurun waktu 2012.Masyarakat diminta waspada untuk mencegah jatuhnya korban berikutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Aries Nugroho mengatakan, jumlah penderita demam berdarah saat ini telah mencapai 124 orang atau naik dibandingkan tahun lalu yang hanya 108 orang.
“Diperkirakan jumlah penderita DB ini masih bisa bertambah. Karena itu masyarakat harus waspada antara lain melakukan pembersihan lingkungan dari sarang nyamuk,” ujarnya, Senin (3/12/2012). Dinkes Kabupaten Madiun menyiapkan pengasapan di sejumlah daerah yang populasi nyamuknya cukup tinggi termasuk di daerah yang ditemukan penderita apalagi korban meninggal.
Sumber: kompas.com
DPR minta Kemenkes perhatikan aspek pencegahan HIV/AIDS
Jakarta- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nova Riyanti Yusuf atau Noriyu meminta kepada Kementerian Kesehatan dan juga seluruh stakeholders agar memperhatikan aspek pencegahan dan promosi kesehatan bebas HIV/AIDS.
Noriyu mengemukakan hal itu kepada ANTARA News, Jakarta, Minggu terkait peringatan Hari AIDS se-dunia kemarin.
“Karena ada 2 metode penularan yang tertinggi di Indonesia. Pertama, menurut data Kemenkes yang dipresentasikan pada Komisi IX RI oleh Menkes, pertama adalah karena hubungan seks risiko tinggi. Kedua, karena penasun (penggunaan narkoba suntik). Dan tren terbaru pemakaian ATS (Amphetamine-Type Stimulant) semacam inex, dan lain sebagainya yang meningkatkan libido pemakai sehingga terjadi hubungan seks risiko tinggi. Hal itu perlu pencegahan dan promosi secara besar-besaran,” kata Noriyu.
Aspek lain, kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat itu adalah sikap dari lembaga Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tidak pilih kasih terhadap penderita HIV/AIDS.
“Jangan sampai terjadi diskriminasi terhadap mereka. Mereka berhak mendapat peningkatan QOL (Quality of Life) atau kualitas hidupnya, seperti mempermudah akses obat ARV (anti retroviral) dan mendapat obat-obat untuk IO (infeksi oportunistik),” harap Noriyu yang juga seorang dokter.
Di samping itu, perlu ada pemahman dari masyarakat bahwa cara-cara penularan bisa terjadi seperti apa, bagaimana. “Sehingga pada saat menghadapi mereka, tidak menyakiti perasaan mereka,” pungkas Noriyu.
Sumber: antara.com