Review Jejaring RS Rujukan Nasional, Provinsi, dan Regional Wilayah Timur
(Dok. Kemenkes RI) Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan RI (Dit. PKR Kemenkes RI) menyelenggarakan Pertemuan Review Jejaring RS Rujukan Nasional, Provinsi, dan Regional Wilayah Timur pada 22-24 Maret 2018 di Hotel Ramada Bintang Bali Resort Denpasar. Pertemuan ini dihadiri 43 peserta dari RS Rujukan Provinsi dan Regional serta 2 peserta dari RS Rujukan Nasional dan perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Simak reportase dan materi dari pertemuan tersebut pada link berikut Inovasi Berbasis Data :Sukses dan Tantangan dalam 3 Model Inovatif Skala Besar Model layanan kesehatan saat ini semakin gencar untuk mengadopsi sistem teknologi informasi kesehatan dan berusaha untuk menggunakan data yang dihasilkan dari sistem tersebut untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. doc: https://pixabay.com/ Informasi kesehatan elektronik (e-health information) belum memberi dampak yang signifikan terhadap layanan kesehatan. Sebuah studi dilakukan oleh Departemen Kesehatan menggunakan 3 model. Terlepas dari harapan para ahli bahwa pemanfaatan data akan meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi biaya, kebijakan publik seharusnya fokus membantu provider kesehatan menggunakan data secara efektif untuk bersama-sama menggunakan informasi dan meningkatkan layanan terhadap pasien. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
Rumah Sakit Daerah, Antara Beban Berat dan Kelembagaan Yang Rapuh |
|
Akuntansi untuk Rumah Sakit |
Inovasi Berbasis Data : Sukses dan Tantangan dalam 3 Model Inovatif Skala Besar
Inovasi Berbasis Data :
Sukses dan Tantangan dalam 3 Model Inovatif Skala Besar
Model layanan kesehatan saat ini semakin gencar untuk mengadopsi sistem teknologi informasi kesehatan dan berusaha untuk menggunakan data yang dihasilkan dari sistem tersebut untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
doc: https://pixabay.com/
Informasi kesehatan elektronik (e-health information) belum memberi dampak yang signifikan terhadap layanan kesehatan. Sebuah studi dilakukan oleh Departemen Kesehatan menggunakan 3 model. Terlepas dari harapan para ahli bahwa pemanfaatan data akan meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi biaya, kebijakan publik seharusnya fokus membantu provider kesehatan menggunakan data secara efektif untuk bersama-sama menggunakan informasi dan meningkatkan layanan terhadap pasien.
Saat ini Amerika Serikat sedang bereksperimen dengan cara yang berbeda untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan dan mengurangi biaya. Berbagai model layanan kesehatan mengumpulkan dan menggabungkan data rekam medik pasien, meskipun kemungkinannya kecil untuk mengetahui seberapa efektif sistem kesehatan dan provider kesehatan menggunakan data tersebut. Commonwealth Fund mendukung para peneliti untuk meneliti 3 model layanan kesehatan untuk mengetahui lebih lanjut. Para peneliti melakukan survei, analisa kualitatif, dan observasi langsung pada praktek-praktek ACO, CPC, dan EvidenceNOW.
Model yang pertama adalah Accountable Care Organizations (ACOs) yang merupakan jejaring antar dokter dan rumah sakit dimana mengambil risiko finansial untuk merawat sekelompok pasien. Peneliti menemukan bahwa 97% ACO memiliki sistem data kesehatan elektronik yang paling banyak diadopsi. Selain itu menggunakan pengukuran data tentang kinerja penyedia dan memberi umpan balik secara langsung kepada dokter. Tetapi ACO merasa sulit mendapatkan data lengkap kesehatan pasien yang mendapat perawatan di luar ACO. Kemudian model kedua yang digunakan adalah Comprehensive Primary Care (CPC) yang telah mengadopsi berbagai macam sistem informasi teknologi kesehatan yang baru, menggunakan data kesehatan elektronik dan informasi kesehatan untuk rujukan perawatan, perencanaan perawatan, komunikasi dengan pasien, dan anggota tim perawatan. Serta model ketiga yang digunakan adalah EvidenceNOW. Layanan preventif berbasis bukti diaplikasikan pada penyakit kardiovaskular pada layanan kesehatan primer. Lebih dari separuh layanan kesehatan tersebut menggunakan data kesehatan elektronik untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Namun tidak dipungkiri bahwa terdapat beberapa tantangan dalam menggunakan sistem data elektronik kesehatan, seperti inovasi pasti melibatkan teknologi informasi dan hal tersebut membutuhkan proses, data kesehatan sulit diakses, serta aplikasi sistem tersebut dalam praktek sehari-hari pasti membutuhkan bantuan teknis yang akan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya.
Kesimpulan dari studi ketiga model ini menunjukkan bahwa sistem informasi kesehatan belum tentu dapat memenuhi harapan pengguna. Untuk meningkatkan penggunaan data, disarankan agar layanan kesehatan dapat mencari bantuan, mendapatkan laporan umpan balik dari penggunaan data tersebut, maupun menggunakan jasa fasilitator untuk memanfaatkan data tersebut. Selain itu kebijakan publik diharapkan mendukung tujuan tersebut. (Elisabeth Listyani)
Sumber :
A. Dorr, D. J. Cohen, and J. Adler-Milstein, “Data-Driven Diffusion of Innovations: Successes and Challenges in 3 Large-Scale Innovative Delivery Models,” Health Affairs, Feb. 2018 37(2):257–65.
Pengembangan Webinar dan COP bagi RS Rujukan Nasional
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FKKMK UGM
menyelenggarakan Seminar
Pengembangan Webinar dan COP bagi RS Rujukan Nasional
Senin, 16 April 2018 pkl 15.00 – 16.00 WIB
Pengantar
Saat ini di RS Vertikal sudah banyak RS yang melakukan Webinar untuk pengembangan ilmu. Langkah ini merupakan hal maju dalam fungsi rujukan pengetahuan. Untuk pengembangan lebih lanjut perlu ada manajemen webinar dengan menggunakan pendekatan Masyarakat Praktisi yang dikelola oleh pengelola layanan rujukan nasional. Lunch seminar ini akan membahas prospek pengembangan lebih lanjut yang akan diikuti dengan pelatihan-pelatihan jarak jauh.
Tujuan:
- Memonitor kegiatan webinar saat ini.
- Membahas relevansi Community of Practice untuk webinar dalam rangka penguatan rujukan.
- Merencanakan PoA termasuk pelatihan mendatang.
Target Peserta
Webinar ini diperuntukkan untuk:
- Direksi
- Pemimpin-pemimpin Klinis
- Tim IT/Tim Web
Waktu dan Tempat
Hari, tanggal : Senin, 16 April 2018
Waktu : pkl 15.00 – 16.00 WIB
Tempat : Studio Mini Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM
Link Webinar
Bapak/Ibu di luar Yogyakarta dapat mengikuti kegiatan ini melalui webinar dengan mengakses pada:
Link Webinar: https://attendee.gotowebinar.com/register/1565011156066433281
Webinar ID: 180-124-571
Rundown Kegiatan
Waktu | Durasi | Materi | Pemateri |
15.00-15.20 | 20’ |
Paparan: Pengembangan Webinar untuk penguatan Sistem Rujukan: Pendekatan Community of Practice |
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD |
15.20-15.30 | 10’ | Pembahasan | Direksi RSCM |
15.30-16.00 | 20’ | Sesi Diskusi | Pemateri dan Pembahas |
Informasi dan Pendaftaran
Maria Lelyana (Ibu Lely)
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM
Phone: 0274 – 549425
Hp: 081 329 760 006
Email: [email protected]
RSU Bethesda Lempuyangwangi Maksimalkan Pendaftaran Pasien Melalui WhatsApp
RSU Bethesda Lempuyangwangi berusaha meningkatkan pelayanan pasien dengan maksimalkan pendaftaran melalui pesan WhatsApp maupun Short Message Service (SMS).
Direktur Utama RSU Bethesda Lempuyangwangi, Drg Nicholas Adi Perdana Susanto MSc mengungkapkan, pendaftaran melalui WhatsApp ini telah dilaksanakan sejak 2017 lalu.
“Kami memaksimalkan pendaftaran melalui WhatsApp. Kalau pendaftaran website masih dalam tahap uji coba, karena website banyak kendala jadi belum kami launching. Kalau melalui WA dan SMS sudah lakukan,” papar Nicholas pada Kamis (15/3/2018).
Pihaknya menuturkan, dengan adanya pendaftaran melalui WA dan SMS ini lebih memudahkan pasien.
“Jelas lebih terorganisir dengan adanya WA. Lahan parkir kami kan terbatas, sehingga tidak terjadi penumpukan antrian dan pasien tidak menunggu terlalu lama,” ujarnya kepada Tribunjogja.com
Ditambahkannya lagi, keunggulan RSU Bethesda Lempuyangwangi bagi peserta JKN adalah Surat Eligibilitas Peserta (SEP) tidak perlu untuk mengantri.
“SEP tidak perlu antri, karena SEP pagi, siang, sore ada. Poli kami buka pukul 07.00 – 21.00 WIB. Sehingga pasien datang ke loket antrinya ngga banyak, langsung masuk ke poli,” lanjut dia.
Untuk itu, pihaknya saat ini tengah memantapkan pendaftaran pasien melalui WhatsApp untuk pasien lama, karena untuk pasien baru harus memasukan data terlebih dahulu ke dalam rekam medis.
“Harapan kami mempertahankan kenyamanan pasien melalui pendaftaran via WhatsApp, jadi pasien nggak bruk langsung dateng ke rumah sakit,” imbuhnya. (tribunjogja)
Sumber: tribunnews.com
Sejumlah Rumah Sakit dan Puskesmas di Jakarta Terlambat Dibangun
JAKARTA – Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Prihartono mengungkapkan sejumlah unit layanan kesehatan di Jakarta bakal terlambat diresmikan lantaran pembangunannya tak kunjung dimulai.
“Rata-rata rumah sakit gede yang terlambat. RS Koja, RS Pasar Rebo, RA Cengkareng, RS Duren Sawit,” kata Koesmedi kepada Kompas.com, Rabu (14/3/2018).
Penyebabnya, karena bangunan rumah sakit yang lama belum dihapus oleh Badan Aset Daerah. Karena belum dihapus, pembangunan tak bisa dimulai. Padahal Koesmedi mengaku pihaknya sudah jauh-jauh hari melakukan lelang pembangunan.
“Kayak 2017 ini kami lelang duluan, tapi enggak dihapus-hapus. Ya enggak bisa bangun dong. Kalau lelang kan begitu anggaran keluar baru tanda tangan kontraknya,” ujar Koesmedi.
Pada 2017, Dinas Kesehatan DKI menganggarkan pembangunan atau rehabilitasi 34 puskesmas dan rumah sakit. Namun dua di antaranya, salah satunya RS Cilincing, belum selesai pembangunannya.
Koesmedi mengatakan waktu pekerjaan sebenarnya tepat waktu, namun mulainya yang terlambat karena penghapusan aset yang memakan waktu hingga tiga bulan.
Sumber: kompas.com
Siloam resmikan rumah sakit ke-31 senilai USD 15 juta
Lippo Group telah meresmikan rumah sakit ke-31, Rumah Sakit Siloam Bekasi. Rumah sakit terpadu yang lengkap dengan berbagai peralatan canggih senilai USD 15 juta ini terletak di salah satu jantung ekonomi Indonesia, kota metropolitan Bekasi, 30 kilometer di sebelah timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Rumah sakit tersebut adalah rumah sakit Siloam ke-2 di Bekasi dan ke-6 dari 10 rumah sakit yang direncanakan untuk dibuka pada tahun 2017. Beberapa rumah sakit lain yang telah dibuka pada tahun 2017 adalah rumah sakit di kota Bekasi, Bangka, Bogor, Yogyakarta, Lubuk Linggau dan Cirebon.
Siloam Hospitals berencana untuk membuka 4 rumah sakit lainnya di Jember, Lubuk Linggau, Pasar Baru dan Semarang sebelum akhir tahun ini.
Rumah Sakit Siloam yang baru ini dilengkapi dengan unit gawat darurat dan pusat trauma untuk mendukung perubahan nyata bagi masyarakat, dan hal ini didukung oleh peralatan canggih seperti CT-scan terbaru, X-ray, dan Ultrasound. Rumah sakit baru ini juga ditunjang dengan seluruh jaringan nasional Siloam yang terdiri dari 3.000 dokter dan spesialis, serta 9.000 gabungan perawat, tenaga medis dan staf kesehatan yang telah berkerja sama.
Walikota Bekasi, Rahmat Efendy secara khusus meresmikan pembukaan formal dan mengucapkan selamat kepada Siloam dalam turut berperan bahu-membahu bersama dengan Pemerintah Kabupaten untuk mengangkat kesejahteraan dan standar hidup masyarakat. Hal ini menurutnya sesuai dengan usaha pencapaian target Indonesia di bidang pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen penuh dalam mendukung misi Siloam dalam kebersamaan untuk mengangkat kain sosial Kota Bekasi terutama melalui perawatan kesehatan berkualitas yang terjangkau,” kata dia.
Direktur Rumah Sakit Rumah Sakit Siloam Bekasi, Dr. Nico Fritz, menyambut baik dukungan yang diberikan oleh Walikota Bekasi. “Dukungan Walikota tersebut akan sangat membantu dan menjadi pemicu semangat untuk konsistensi dalam menjaga kualitas layanan di Rumah Sakit Siloam Bekasi,” kata Dr. Nico.
Siloam Hospitals merupakan rumah sakit terakreditasi JCI pertama di Indonesia dan pemenang ulang ‘Frost & Sullivan, Indonesia’s Healthcare Service Provider of the Year’. Siloam tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nama ‘SILO’ dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 14,5 triliun atau USD 1.081,1 juta per 5 Juli 2017.
Siloam merupakan anak perusahaan dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yaitu perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan total aset dan pendapatan, yang terjamin oleh bank besar dan basis pendapatan berulang yang kuat. [idr]
Sumber: merdeka.com
Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Wagub Fachrori Kukuhkan Badan Pengawas Rumah Sakit
JAMBI – Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, mengukuhkan Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS), di Auditorium Rumah Dinas Gubernur Jambi, Kamis (26/10). Hal ini dimaksudkan guna meningkatkan pelayanan bidang kesehatan kepada masyarakat.
Wagub mengemukakan, rumah sakit merupakan salah satu pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka Pemerintah Provinsi Jambi membentuk Tim BPRS untuk menjaga, membina, dan mengawasi mutu pelayanan kepada masyarakat, mengigat rumah sakit merupakan salah satu ujung tombak pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat.
Ketua dan anggota BPRS yang dikukuhkan Wagub adalah, Ketua dr.Deri Mulyadi, SH,MH,Kes,Sp.OT, anggota dr.Alfian Taher,Sp.THT, anggota dr.Asianto Supargo,Sp.KJ,DHSM, anggota H Amir Farouk,SKM,M.Kes.
” Alhamdulillah, Pemerintah Provinsi Jambi sudah membentuk BPRS melalui surat keputusan Gubernur Jambi Nomor 1053/ Kep.Gub/ Dinkes/2017 tentang Pembentukan Anggota BPRS Provinsi Jambi Periode 2017 sampai 2019,” ujar Wagub.
Wagub mengatakan, BPRS harus independen dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk pembinaan dan pengawasan rumah sakit serta menjalankan fungsi kontrol di seluruh rumah sakit yang berada di Provinsi Jambi.
“Saya berharap BPRS dapat menjembatani pengaduan masyarakat dengan cara mediasi mulai dari tingkat rumah sakit, BPRS provinsi hingga BPRS Indonesia dan juga dapat bersinergi bersama organisasi, lembaga dengan kewenangan pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik, sehingga memberikan perlindungan dan rasa aman kepada rumah sakit dan pasien,” kata Wagub.
(*/wan)
Sumber: jambiupdate.co
Rumah Sakit Pendidikan Butuh SDM Tambahan
Bhirawa – Rumah Sakit Pendidikan (RSP) memiliki kewajiban riset dan pengembangan ilmu yang disinkronkan dengan perguruan tinggi. Untuk itu, jumlah sumber daya manuasianya harusnya tidak hanya cukup untuk berjalan.
Hal ini diungkapkan direktur RSP Universitas Airlangga (Unair), Prof Nasronudin usai pembukaan Inaugural Meeting Asosiasi Rumah Sakit PTN Indonesia di RS Unair, Sabtu (28/10) kemarin. Menurutnya, SDM di rumah sakitnya saat ini hanya cukup untuk berjalan memberikan pelayanan kesehatan. Padahal RSP harus memiliki SDM lebih banyak lagi sehingga bisa berkembang.
“Jadi harus ada porsi pengangkatan langsung lagi dari Kemenristekdikti. Karena SDM saat ini juga terbatas untuk berjalan pelayanan, belum lagi ada sekitar 15 dokter dan perawat yang studi di luar negeri,”ungkapnya.
Saat ini dikatakannya karena tidak ada pengangkatan CPNS, maka SDM yang ada di RSP didanai dengan dana dari Kemenristekdikti. Sehingga anggaran yang ada tidak banyak terserap untuk operasional ataupun riset.
“Untungnya riset ada kolaborasi anggaran dari jatah universitas. Jadi pengembangan tetap berjalan,”urainya. Selain itu, ia juga berharap adanya tambahan biaya dari BPJS. Sebab selama ini pembiayaan BPJS tidak cukup untuk memberikan tambahan subsidi bagi dokter-dokter muda.
Saat ini Kemenristekdikti telah memiliki 25 RSP, hanya saja yang sudah berjalan operasionalnya baru 12 RSP.
Menanggapi permasalahan RSP, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir mengungkapkan rumah sakit yang dimiliki kampus negeri ini nantinya akan disinergikan dengan rumah sakit milik kementerian kesehatan dan rumah sakit swasta lainnya. Dengan demikian insentif para dokter bisa diatasi dengan kejelasan asal pendanaannya.
Pihaknya sudah membentuk komite yang bekerja sama antara Kemenristedikti dan Kemenkes dalam mengembangkan academic health antar rumah sakit. “Pengelolaan Rumah sakit tidak bisa sendiri-sendiri tapi harus saling bersinergi dan berkolaborasi,” katanya.
Sementara itu, melalui pertemuan RSP se Indonesia ini, ia berharap dapat menjadi bahan diskusi agar ada koordinasi dan sinkronisasi para pengelolanya.
“Jadi agar kami di kememterian tahu model struktural, jabatan, pengelolaan keuangan dan SDM-nya. Dengan mengetahui kesamaan tersebut, kementerian bisa mengatur regulasi yang sesuai untuk RSP,”pesannya. [geh]
Sumber: harianbhirawa.com
RS Siloam Bekasi dilengkapi peralatan canggih
Jakarta – Rumah Sakit Internasional Siloam Hospitals milik Lippo Group meresmikan rumah sakit ke-31, Rumah Sakit Siloam Bekasi. Rumah sakit terpadu yang lengkap dengan berbagai peralatan canggih senilai 15 juta dolar AS.
RS ini terletak di salah satu jantung ekonomi Indonesia, kota metropolitan Bekasi yang sedang berkembang dengan pesat, 30 kilometer di sebelah timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Rumah sakit tersebut adalah RS Siloam kedua di Bekasi dan keenam dari 10 rumah sakit yang direncanakan untuk dibuka pada tahun 2017. Beberapa rumah sakit lain yang telah dibuka pada tahun 2017 adalah rumah sakit di kota Bekasi, Bangka, Bogor, Jogjakarta, Lubuk Linggau, and Cirebon.
Rumah sakit Siloam Bekasi ini terletak sangat strategis di pusat pengembangan terintegrasi, Lippo Plaza Bekasi, dan berdiri bersama dengan Matahari Department Store, Carrefour dan 90 gerai lainnya di lokasi yang sangat strategis. Rumah sakit tersebut akan melayani 5 juta penduduk dalam radius delapan kilometer.
Siloam Hospitals berencana untuk membuka empat rumah sakit lainnya di Jember, Lubuk Linggau, Pasar Baru dan Semarang sebelum akhir tahun ini.
RS Bekasi yang baru ini dilengkapi dengan unit gawat darurat dan pusat trauma yang kuat dalam mendukung perubahan nyata bagi masyarakat dan hal ini didukung oleh peralatan canggih seperti CT-scan terbaru, X-ray, dan Ultrasound.
Rumah sakit baru ini juga ditunjang dengan seluruh jaringan nasional Siloam yang terdiri dari 3.000 dokter dan spesialis, serta 9.000 gabungan perawat, tenaga medis dan staf kesehatan yang telah berkerja sama.
Direktur Rumah Sakit Rumah Sakit Siloam Bekasi, Dr. Nico Fritz, dalam keterangannya, Minggu, menyambut baik dukungan yang diberikan oleh Walikota Bekasi.
Menurut Dr. Nico, dukungan Walikota tersebut akan sangat membantu dan menjadi pemicu semangat untuk konsistensi dalam menjaga kualitas layanan di Rumah Sakit Siloam Bekasi.
Sebelumnya Walikota Bekasi Rahmat Efendy meresmikan RS Siloam Bekasi ini pada pekan lalu. “Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen penuh dalam mendukung misi Siloam dalam kebersamaan untuk mengangkat kain sosial Kota Bekasi terutama melalui perawatan kesehatan berkualitas yang terjangkau,” ujarnya.
Buton
Sementara penderita penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Siloam Buton yang berkedudukan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara terus mengalami peningkatan.
Dokter ahli RS Siloam Buton, dr Yusuf Haz Condeng di Baubau, Minggu menjelaskan, sejak dibuka pada pertengahan April 2017 data tindakan Hemodialisa (cuci darah,red) bagi penderita gagal ginjal kronis terus bertambah.
Data grafik penderita gagal ginjal kronis pada rumah sakit itu dari bulan ke bulan meningkat. Tercatat pada April 2017 penderita yang telah ditangani mencapai 15 tindakan.
Sedangkan Mei 2017, tindakan hemodialisa bertambah tiga kali lipat mencapai 50 tindakan. Dan Juni turun 49 tindakan dan naik signifikan pada Juli dengan angka 64 tindakan.
Pada Agustus dan September 2017, jumlah tindakan berangsur menurun masing-masing 57 dan 54 tindakan, namun penurunan jumlah penderita tidak bertahan lama karena pada Oktober meningkat menjadi 67 tindakan.
dr Yusuf mengurai, banyak penyebab yang mengakibatkan penyakit gagal ginjal kronis tersebut. Dari sekian banyak tindakan yang telah diambil, malah kencing manis yang menjadi penyebab utama penyakit gagal ginjal kronis tersebut dengan persentase mencapai 46 persen berbanding 32 persen yang diakibatkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
“Selain dua faktor tersebut, orang yang memiliki riwayat penyakit ginjal turunan (genetik) juga berpotensi besar. Dan masih banyak faktor lain seperti radang batu ginjal dan batu saluran kemih yang kurang mendapat perhatian, obat-obatan modern ataupun tradisional yang digunakan dalam jangka waktu lama, narkoba, maupun dari kebiasaan pola makan,” ujarnya, di Baubau,Minggu.
Ditempat yang sama, dokter spesialis ahli dalam RS Siloam Buton, dr Edward menambahkan penderita gagal ginjal kronis memiliki harapan hidup yang sangat kecil. Diakuinya belum ada obat yang ditemukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut.
Kendati begitu, penderita bisa ditingkatkan harapan hidupnya hanya dengan dua cara yakni pertama tindakan hemodialisa atau cuci darah dan kedua cangkok ginjal.
“Pilihan pertama adalah yang paling efektif, meskipun tidak bisa menyembuhkan tapi paling tidak harapan hidup penderita bisa diperpanjang. Sedang pilihan kedua sangat sulit dilakukan karena donor ginjal kecil kemungkinan cocok dengan penderita apalagi biayanya sangat besar,” katanya.
dr Edward mengimbau, agar masyarakat Kota Baubau memperhatikan kesehatannya khususnya pada penyakit gagal ginjal tersebut, mengingat trend penderita yang ditangani RS Siloam Buton semakin hari kian bertabah.
Sumber: antaranews.com
Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga Mulai Beroperasi
Gresik – Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga yang digagas alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya beroperasi perdana melayani masyarakat di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
“Kami sandar di Dermaga Sangkapura Bawean sejak 27 Oktober 2017,” ujar Kapten Kapal RST Ksatria Airlangga Mudatsir, saat dikonfirmasi, Minggu 29 Oktober 2017, dilansir Antara.
Kapal RST Ksatria Airlangga dibuat di galangan kapal tradisional Galesong, Takalar, Sulawesi Selatan, oleh alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Kapal didesain sebagai rumah sakit terapung yang akan berlayar untuk singgah membantu pengobatan masyarakat di pulau-pulau terluar yang belum memiliki fasilitas rumah sakit.
Ruangan kapal “phinisi” sepanjang 27 x 7,2 meter ini disekat menjadi beberapa ruang pemeriksaan medis. Salah satunya terdapat ruangan yang lebih luas, berukuran sekitar 3 x 4 meter yang terdapat dua buah “meja” untuk mengoperasi pasien.
Mudatsir mengatakan interior ruang-ruang pemeriksaan di kapal yang tergolong berukuran kecil ini didesain senyaman mungkin oleh sebuah galangan tradisional di Gresik.
“Kapalnya dibuat di Takalar tapi interiornya didesain di Gresik,” katanya.
Menurut dia, pelayanan perdana RST Ksatria Airlangga di Pulau Bawean, sekaligus uji coba penempatan alat-alat medis di ruang-ruang interiornya.
“Mungkin nanti kalau dokternya ada yang merasa kurang cocok berkaitan dengan penempatan alat-alat medis yang berhubungan dengan interiornya itu, bisa kembali lagi ke galangannya di Gresik untuk dibenahi agar lebih nyaman,” katanya.
Warga Pulau Bawean tampak berdatangan untuk berobat ke RST Ksatria Airlangga yang berlabuh di Dermaga Sangkapura sejak kapal ini tiba pada 27 Oktober lalu.
“Tentu rumah sakit terapung ini sangat menguntungkan bagi kami. Sebab kalau sakit parah kami terpaksa berobat ke rumah sakit yang ada di Pulau Jawa. Kapan hari itu saya lama nunggui suami yang harus ‘ngamar’ di Rumah Sakit Bunder, Kota Gresik,” kata Sulaimah, warga setempat.
Sulaimah datang ke RST Ksatria Airlangga di Dermaga Sangkapura untuk mengobati sebuah benjolan yang tumbuh di bagian tubuhnya.
“Kata dokter ini tumor. Sudah dijadwalkan mau dioperasi di atas kapal ini,” katanya.
Salah seorang Tim Dokter RST Ksatria Airlangga dr Sulis Bayusentono, MKes, SpOT mengatakan semua orang dengan segala jenis penyakit bisa berobat di kapal ini.
“Terutama pasien-pasien yang minor surgery, seperti operasi tumor dan operasi mata juga bisa ditangani langsung di kapal ini,” katanya.
Menurut dia, setelah dari Pulau Bawean, RST Ksatria Airlangga akan menuju ke Puluau Masalembu, Jawa Timur untuk melayani pengobatan masyarakat setempat hingga akhir tahun.
“Selanjutnya kami telah menjadwalkan mengarungi wilayah Indonesia Timur mulai bulan Mei tahun depan, yaitu dari Maluku dan terus menuju ke pulau-pulau terluar di wilayah perbatasan Indonesia,” ucapnya.
Dia mengatakan Tim Dokter RST Ksatria Airlangga telah melakukan survei di pulau-pulau terluar yang akan dikunjunginya. “Survei ini untuk mengetahui dokter ahli apa saja yang harus kami ajak. Selain itu saat kami berangkat juga harus sudah membawa obat-obatan yang dibutuhkan di pulau tujuan,” ucapnya.
Sumber: liputan6.com