Silakan login untuk mengakses laman berikut
Semiloka Sehari
Home---Kelompok Kerja---Strategi, Struktur dan Budaya Organisasi---Seminar---Artikel
![]() Teknologi Telematika Sebagai Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia RS dan Memperkuat Pelayanan Kesehatan di Daerah Sulit dan Terpencil Yogyakarta, Juli 2013 Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD —Dengan berbagai keterbatasan dan kekurangannya, daerah sulit (terpencil, tertinggal dan perbatasan) menjadi kurang diminati oleh berbagai kalangan profesional sebagai tempat tinggal dan bekerja, tidak terkecuali profesional bidang kesehatan. Salah satu factor kurang diminati termasuk kesulitan mendapatkan pendidikan dan pelatihan tambahan dan dukungan ilmu pengetahuan. |
–
Pengantar Pelatihan —Indonesia membutuhkan inovasi dalam mendekatkan tenaga kesehatan di rumah sakit atau puskesmas daerah sulit kepengembangan ilmu tepat guna. Teknologi tele-informatika sangat tepat untuk dioptimalkan dalam rangka mencapai tujuan ini, sebab penggunaan teknologi ini sudah sangat meluas di kalangan masyarakat. Untuk level RS dan Dinas Kesehatan, Pusdatin Kemenkes telah memasang teknologi komunikasi satelit di berbagai daerah terpencil. Jaringan ini di Papua dipergunakan untuk pelatihan oleh PKMK dengan bekerja bersama KINERJA. —Dengan teknologi mutakhir telematika ini dapat dilakukan usaha untuk mendekatkan tenaga kesehatan di rumah sakit di kabupaten dengan sumber ilmu pengetahuan dan ketrampilan medik. Sistem ini dapat dipergunakan antara lain untuk : Tele-training dan e-library; Tele-medicine; danTele-conference. —Tele-training sering dipergunakan oleh pelatih di daerah yang lebih maju untuk memberikan training di tempat yang sulit. Dengan tele-training pelatihan dapat dilakukan secara lebih rendah biaya, tidak tergantung pada jarak, dan lebih fleksibel waktunya. Untuk memudahkan kepustakaan juga ada e-library. —Di negara maju, misal di Swedia, teknologi telemedicine sudah dikenal luas dan dimanfaatkan secara luas. Di Indonesia, teknologi ini dalam bentuk sederhana sudah mulai dipergunakan dalam chain hospital, program sister hospital, dan berbagai kegiatan kerja sama antara daerah maju dan belum berkembang. – Tujuan —Seminar ini akan membahas mengenai Potensi dan Pengelolaan sistem IT untuk mengembangkan RS di daerah sulit dan melebarkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
—Secara khusus seminar ini akan membahas:
– Peserta —Partisipan yang diharapkan:
– Agenda
– Biaya Pendaftaran —Rp 250.000,- – Informasi Pendaftaran: 1. Menik (MMR) 2. Anggi (PKMK) 3.Bustanul (www.manajemenrumahsakit.net) |
Kategori
Strategi, Struktur & Budaya Organisasi
Contact Person:
Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi:
Bustanul Arifin, S. Farm., Apt., M.Sc
Email : [email protected]
Phone : +62 823 455 416 78 / +62 858 240 509 45
The National Academies Press
—Jika anda membutuhkan referensi terkait Health dan Medicine, anda bisa mengunjungi website National Academy of Sciences. Disini ada banyak buku dalam bentuk PDF yang bisa anda download dengan gratis maupun berbayar. Namun anda perlu membuat account dengan password yang hanya terdiri dari 6-16 karakter. Peraturan di website ini melarang anda men-share file buku PDF-nya secara langsung, namun membolehkan anda membagi informasi tentang link tersebut.
Untuk mengakses link-nya Silahkan
–
–
–
UNICEP/UNDP/UNFPA
–
![]() |
Fighting Corruption in Health Sector Method, Tools, and Good Practices |
–
–
–
—
—
–
—
–
—
Melongok RS dengan Fasilitas Setara Hotel Bintang 5 di Korsel
—Dirawat di rumah sakit ini rasanya seperti tidak sedang sakit, sebab suasanannya sangat nyaman seperti hotel bintang 5. Sun Healthcare Internasional yang berlokasi di Daejeon, Korea Selatan memang merupakan rumah sakit moderen yang memberikan lebih dari sekedar layanan kesehatan.
–
–
–
–
Sumber: health.detik.com
Kalangan Legislatif Dukung Pembangunan RSUD Baru

RS Premier Bintaro Hadirkan “Vascular Centre”
Seiring bertambahnya usia harapan hidup seseorang, semakin banyak permasalahan kesehatan yang dihadapi. Hal ini dikarenakan menurunnya fungsi sistem tubuh secara keseluruhan sehingga rentan terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan penuaan atau penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif yang dihadapi antara lain yaitu masalah pembuluh darah. Spesialis Bedah Vaskular RS Premier Bintaro dr. Suhartono, Sp.B(K)V mengatakan, banyak penyakit yang diakari oleh permasalahan pada pembuluh darah. Penyakit-penyakit itu di antaranya aneurisma, insufisiensi vena kronik, emboli paru, komplikasi diabetes dan beberapa penyakit lain.
Guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat akan layanan khusus komplikasi penyakit pembuluh darah, RS Premier Bintaro meresmikan Vascular Centre, Minggu (26/5/2013) di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan. Layanan ini, kata Suhartono, merupakan layanan yang diharapkan menjadi salah satu unggulan dan ciri khas dari RS Premier Bintaro.
Suhartono memaparkan, Vascular Centre memiliki pelayanan unggulan untuk penanganan pembesaran aorta (aneurisma aorta). Pembuluh aorta merupakan pembuluh yang berada di sekitar rongga perut yang keluar dari jantung. Usia lanjut di atas 60 tahun merupakan faktor risiko dari penyakit ini.
Komplikasi dari pembesaran aorta cukup fatal, antara lain menekan organ-organ yang berada di sekitar rongga perut sehingga mengganggu fungsinya. Selain itu jika biarkan gangguan ini dapat menyebaban aorta pecah dan mengakibatkan kematian.
Jika dulu pembesaran aorta ditangani dengan operasi besar dengan prosedur pemasangan pembuluh baru di aorta, namun kini prosedur tersebut dapat diganti dengan Endovascular Aneurysm Repair(EVAR) dengan tindakan pembedahan minim invasif.
“Artinya, risikonya jauh lebih kecil sehingga menurunkan kematian drastis, namun tetap memberikan hasil yang maksimal,” jelas Suhartono.
Secara umum, tindakan medis yang dilakukan di Vascular Centre dibagi menjadi dua, yaitu operasibypass dan tindakan minim invasif antara lain balloning, stenting, dan angioplasty. Tindakan yang dipilih pada pasien berdasarkan pada kebutuhan pasien.
Direktur Utama RS Premier Bintaro dr. Juniwati Gunawan mengatakan, Vascular Centre yang ada di RS Premier Bintaro diharapkan dapat memberi kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan yang terintegrasi. Hal ini memungkinkan pasien mendapat pelayanan lengkap dari mulai diagnostik, penanganan, hingga fisioterapi.
Sumber: http://health.kompas.com/read/2013/05/26/22085837/RS.Premier.Bintaro.Hadirkan.Vascular.Centre.
Rumah Sakit di Riau tak Kalah dengan Malaysia
PEKANBARU – Walau banyak masyarakat melakukan pengobatan ke rumah sakit di Malaysia, namun sebenarnya rumah sakit di Riau juga tak kalah hebat dari negeri Jiran tersebut. Pengakuan itu diungkapkan oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof Dr Ali Ghufron Mukti, Jumat (24/5/2013) di Pekanbaru.
”Kalau kita bandingkan dengan Malaysia, saya rasa tidak kalah dari segi bangunan, juga cukup bagus,” ujanya di RSUD Arifin Achmad.
Menurutnya, Provinsi Riau, khususnya Kota Pekanbaru memiliki banyak rumah sakit yang bagus, termasuk rumah sakit milik pemerintah RS Umum Daerah Ariffin Ahmad yang terletak di Jalan Diponegoro
Bahkan menurut pria kelahiran tanggal 17 Mei 1962 ini, banyak mahasiswa Malaysia yang juga mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia. ”Ya, kalau kita lihatkan banyak juga mahasiswa-mahasiswa dari Malaysia yang sekolah, kuliah di perguruan tinggi yang ada di negeri kita Indonesia, termasuk di Fakultas Kedokteran, ini menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita lebih baik,” tegasnya.
Karena itu Wamenkes minta masyarakat Riau tetap memanfaatkan rumah sakit di dalam negeri khususnya di Pekanbaru karena baik dari fasilitas maupun layanan tetap berimbang. ”Kecuali sudah tidak tertangani di sini, dan kalau memang harus dirujuk ke sana saja, ya apa boleh buat. Tapi sebaiknya tetap di sini,” tegasnya.
Sumber: goriau.com
Ringkasan Hasil Seminar
“Korupsi di Sektor Kesehatan dan Pencegahannya”
Yogyakarta, 22 Mei 2013
Editor: Laksono Trisnantoro
—Seminar diawali dengan paparan teoritis mengenai korupsi oleh Deputi KPK Bidang Pencegahan, dan bagaimana keadaannya di sektor kesehatan oleh Prof. Etty Indriati. Apa penyebab terjadinya korupsi hingga masuk ke penuntutan hukum? Penyebabnya banyak dan dapat saling terkait, antara lain: keserakahan, kebutuhan, kesempatan, keharusan, ketidaktahuan, atau mungkin terjebak.
A. Dimana tempat korupsi di sektor kesehatan?
—Di Indonesia, sudah terdeteksi berbagai praktek yang menjurus korupsi di level mikro pelayanan klinis dan sistem manajemen rumah sakit, antara lain : dokumen asuransi yang tidak beres, tagihan perawatan yang tidak sah; pembelian obat dan bahan habis pakai yang fiktif; penjualan bahan dan obat yang tidak sesuai aturan dan cenderung merugikan masyarakat; dokter tidak aktif menangani pasien (mewakilkan ke dokter lain atau residen), namun menerima jasa; kolusi dengan pabrik/distributor obat dan alat kesehatan yang merugikan pasien.
—Di level sistem-sistem manajemen rumah sakit, dan lingkungan rumah sakit, terjadi antara lain : saat pembelian alat-alat kesehatan (alkes) dan obat; suap/gratifikasi misal dalam perijinan atau akreditasi rumah sakit; dalam konstruksi RS dan Puskesmas; penyelewengan dana Jamkesmas-Jamkesda dan bantuan sosial kesehatan; memberikan dana illegal ke pimpinan pemerintah daerah agar menjadi pejabat struktural di RS atau menjadi pegawai.
—Terjadinya korupsi bahkan sudah sampai korupsi yang “by design”. Sebagai gambaran pembelian alat direncanakan oleh oknum eksekutif, dengan dorongan dari penjual alat kesehatan. Direktur rumah sakit dapat terpojok untuk menanda-tangani yang kemungkinan dapat berujung pada korupsi.
B. Apa akibat korupsi?
—Jika terlanjur ada korupsi akibatnya dapat berupa kerusakan fisik; kemacetan pembangunan fisik; nama baik dan citra, termasuk keluarganya; karir berhenti; mutu pelayanan rumah sakit menurun, dan sebagainya. Walaupun pelaku di penjara, kehidupan masih dapat berjalan, namun kerusakan yang terjadi sudah terlanjur buruk.
C. Secara khusus, apa dampak korupsi terhadap system manajemen rumah sakit?
—Sistem manajemen rumah sakit yang diharapkan untuk pengelolaan lebih baik menjadi sulit dibangun. Bila korupsi terjadi di berbagai level maka akan terjadi keadaan sebagai berikut:
- Organisasi rumah sakit menjadi sebuah lembaga yang mempunyai sisi bayangan yang semakin gelap;
- Ilmu manajemen yang diajarkan di pendidikan tinggi menjadi tidak relevan;
- Direktur yang diangkat karena kolusif (misalnya harus membayar untuk menjadi direktur) menjadi sulit menghargai ilmu manajemen;
- Proses manajemen dan klinis di pelayanan juga cenderung akan tidak seperti apa yang ada di buku-teks;
—Akhirnya terjadi kematian ilmu manajemen apabila sebuah rumah sakit/lembaga kesehatan sudah dikuasai oleh kultur korupsi di sistem manajemen rumah sakit maupun sistem penanganan klinis.
D. Bagaimana sebaiknya penanganan korupsi di sektor kesehatan?
—Secara prinsip dikenal ungkapan Pencegahan lebih baik dibanding dengan Pengobatan. Oleh karena itu, diperlukan pencegahan korupsi di sektor kesehatan melalui berbagai cara, antara lain:
- Pembangunan karakter tenaga kesehatan, pimpinan pemerintahan dan politik, serta konsultan, yang dimulai sejak masa kecil;
- Rekrutmen pimpinan lembaga kesehatan dan rumah sakit dan serta SDMnya harus dilakukan secara baik ,dan transparan;
- Pendampingan kegiatan yang potensi korupsi sejak awal perencanaan, terutama pada proyek-proyek di sektor kesehatan yang rentan menjadi proyek yang dapat dirancang untuk dikorupsi;
- Cermat dalam melakukan kegiatan, termasuk administrasi perkantoran;
- Dokter, tenaga kesehatan, manajer RS harus memahami peraturan dan perundangan mengenai korupsi melalui pendidikan dan pelatihan.
E. Penutup: Apa yang akan dilakukan pasca seminar ini?
—Seminar ini telah membahas bahwa korupsi bukan hanya masalah hukum. Korupsi di sektor kesehatan dapat menjadi budaya hidup dokter ataupun pimpinan lembaga kesehatan yang dapat dikaji dari ilmu antropologi. Korupsi secara teknis dapat didorong oleh pemahaman mengenai teknis kedokteran yang rumit. Oleh karena itu isu korupsi perlu masuk dalam pendidikan di S1 dan PPDS1 Fakultas Kedokteran agar para calon dokter dan spesialis memahami korupsi di dalam pelayanan klinis.
—Di level sistem kesehatan, isu korupsi perlu masuk sebagai salah satu materi dalam program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya dalam pendidikan untuk para manajer rumah sakit dan lembaga pelayanan kesehatan. Penelitian mengenai korupsi di sektor kesehatan perlu ditingkatkan. Diharapkan pula akan dilakukan pertemuan ilmiah untuk membahas lebih detail mengenai korupsi di sektor kesehatan. Direncanakan pula, website di www.kebijakankesehatanindonesia.net akan mempunyai laman mengenai korupsi dan pencegahannya.
Isi lengkap Seminar (Video, powerpoint, dan makalah) silahkan
Pengantar Minggu Ini (27 Mei-1 Juni 2013)
–
–Ringkasan Hasil Seminar Korupsi di Sektor Kesehatan –dan Pencegahannya
Apa penyebab terjadinya korupsi hingga masuk ke penuntutan hukum? Penyebabnya banyak dan dapat saling terkait, antara lain: keserakahan, kebutuhan, kesempatan, keharusan, ketidaktahuan, atau mungkin terjebak.
“Dimana tempat korupsi di sektor kesehatan?” |
|
–KJS, BPJS “Mini”
Kami minta ada peninjauan ulang. Senin akan ada keputusan”, katanya. Seperti diketahui, tarif ini ditentukan berdasarkan kelompok diagnosis yang berujung pada tarif paket pelayanan. Bagaimana keputusan pemerintah mengenai hal ini, dapat kita ikuti bersama selanjutnya melalui berita-berita yang akan senantiasa kami sajikan di website ini. Sementara itu, kita dapat melihat bahwa implementasi KJS ini bisa disebut sebagai uji coba dari pelaksanaan universal coverage yang akan diterapkan di seluruh Indonesia per 1 Januari 2014. Kita bisa belajar bahwa infrastruktur dan prosedur teknis pelaksanaannya harus benar-benar disiapkan sebab jika tidak kekacauan akan lebih dahsyat dari yang terjadi di DKI. |