BPJS ingin anggota pesertanya berobat ke rumah sakit. Tapi, harga ditentukan oleh BPJS.
JAKARTA
BPJS ingin anggota pesertanya berobat ke rumah sakit. Tapi, harga ditentukan oleh BPJS.
JAKARTA
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, Kementerian Kesehatan (Kemkes) dalam rencana kerja 2015-2019 akan segera melakukan penguatan pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas dan rumah sakit.
Penguatan pelayanan kesehatan ini ditujukan untuk mempersiapkan kesiapan fasilitas kesehatan (faskes) dalam melayani pasien dengan baik di faskes tingkat pertama maupun rujukan.
“Penguatan yang akan dilakukan ini meliputi kesiapan 6.000 puskesmas di enam regional, terbentuknya 14 Rumah Sakit Rujukan Nasional, dan juga terbentuknya 184 Rumah Sakit Rujukan regional,” kata Nila Moeloek di gedung Kemkes di Jakarta, Selasa (3/2).
Khusus untuk daerah terpencil dan sangat terpencil, lanjut Menkes, akan dibangun RS kelas D Pratama dengan kapasitas 50 tempat tidur untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan rujukan.
“Pada regional Papua akan didirikan 13 rumah sakit pratama. Sementara pada regional Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi akan didirikan 55 rumah sakit pratama,” jelas Menkes.
Penulis: Herman/NAD
Sumber: beritasatu.com
manajemenrumahsakit.net :: London – Setelah China berhasil melakukan operasi dengan
manajemenrumahsakit.net :: SENGKANG, BKM — Untuk meminimalir penyimpangan keuangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD ) Lamaddukkelleng, Sengkang, pihak manajemen menerapkan elektronik hospital (e-hospital).
RS Lamaddukkelleng merupakan rumah sakit tipe C pertama di Indonesia yang menerapkan sistem ini. “E-hospital ini untuk mewujudkan tata kelola manajemen yang profesional dan bersih,” kata Direktur RSUD Lamaddukkelleng dr Baso Rahmanuddin, Senin(2/2).
Dia mengungkapkan, RS yang dipimpinnya merupakan merupakan RS ke enam yang menerapkan sistem tersebut. “Untuk tipe C kita yang pertama di Indonesia, karena lima rumah sakit sebelumnya di Indonesia yang sudah menerapkan sistem ini, semuanya RS tipe A.
Di Indonesia timur sendiri, Wajo yang ke dua setelah RS Wahidin Sudirohusodo Makassar,” terangnya. Keunggulan sistem e-hospital ini, menurut dr Baso, yakni mampu menyajikan data secara cepat, akurat dan transparan. Mulai pencarian data pasien, riwayat kesehatannya, dokter yang menanganinya, biaya rawat inap, dan sebagainya yang bisa dilakukan dalam waktu beberapa detik saja.
“Sehingga nantinya penyimpangan di RS bisa diminimalisir, karena semuanya bisa dicek, baik data pasien hingga biaya perawatn,” ujarnya. E-hospital ini sendiri sudah disoft lauching pada 1 Februari pukul 00.00. Pelayanannya pun on time, yakni 24 jam dalam sehari dan 365 hari per tahun. Sehingga, kapanpun pasien akan keluar, tidak perlu lagi menunggu hari kerja.
“Untuk grand launchingnya sendiri akan dilaksanakan pada 1 Maret mendatang. Saya bertekad, nantinya RSUD Lamaddukkelleng menjadi RS terbaik di Indonesia timur,” tandasnya. Konsultan IT RSUD Lamaddukkelleng Hasmuddin mengatakan, ke depan sistem e-hospital ini akan meminimalisir penggunaan kertas. Hal ini mendukung kampanye global warming dalam upaya pengurangan produk bahan alami pembuat kertas. Selain itu juga bisa ekonomis.
“Dan bisa dipastikan, banyak sekali waktu terbuang untuk mencari data di lemari brankas. Alhasil, secara tidak langsung hal itu juga menghambat kinerja dan pelayanan dari sebuah rumah sakit,” terangnya. (ilo/rus/c)
Sumber: beritakotamakassar.com
manajemenrumahsakit.net :: Sampit, Kalteng (ANTARA News) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, membutuhkan rumah sakit baru di kawasan utara dan selatan agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih maksimal.
“Saya berharap keinginan kita membangun rumah sakit di kawasan utara dan selatan, bisa terwujud tahun ini. Mudah-mudahan pemerintah pusat juga mendukung ini,” kata Bupati Kotim, H Supian Hadi di Sampit, Senin.
Pemerintah Kabupaten Kotim sudah mengusulkan pembangunan rumah sakit tipe D di dua kawasan yaitu utara dan selatan. Pembangunan rumah sakit di kawasan utara rencananya berlokasi di Parenggean, sedangkan di kawasan selatan berlokasi di Samuda. Dua tempat itu cukup strategis dan mudah diakses masyarakat kecamatan dan desa lain di sekitarnya.
Pemerintah daerah sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan dua rumah sakit tersebut. Janji pemerintah pusat membantu pembangunannya diharapkan bisa terealisasi tahun ini.
Luasnya wilayah Kotim membuat pelayanan kesehatan belum semaksimal seperti harapan masyarakat. Seperti di kawasan utara, masyarakat setempat harus menempuh perjalanan berjam-jam jika ada warga yang sedang sakit serius dan harus dirujuk ke RSUD dr Murjani.
Jika dua rumah sakit tersebut beroperasi, maka pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kotim diharapkan bisa terlayani dengan baik. Ini juga untuk mengurangi tingkat risiko kematian bagi pasien jika harus dirujuk ke rumah sakit.
“Untuk langkah cepat, seluruh puskesmas diupayakan bisa melayani rawat inap. Jadi kalau masih bisa ditangani di puskesmas maka tidak perlu buru-buru dirujuk ke RSUD dr Murjani,” harap Supian.
Saat ini kondisi RSUD dr Murjani Sampit sudah tidak ideal lagi karena sering tidak mampu menampung pasien. Bahkan bukan pemandangan aneh lagi jika ada pasien yang sampai dirawat di selasar karena ruang penuh pasien.
Sumber: antaranews.com
manajemenrumahsakit.net :: BERITA BEKASI