manajemenrumahsakit.net :: SIDOARJO
Rumah Sakit di Prancis Buka Wine Bar untuk Hibur Pasien Penyakit Kronis
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Sudah menjadi rahasia umum orang Prancis tak bisa lepas dari konsumsi wine. Sebuah rumah sakit di Prancis akan membuka wine bar yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis.
Bar ini akan dibangun di Clermont-Ferrand University Hospital yang terletak di kota Clermont-Ferrand, Prancis. Wine bar tersebut akan dibuka bulan September dan bisa menjadi tempat pasien menikmati satu atau dua gelas wine yang dianjurkan secara medis bersama dengan keluarga mereka.
Secara spesifik, wine bar ini dibangun di palliative care centre rumah sakit tersebut. Ide pembangunan wine bar ini dikatakan karena pasien mempunyai hak untuk bersantai dan menikmati hidup mereka.
Telisik Layanan Medis, Wawalikota Mojokerto Sidak RS
manajemenrumahsakit.net :: Mojokerto, Wakil Walikota Mojokerto, Suyitno melakukan inspeksi mendadak (sidak) di RSU Dr Wahidin Sudiro Husodo di hari
Rumah Sakit di Emory, AS Sediakan Perawatan Terbaik untuk Ebola
manajemenrumahsakit.net :: Emory University Hospital, sebuah rumah sakit di kota Atlanta, AS, adalah salah satu tempat paling aman di dunia untuk merawat penderita ebola.
Virus Ebola telah menewaskan lebih dari 700 orang di Afrika dan para pejabat kesehatan dunia mengatakan virus ini akan menimbulkan konsekuensi luar biasa jika menyebar.
Jadi mengapa warga Amerika yang tertular Ebola di Liberia diijinkan kembali ke tanah air?
Jawabannya, menurut beberapa pakar, adalah karena Emory University Hospital yang merawat penderita Ebola adalah salah satu tempat paling aman di dunia untuk merawat penderita Ebola.
Tidak ada kesempatan bagi virus itu untuk menyebar di unit isolasi sangat aman di rumah sakit tersebut.
Hal lain adalah petugas-petugas kesehatan Amerika yang telah mengambil resiko mengorbankan jiwa untuk bertugas di luar negeri, berhak mendapat perawatan terbaik yang mereka butuhkan.
Dr. Kent Brantly adalah orang pertama yang tertular Ebola dan dipulangkan dari Liberia ke Amerika hari Sabtu.
Mitranya Nancy Writebol diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari mendatang.
Direktur Pusat Pencegahan.
Sumber: berita.in
Pemprov Papua bangun RS khusus HIV/AIDS pada 2015
manajemenrumahsakit.net :: Jayapura – Pemerintah Provinsi Papua berencana membangun rumah sakit khusus untuk menangani dan merawat warga yang positif terinfeksi HIV/AIDS.
“Selama ini penanganan warga yang positif terinfeksi HIV/AIDS di rumah sakit umum terkesan masih diskriminatif. Harus ada rumah sakit khusus buat mereka (warga yang sudah positif HIV/AIDS, red.),” kata Kepala Dinas Kesehatan Papua drg. Aloysius Giyai di Jayapura, Senin.
Menurut dia, selama ini masyarakat yang terdeteksi HIV/AIDS setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit umum, kurang mendapat perhatian.
“Mungkin karena penyakit itu menular,” ujarnya.
Berdasarkan alasan itu, katanya, Pemprov Papua akan membangun rumah sakit khusus.
“Lokasi pembangunan rumah sakit ini sudah ada,” katanya.
Pengerjaan rumah sakit itu, kata Aloysius, direncanakan dilakukan pada 2015.
“Rumah sakit khusus itu selain untuk merawat mereka yang positif HIV/AIDS, juga menangani warga yang mengidap penyakit kusta dan franbosya,” katanya.
Pemprov Papua juga berencana mengembangkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura menjadi Rumah Sakit Penyelamatan Ibu dan Anak.
“Pengembangan RSUD Jayapura dilakukan setelah rumah sakit khusus dibangun,” ujarnya.
Rumah Sakit Penyelamatan Ibu dan Anak, katanya, selain membantu ibu bersalin, juga ada semacam penginapan di sekitar rumah sakit itu untuk menampung (karantina, red.) ibu hamil yang sedang menunggu persalinan.
“Selama karantina, sang ibu akan diberi makanan tambahan bergizi bagi dirinya dan bayi yang dikandungnya,” ujarnya.
Dengan begitu, kata dia, bayi yang kelak dilahirkan, cerdas.
“Bukan berarti bayi yang selama ini tidak cerdas tapi lebih baik lagi dan punya kemampuan lebih,” ujarnya.
Mantan Direktur RSUD Abepura itu, mengatakan Gubernur Papua Lukas Enembe sedang menyiapkan anggaran pembangunan rumah sakit khusus tersebut. (MUS/M029)
Sumber: antaranews.com
Pinjaman Rp 99 Miliar Untuk Pembangunan RSUD di Pesisir Selatan
manajemenrumahsakit.net :: Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia menyetujui untuk memberikan pinjaman kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, sebesar Rp 99 Miliar.
Pinjaman Kemenkeu RI yang dikucurkan senilai Rp 99.000.000.000 ke Pemkab Pesisir Selatan guna untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Muhammad Zein di Kabupaten Pesisir Selatan.
Pemberian pinjaman Kemenkeu tersebut setelah melalui penandatanganan
Rumah Sakit Tipe D Bawean, Kapan Mulai Beroperasi?
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dr. dr. Soegeng Widodo mengatakan beroperasinya rumah sakit tipe D di Pulau Bawean masih menunggu selesai pembangunan, dilanjutkan penyediaan alat kesehatan dan tenaga medis.
Ditemui Media Bawean di Kantornya (jum’at, 25/7/2014), Kepala Dinas Kesehatan Gresik mengatakan untuk tahun ini hanya penyelesaian pembangunan yang nantinya setelah selesai akan diresmikan. “Untuk peresmian beroperasinya rumah sakit tipe D di Pulau Bawean masih belum tahun ini sehubungan masih butuh tersedianya alat kesehatan dan tenaga kesehatan,”katanya.
“Nantinya untuk memulai tahapan awal beroperasinya rumah sakit akan diisi oleh pegawai puskesmas Sangkapura sambil menunggu pembangunan puskesmas yang baru selesai,”ujarnya.
“Untuk dokter akan diprioritaskan asal Pulau Bawean, termasuk tenaga kesehatan lainnya akan memprioritaskan asal Pulau Bawean,”tuturnya.
Lebih lanjut, dr. Soegeng Widodo menyatakan optimis rumah sakit tipe D di Pulau Bawean akan berjalan sesuai kebutuhan masyarakat, dengan perbandingan jarak yang lumayan jauh ke Gresik.
Persoalan dokter, menurutnya bila lapangan terbang Pulau Bawean sudah beroperasi, tentunya akan mempermudah akses untuk transportasi dokter untuk berkunjung dan bertugas di Pulau Bawean. (bst)
Sumber: bawean.net
RS Imanuel Bertekad Jadi RS Pendidikan
Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) – Salah satu rumah sakit swasta di Bandarlampung, RS Imanuel Wayhalim, berencana menjadi rumah sakit pendidikan di wilayah Provinsi Lampung seperti halnya RSUD Abdul Moeloek Lampung.
“Selain itu, RS Imanuel sedang berupaya menjadi rumah sakit tipe B,” kata Direktur RS Imanuel, dr Ruth Mariva SpS, saat perayaan HUT ke-29 RS Imanuel, di Bandarlampung, Sabtu malam.
Perubahan status menjadi rumah sakit pendidikan dan rumah sakit tipe B dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta RS itu ikut mengisi pembangunan, terutama di bidang kesehatan.
Selain itu, ia menyebutkan RS Imanuel juga bertekad untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat.
“Masyarakat butuh pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga kita harus memberikan pelayanan yang terbaik pula kepada mereka,” katanya.
Perayaan HUT ke-29 RS Imanuel juga diisi dengan lagu dan drama tentang legenda Danau Toba, pemberian penghargaan kepada karyawan serta bantuan bea siswa kepada anak-anak karyawan yang berprestasi di sekolahnya masing-masing.
Sumber: antaralampung.com
Jika jadi Menkes, Ribka mau bangun rumah sakit tanpa kelas
manajemenrumahsakit.net :: Ketua komisi IX DPR Ribka Tjiptaning Proletariati disebut-sebut masuk dalam bursa calon menteri kesehatan (Menkes) di kabinet Jokowi-Jusuf Kalla. Jika benar-benar terpilih menjadi Menkes, Ribka menjanjikan gebrakan di bidang kesehatan.
Salah satunya dari sisi fasilitas rumah sakit. “Saya mempunyai mimpi harus ada rumah sakit pratama atau rumah sakit tanpa kelas. Puskesmas harus dibuat sebagai rumah sakit agar lebih dekat dengan rakyat,” kata Ribka di Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), Jl. Sukabumi 27 Menteng Jakarta, Selasa (29/7).
Ribka sesumbar memperjuangkan penetapan Undang-Undang keperawatan dan kebidanan. Hal itu untuk menjaga profesi tenaga kesehatan di Indonesia.
“Saya sepakat undang-undang keperawatan dan kebidanan harus disahkan. Agar mereka tidak jadi incaran aparat untuk dipidanakan,” terang dia.
Dia khawatir, tanpa payung hukum jelas, perawat dan bidan enggan turun tangan menolong masyarakat di daerah. Akibatnya, masyarakat menjadi kesulitan mengakses kesehatan secara cepat.
“Sekarang bidan dan perawat takut untuk turun tangan. Di Lampung dan Jawa Timur, mereka harusnya menolong pasien malah dipidana, akibatnya banyak kematian ibu hamil, itu bukan karena perkawinan dini,” pungkas dia.
(mdk/noe)
Sumber: merdeka.com
Penderita Stroke di Indonesia Diprediksi Terus Bertambah
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Stroke adalah penyakit tidak menular yang jumlah penderitanya terus bertambah di Indonesia. Menteri Kesehatan RI dr Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menyebutkan bahwa penyakit ini jadi penyebab kematian utama di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI tahun 2007 jumlah penderita stroke 8,3 per 1000 penduduk. Kemudian di tahun 2013 melonjak menjadi 12,1 per 1000 penduduk seperti dikutip berita pers peresmian RS Pusat Otak Nasional yang diterima liputan6.com.
“Prevalensi penderita stroke cenderung lebih tinggi pada masyarakan berpendidikan rendah dan masyarakat yang tinggal di perkotaan,” jelas Mboi.
Diprediksi prevalensi penderita stroke akan meningkat di tahun-tahun mendatang jadi 25-30 per 1000 penduduk.
Oleh karena itu untuk menjaga kesehatan Menteri Kesehatan RI berpesan agar masyarakat menjaga gaya hidup sehat. Melalui CERDIK, Cek kesehatan secara teratur, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet sehat, Istirahat cukup, dan Kelola stres.
Salah satu bentuk langkah pemerintah menghadapi meningkatnya penderita stroke dengan mendirikan rumah sakit khusus otak dan saraf yang sekaligus sebagai pusat neurosains di Indonesia. “RS Pusat Otak Nasional sebagai langkah menjawab tantangan meningkatnya penyakit stroke di Indonesia dengan pelayanan prima dan paripurna,” tandas Mboi dalam sambutan peresmian RS PON pada Senin (14/7/2014). (Gabriel Abdi Susanto)
Sumber: malukunews.co