manajemenrumahsakit.net :: Banyak rumah sakit di sejumlah daerah terus berbenah untuk menyambut kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA sejak beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 2012, sebanyak 125 rumah sakit dari sekitar 2.000 rumah sakit di Indonesia sudah mengikuti standar internasional dalam pelayanan kesehatan.Meski persentasenya kecil, ada upaya dari pemerintah dan pihak rumah sakit untuk memperbaiki akreditasi kesehatan.
RSI Sultan Agung Jadi Percontohan Rumah Sakit Syariah
manajemenrumahsakit.net :: Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang dilakukan Rumah Sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang terus menuai hasil positif. Rumah sakit yang bernaung di bawah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) ini menjadi proyek percontohan bagi Standar Instrumen Sertifikasi bagi Rumah Sakit Syariah di tanah air.Direktur Utama RSI Sultan Agung, dr H Masyhudi AM MKes mengatakan, upaya untuk merumuskan formulasi layanan kesehatan syaiah merupakan amanah Rakernas Majelis Syuro Upaya Kesehatan Islami (MUKISI) Bandung, awal tahun ini. Sebagai tindak lanjut, baru- bau ini RSI Sultan Agung telah mendapatkan kunjungan 30 direktur RSI dari berbagai daerah di Indonesia, yang tergabung dalam MUKISI.
Kunjungan tim MUKISI tersebut merupakan salah satu upaya untuk memformulasikan prinsip- prinsip syariah dalam layanan kesehatan Islam yang telah digagas.
Lakukan Survei Ini Sebelum Bersalin di Rumah Sakit
MEMILIH rumah sakit atau rumah bersalin jangan hanya dilihat dari keterjangkauan tempat dan harga. Anda juga harus memerhatikan fasilitas untuk mendukung pemberian ASI pertama.
Dr Candra Wijaya, Health Team Coordinator Wahana Visi Indonesia mengatakan bahwa belum semua rumah sakit atau rumah khusus bersalin memberikan fasilitas inisiasi menyusui dini (IMD). Bahkan banyak dokter, bidan, atau perawat yang tidak memahami pentingnya IMD.
Oleh karena itu, dr Candra menyarankan ibu-ibu yang hendak melakukan proses persalinan agar bertanya pada wanita lain yang pernah bersalin di rumah sakit atau rumah bersalin tertentu, atau melakukan survei sendiri tentang fasilitas menyusui.
“Saat hamil, jajaki rumah sakit atau rumah bersalin yang bisa mendukung ibu memberi ASI. Atau saat kontrol, bilang sama dokter kalau Anda mau IMD atau berhasil ASI eksklusif di rumah sakit. Ini penting karena dari salah satu 10 langkah menuju keberhasilan menyusui adalah adanya fasilitas ASI dan ruang konsultasi ASI di fasilitas kesehatan,” sarannya.
Namun, bila rumah sakit yang telah menjadi langgganan diketahui tidak memfasilitasi dengan baik pemberian ASI eksklusif, ibu dan keluarga harus berani meminta hak.
“Itu yang harus diedukasi ke masyarakat. Jangan takut menuntut atau menolak pihak yang menghalangi hak ibu untuk memberi ASI pada anak,” pesan dr Candra ditemui dalam kampanye Aksi ASI di Gandaria City, Sabtu, 8 Agustus 2015.
(tty)
Sumber: okezone.com
Korban malpraktik rumah sakit ajukan banding
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Dasril Ramadhan (15), pasien yang keluarganya menyatakan dugaan malpraktik di RS Siloam Karawaci Tangerang, mengajukan banding terhadap putusan hakim PN Tangerang. Sebelumnya, PN Tangerang menolak gugatan dia dengan pertimbangan gugatan tidak terbukti.
“Kami ajukan banding putusan hakim PN Tangerang yang menolak gugatan,” kata pengacara keluarga Ramadhan, Leo Purba, melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Minggu.
Keluarga korban akan banding ke Pengadilan Tinggi Banten melalui PN Tangerang, Senin (10/8).
Dari versi keluarga, kasus ini bermula dari dugaan tim dokter rumah sakit swasta itu lalai menangani luka kaki Ramadhan berujung membusuk. Luka itu tidak sembuh-sembuh sejak
Rumah Sakit sebagai Ladang Dakwah dan Ibadah
manajemenrumahsakit.net :: Senyum merekah tampak dari wajah Riny Krisnawati, begitu namanya disebut untuk mewakili Rumah Sakit
Dirut RSUD Karimun Ditahan, Kontraktornya Buron
manajemenrumahsakit.net :: Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Karimun Drg Agung Martyanto ditahan pihak Kejaksan Tinggi Kepulauan Riau, Kamis (6/8). Sementara itu, pihak kontraktor, Samsudin, Dirut PT Global Mandiri, dinyatakan masih buron.
Hal itu disampaikan Asisten Bidang Tindak Pidana Khusus Kejati Kepri Yulianto dalam konferensi pers.
Penahanan Direktur RSUD Karimun Drg Agung Martyanto disusulkan tim penyidik empat yang mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan. Surat penahanan sudah ditandatangani.
Strategi RS Siloam Raih Untung Layani Pasien BPJS Kesehatan
manajemenrumahsakit.net :: Tangerang – Director and Corporate Secretary Siloam Hospital Group S. Budisuharto mengklaim bahwa Rumah Sakit Umum Siloam Karawaci selama ini mendapatkan keuntungan dalam melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan). “Untung sedikit, kombinasi,” katanya, Kamis, 6 Agustus 2015
Keuntungan didapat, kata Budi, dengan melakukan pengelolaan, ketepatan penanganan pasien, dan ketepatan tindakan dokter. “Volume pasiennya harus besar juga,” ujarnya.
Budi mengungkapkan bahwa RS Umum Siloam menerima pasien BPJS rawat jalan sebanyak 400-500 orang setiap hari. Untuk rawat inap, ujar dia, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Dari 280 tempat tidur kelas III yang ada selalu penuh. “Ada 2.300 pasien baru setiap bulan atau 75 pasien baru setiap hari,” tuturnya.
Dari 20 rumah sakit cabang Siloam di Indonesia, Budi mengatakan, memang baru RS Umum Siloam Karawaci yang untung dalam melayani BPJS. “Ini juga tergantung, ada tindakan untung ada juga tindakan rugi. Sebagai rumah sakit dengan kategori B, RS Umum Siloam mendapat penyakit rumit-rumit, jadi dokternya harus pintar, tindakannya harus tepat.”
Terkait dengan penggunaan obat generik bagi pasien BPJS, Budi meminta agar masyarakat tidak memandang jelek obat murah itu. “Obat generik sama bagusnya dengan obat non-generik,” ucapnya. Bahkan, kata dia, dokter Siloam selama ini menggunakan obat generik untuk pasiennya.
Menurut Budi, obat generik selama ini dianggap jelek, salah satu penyebabnya adalah dokternya. “Banyak dokter berkata kepada pasiennya, saya kasih obat yang bagus, yah,” katanya. Dan harganya juga pasti lebih mahal. Selain itu, faktor pemalsuan obat menyebabkan obat generik dinilai jelek. “Karena banyak obat yang dipalsukan dan kandungannya dikurangi.”
Rumah Sakit Umum Siloam, kata dia, tidak ada pemalsuan itu karena dilakukan pemeriksaan rutin. Dengan demikian, kata dia, pasien BPJS dipastikan menerima obat generik yang asli dan kualitasnya sama dengan obat non-generik.
Hal ini mendongkrak belanja obat rumah sakit tersebut. Tahun lalu, kata Budi, Siloam membelanjakan Rp 900 miliar untuk semua jenis obat. “Tahun ini Rp 1 triliun lebih,” ujarnya.
Sumber: tempo.co
RSUD Soewandhie Surabaya Rintis Jadi Rumah Sakit Pendidikan
Surabaya (Antara Jatim) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merintis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soewandhie Kota Surabaya berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Kamis, mengatakan pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan dan sudah disetujui., bahkan Kemenkes juga sudah datang ke RSUD Soewandhi untuk melakukan evaluasi terkait penambahan fungsi rumah sakit tipe B itu.
“Beberapa hari lalu, saya juga sudah menghadap ke Menteri PAN-RB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) Yudhi Chrisnandi
Keberadaan RS Belum Merata
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Keberadaan rumah sakit (RS) di daerah ini belum merata dan masih terkonsentrasi di Kota Medan. Sehingga, menyulitkan masyarakat di luar kota untuk mendapatkan pelayanan RS yang memadai. Juga mengganggu program pemerataan dokter di Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Medan Ramlan Sitompul, kondisi di Kota Medan saat ini sudah miris. Lantaran semakin banyak rumah sakit yang berdiri di inti kota, sedang daerah di luar inti kota masih kekurangan rumah sakit, terutama rumah sakit tipe B.
“Seharusnya Dinas Kesehatan terlebih dahulu memetakan jumlah rumah sakit dan kebutuhan dokternya, baru kemudian memberikan izin berdiri rumah sakit. Tapi sekarang kita lihat banyak rumah sakit yang berdiri berdekatan di inti kota, seperti RS Malayahati, berdekatan dengan RS Siloam atau RS Columbia Asia Medan,” ujar Ramlan, Selasa (4/8).
Selain memetakan rumah sakit dan dokter, lanjutnya, Dinkes juga memetakan penyakit sehingga bisa menentukan dimana kebutuhan dokter spesialis yang paling banyak. “Minimnya rumah sakit ini juga membuat langkah pemerataan dokter terganggu,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, Irma Suryani menuturkan melihat dari jumlah penduduk, jumlah rumah sakit di Kota Medan memang sudah surplus atau berlebih. Sekira 77 rumah sakit yang ada di Kota Medan, menurutnya sudah bisa melayani warga. Karena itu ke depan, diharapkan tidak ada lagi penambahan rumah sakit.
“Untuk izin rumah sakit tipe B, pengurusannya langsung ke Dinkes Sumut dan Kemenkes (kementerian Kesehatan). Karena itu, ada rumah sakit yang berdiri berdekatan. Tapi kita harap tak terjadi lagi ke depan (keberadaan rumah sakit berdekatan),” jelasnya.
Irma berharap, setiap rumah sakit yang ada meningkatkan kualitas layanannya. Sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com