manajemenrumahsakit.net :: Wamena, Jubi/Antara
Kuartal III-2015, Kimia Farma Bangun Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menargetkan mulai membangun rumah sakit di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Pembangunan tersebut ditaksir menelan investasi senilai Rp 300 miliar.
Direktur Keuangan Kimia Farma Farida Astuti mengatakan rumah sakit tersebut diperuntukkan bagi ibu dan anak. Adapun model bisnis yang digunakan ialah build operate trasfer (BOT).
Sehingga seluruh pembanguan dan opersionalisasi akan dilakukan oleh mitra strategis yang ditunjuk oleh perseroan. Baru, setelah 25 tahun kemudian akan jatuh ke tangan perseroan.
“Pembangunan kira-kira memakan waktu sekitar 18 bulan,” ujar Farida kepada Investor Daily di Jakarta, Rabu (20/5).
Disamping itu, perseroan juga tetap melanjutkan ekspansi gerai apotek maupun klinik. Tahun ini, perseroan menargetkan untuk menambah jumlah keduanya masing-masing sebanyak 100 dan 50 unit.
Hingga Maret 2015, perseroan tercatat memiliki 647 apotek dan 240 klinik. Sementara, perseroan memiliki 47 cabang distribusi dan 41 laboratorium klinik.
Kimia Farma tahun ini menganggarkan belanja modal sebesar Rp 590 miliar. Per Maret 2015, total capex yang terserap masih di bawah 20%. Farida menuturkan hal ini dikarenakan beberapa proyek perseroan baru berlangsung di semester kedua.
Sebelumnya, Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman mengatakan perseroan juga akan melakukan ekspansi distribusi. Tahun ini akan ada tiga negara baru tujuan ekspor yang disasar perseroan. Dua diantaranya terletak di Afrika serta satu di Phnom Penh, Kamboja.
Rumah sakit diharapkan utamakan keselamatan pasien
manajemenrumahsakit.net :: Jogja (Antara Jogja) – Rumah sakit diharapkan lebih mengutamakan keselamatan pasien dibandingkan dengan hal lain, kata dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Ahmad Ahid Mudayana.
“Mutu pelayanan akan menjadi cermin bagi setiap rumah sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” katanya pada seminar tentang keselamatan pasien di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, jika mutu pelayanan yang dihasilkan rendah maka akan berdampak buruknya citra rumah sakit di mata publik.
“Undang-undang (UU) Rumah Sakit maupun UU Kesehatan telah mengatur hal itu, bahwa keselamatan pasien menjadi keutamaan bahkan kewajiban bagi setiap institusi penyelenggara pelayanan kesehatan,” katanya.
Ia mengatakan keselamatan pasien di era BPJS Kesehatan menjadi topik yang selalu diperbincangkan akhir-akhir ini dalam bidang kesehatan.
“Hal itu tidak terlepas dari masih adanya laporan masyarakat terkait dugaan malapraktik atau perlakuan diskriminasi yang dilakukan pihak rumah sakit,” katanya.
Menurut dia, terselenggaranya program BPJS Kesehatan seharusnya mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.
“Hal itu akan berdampak positif pada terjaminnya keselamatan pasien dan tidak ada lagi perlakuan diskriminatif yang diterima oleh pasien,” katanya.
Selain seminar tersebut juga diadakan penandatanganan kerja sama antara Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Fakultas Farmasi, dan Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Leiden University, Belanda.
Kerja sama yang disepakati itu terkait dengan bidang akademik dan penelitian. Kerja sama itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di UAD, dan semakin mempertegas tujuan dari UAD menuju universitas kelas dunia.
Sumber: antarayogya.com
RS Sardjito berkomitmen intensifkan program bayi tabung
manajemenrumahsakit.net :: Yogyakarta (ANTARA News) – Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, M Syafak Hanung mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus mengintensifkan program bayi tabung melalui Klinik Infertilitas Permata Hati.
“Kami terus mengintensifkan program ini, karena minat pasien yang datang untuk program bayi tabung cukup tinggi,” kata M Syafak Hanung di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Rabu.
Pernyataan tersebut disampaikan pada acara temu media yang difasilitasi Kementerian Kesehatan RI.
Dia menambahkan, Permata Hati merupakan program khusus tim infertilitas RSUP Dr Sardjito serta Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Program ini bertujuan mengelola pasangan kurang subur dari metode yang sederhana sampai ke metode yang paling canggih.
Metode dimaksud antara lain teknologi reproduksi bantuan (TRB) bayi tabung injeksi sperma intra sitoplasma, simpan beku embrio, ovum dan sperma, program Invitro Maturation (IVM) dan lain sebagainya.
Klinik Permata Hati, tambah dia, mengembangkan serta meningkatkan kemampuan penanganan kasus-kasus infertilitas dengan penerapan teknologi yang telah dilakukan di sentra-sentra yang maju.
“Klinik Permata Hati terus meningkatkan mutu pelayanan kasus-kasus infertilitas,” katanya.
Sementara itu, Klinik Permata Hati ditangani oleh suatu tim infertilitas yang sesuai dengan bidangnya seperti ahli endokrinologi reproduksi, ahli kebidanan dan penyakit kandungan, ahli biakan jaringan, ahli andrologi, ahli imunologi reproduksi, ahli bedah mikro-reproduksi, psikologi, dan lain sebagainya.
Sumber: antaranews.com
Jokowi Ancam Cabut Perizinan Rumah Sakit Yang Tolak Pasien KIS
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta rumah sakit yang terintegrasi dengan program pemerintah untuk melayani semua pasien yang memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dengan baik.
Apabila menolak menerima pasien KIS, presiden mengancam akan mencabut ijin rumah sakit tersebut.
RS Awal Bros Gencar Lakukan Cek Kesehatan Gratis
manajemenrumahsakit.net :: Ada yang berbeda dengan pelaksanaan Posyandu RW 01 Kelurahan Tanah Datar, Selasa (19/5). Pasalnya kegiatan ini juga diisi dengan pengecekan kesehatan secara gratis, baik itu gula darah maupun tensi yang ditaja oleh Rumah Sakit Awal Bros Ahmad Yani.
Salah seorang bidan, Rita, saat ditemui mengatakan jika pelaksanaan cek kesehatan gratis ini, sekaligus untuk pendekatan dengan masyarakat sekitar RS Awal Bros. Perlu diketahui sebelumnya RS Ahmad Yani yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Pekanbaru Kota telah menjadi milik RS Awal Bros. Untuk itulah pihak RS sedang gencar melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi warga disekitarnya.
“Rumah sakit Ahmad Yani kini telah berganti nama menjadi Rumah Sakit Awal Bros. Untuk itulah sebagai salah satu pendekatan kami dari pihak rumah sakit dengan masyarakat sekitar, kami melakukan kegiatan cek kesehatan gratis. Selain itu dalam waktu dekat ini juga kami telah memiliki kegiatan senam setiap hari Sabtu. Dengan mengikuti Posyandu seperti ini, kami sekaligus mengajak masyarakat untuk mengikutinya,” kata Rita.
Sealin di RW 01, Rita juga menyebutkan telah melakukan hal yang sama di Posyandu RW 01 dan 04 beberapa waktu yang lalu. Dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat terhadap masyarakat, diharapkannya akan memberikan kesan kedekatan antara pihak rumah sakit dengan warga sekitar.
“Bukan hanya kali ini saja kami melakukan kegiatan cek kesehatan gratis ini. Karena sebelumnya di RW 02 dan 04 telah lebih dulu dilaksanakan. Kami hanya mengharapkan agar dengan kegiatan positif seperti ini, akan memberikan kesan baik masyarakat sekitar terhadap keberadaan cabang Rumah Sakit Awal bros ini. Selain ini akan ada beberapa ivent lain yang akan kami maksudkan untuk masyarakat sekitar,” tambahnya lagi. Ris
Sumber: inforiau.co
Manajemen RS dr Oen Enggan Beri Kompensasi
manajemenrumahsakit.net :: SOLO – Manajemen rumah sakit (RS) dr Oen, Solo, enggan mengabulkan permintaan kompensasi senilai Rp 2,1 miliar yang diajukan warga RW 21 Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres.
Pekerjakan Dokter Asing Tanpa Izin, Rumah Sakit Bisa Kena Sanksi
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) menegaskan sejauh ini belum pernah mengeluarkan izin bagi dokter asing untuk bekerja di Indonesia. Jika ditemukan pelanggaran, bukan cuma dokter yang bersangkutan yang terancam sanksi tapi juga rumah sakit yang mempekerjakannya.
“Rumah sakit yang mempekerjakan, kena juga. Ancamannya bisa denda, dan kalau melakukan pelanggaran dokter penanggung jawabnya juga kena,” kata Ketua KKI, Prof Dr dr Bambang Supriyatno, SpA(K) dalam temu media di Gedung KKI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).
Untuk saat ini, Prof Bambang menyebut izin memberikan pelayanan bagi dokter asing hanya diberikan untuk beberapa kondisi. Pertama, dalam rangka alih teknologi, kedua dalam rangka bakti sosial, dan ketiga dalam rangka bersekolah di Indonesia.
Izin untuk tiga keperluan tersebut dikeluarkan oleh KKI, sedangkan penempatannya diatur oleh Kementerian Kesehatan. Menyambut era MEA (Masyarakat Ekonomi Asia), Prof Bambang menyebut akan ada kesepakatan bilateral dengan sejumlah negara yang hingga kini masih terus dibahas.
“Untuk MEA harus ada aturan tersendiri. Saat ini kita sedang susun, finalisasinya sekitar dua bulan lagi di Singapura,” terang Prof Bambang.
Yang jelas, Prof Bambang menegaskan bahwa hingga saat ini KKI belum pernah mengeluarkan izin bagi dokter asing untuk bekerja di Indonesia. Jika ada dokter asing memberikan pelayanan hingga berbulan-bulan, dipastikan praktiknya ilegal dan masyarakat dipersilakan untuk melapor ke KKI.
Sumber: detik.com
Rp 1,5 M Dana Atasi Pasien Ditolak Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Medan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menganggarkan dana sebesar Rp1,5 miliar untuk mengatasi permasalahan penolakan rumah sakit terhadap pasien lantaran alasan kamar penuh.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut, Afwan Lubis menyatakan dana sebesar Rp1,5 miliar ini dianggarkan untuk membuat jaringan sistem informasi di kawasan Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo).
Dana ini, lanjutnya, dianggarkan lantaran menerima banyak keluhan dari peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan lantaran sering ditolak rumah sakit karena tempat tidur atau bed penuh. Jadi dengan adanya sistem informasi ini, tidak ada lagi pasien-pasien yang sampai di suatu umah sakit, ditolak karena penuh. Kemudian ditolak lagi di rumah sakit lainnya, karena juga penuh.
“Dengan sistem informasi ini, saat pasien sampai di rumah sakit A, sudah tampak rumah sakit mana yang sesuai dengan diagnosa penyakit dan bisa menerima pasien. Jadi informasi sudah tertata, sehingga pasien tidak perlu seperti dibola-bola lagi,” ujarnya, Selasa (19/5).
Kehadiran sistem ini, kata Afwan, diharapkan dapat membantu masyarakat, apalagi untuk pasien-pasien untuk penyakit akut sehingga bisa terlayani dengan cepat. Selain langsung ke rumah sakit, imbuhnya, nantinya pasien juga bisa langsung menghubungi call center yang dikelola Dinkes Sumut untuk mengetahui ketersediaan bed rumah sakit yang dituju.
“Rencana ini, sekarang masih dalam tahap evaluasi. belum dilelangkan. Mungkin bulan depan lelang sudah dijalankan. Kalau berjalan sesuai rencana, mudah-mudahan bulan Oktober atau November jaringan sudah bisa dijalankan,” kata dia.
Terkait pengadaan jaringan sistem informasi ini, jelas Afwan, Dinkes sudah mengadakan pertemuan-pertemuan dengan rumah sakit yang akan dibuatkan jaringannya. Memang diakuinya, pada awalnya belum semua rumah sakit bisa menjalankan sistem informasi ini, tapi penambahan jaringan akan terus dilakukan secara bertahap.
Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum (RSU) Murni Teguh Medan, Jong Khai menuturkan belum tersedianya sistem informasi yang terkoneksi dalam jaringan provider BPJS Kesehatan, menyebabkan banyak pasien diantar saja dengan ambulance ke IGD (instalasi gawat darurat) rumah sakit. Pada hal bed atau ventilator sudah penuh.
“Ini merupakan salah satu masalah yang sering dijumpai rumah sakit provider BPJS Kesehatan. Di mana di RSU Murni Teguh, kunjungan gawat darurat rata-rata 29,3 pasien/hari,” jelas dia.
Kehadiran jaringan sistem informasi, tentu disambut baik oleh rumah sakit. Terlebih, dalam sistem informasi ini selain memuat jumlah bed, juga dimuat terkait ketersediaan fasilitas dan sumber daya manusia lainnya, seperti ICU (intensif care unit), NICU (neonatal intensive care unit), PICU (pediatric intensive care unit), alat-alat khusus seperti ventilator, dokter ahli dan informasi penting lainnya. (prawira)
Sumber: medanbisnisdaily.com