manajemenrumahsakit.net :: KBRN, Pekanbaru :
VIDEO: Canggihnya Robot Rumah Sakit di AS
Mesin robot memang berguna dalam membantu aktivitas manusia. Maka dari itu, rumah sakit baru, Pusat Medis Universitas California San Francisco (UCSF) di Mission Bay, Amerika Serikat, mencoba tenaga robot untuk meningkatkan pelayanan perawatan.
Tenaga medis pada pusat kesehatan itu pun cukup terbantu dengan 25 robot otonom yang ukurannya sebsar mesin cuci. Meski kecil, jangan anggap remeh kemampuan robot otonom itu.
Melansir
Kejari Usut Penyimpangan Dana BLUD Labuang Baji
manajemenrumahsakit.net :: MAKASSAR, BKM– Kejaksaan Negeri Makassar mengusut dugaan penyimpangan penggunaan dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, tahun 2014.
Kepala Kejaksaan Negeri Makassar, Deddy Suwardy Surachman Selasa (20/1) mengatakan, pihaknya sedang fokus menyelidiki unsur melawan hukum dalam pengelolaan dana tersebut. Itu dilakukan setelah tim penyelidik menerima laporan masyarakat terkait adanya penyimpangan dalam pengelolaan dana.
“Kami segera meningkatkan status penanganan kasus ini dari ke tahap penyelidikan ke penyidikan,” tegas Deddy.
Dia menguraikan, adanya dugaan penyimpangan juga diperkuat dengan adanya LHP Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Deddy tidak menampik jika pihak BPK dalam kasus tersebut telah menemukan adanya indikasi kerugian negara.
“Hasil temuan BPK menemukan ada kerugian negara dalam penggunaan dana BLUD tahun 2014 lalu. Kasus ini kami anggap sudah layak untuk ditingkatkan ke penyelidikan, ” tandasnya.
Terpisah, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji, Enrico Marentek mengatakan, pihaknya telah menggunakan dana BLUD sesuai aturan dan telah sesuai prosedur.
“BLUD memiliki esensi berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit yang menjelaskan tentang pengelolaan keuangan harus sesuai BLUD, ” ujarnya.
Tujuannya untuk peningkatan pelayanan dan efesiensi penggunaan anggaran, bukan untuk peningkatan anggaran. BLUD mulai dibentuk sejak tahun 2012 dan mulai efektif sejak 2013, yang bertujuan agar bisa memberikan pelayanan terbaik bagi pasien.
Enrico juga mengatakan, penggunaan dana BLUD bukan saja hanya untuk pelayanan, tetapi juga digunakan untuk membayar biaya operasional rumah sakit.
Dia menguraikan, pihaknya telah menerima dana BLUD untuk anggaran 2014 dari pemerintah daerah Rp. 38 miliar.
“Semua dana itu tidak kami gunakan. Semuanya masih ada sisa Rp 6 miliar. Kami hanya gunakan dana BLUD Rp 32 miliar saja untuk peningkatan mutu pelayanan, sisanya telah kami kembalikan ke kas daerah sebesar Rp. 6 miliar, ” tukas Enrico.
Enrico menambahkan, jika kondisi RSUD Labuang Baji sejak 1936 memang tidak memadai, walaupun sudah diperbaiki, masih saja ada yang rusak. (mat/cha/c)
Sumber: beritakotamakassar.com
Menyelesaikan banyak proyek membangun rumah sakit pada tahun 2015
manajemenrumahsakit.net :: Pada Rabu pagi (21 Januari) di kota Hanoi, Kementerian Kesehatan Vietnam mengadakan konferensi online tentang penggelaran pekerjaan kesehatan tahun 2015 dan orientasi pekerjaan tahapan 2016-2020. Menurut rencana Kementerian ini, pada tahun 2015, instansi kesehatan akan menggelarkan penyelesaian banyak proyek bangunan rumah sakit, turut menangani situasi kelebihan pasien di rumah sakit. Kementeritan Kesehatan juga mendorong cepat laju penyelesaian Proyek rumah sakit pusat untuk anak-anak dan untuk kaum lansia, rumah sakit kandungan dan bersalin pusat, rumah sakit Vietnam-Jerman dan lain-lain. Semua rumah sakit di bawah Kementerian harus mendaftarkan diri agar sampai akhir tahun ini, ada 50% dan sampai pertengahan tahun 2016 ada 2/3 jumlah rumah sakit di pusat yang berkomitmen tidak membiarkan terjadi keadaan satu ranjang dua pasien.
Seiring dengan itu, Kementerian Kesehatan mencanangkan gerakan
Rumah Sakit Pobundayan Kotamobagu Diperjuangkan Berubah Status
manajemenrumahsakit.net :: KOTAMOBAGU – Pemerintah Kota Kotamobagu sementara memperjuangkan pengalihan status Rumah Sakit Pobundayan Kotamobagu dari tipe C ke tipe B.
“Ini masih pembenahan kita untuk mengejar tipe B untuk menjadi rumah sakit rujukan bukan hanya di Kotamobagu tapi untuk Bolmong Raya,” ujar Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara belum lama ini.
Untuk Tipe C ke tipe B itu, lanjut Tatong ada beberapa syarat kriteria yang harus dipenuhi. “Misalnya kamar tidur. Sekarang itu hanya ada 50 kamar, dan harus 300 kamar tidur. Itu kriteria untuk rumah sakit tipe B,” ungkapnya.
Dikatakan Tatong, dana yang dibutuhkan untuk Rumah Sakit tersebut sebesar Rp 400 miliar. ” Itu yang saya minta ke pusat untuk rumah sakit kita, Rp 150 Miliar untuk SDM, sisanya fisik dan bangunan, SDM itu sangat penting, harus ada tenaga medis yang sesuai dengan syarat,” ungkapnya.
Pembangunan Rumah Sakit untuk mencapai tipe B diakuinya memang membutuhkan pembenahan satu diantaranya infrastruktur. “Pembangunan infrastrukturnya, harus ada konsultan, bukan hanya berdasarkan keinginan kita. Misalnya untuk ruangan inkubasi bayi itu harus benar-benar sesuai agar bakteri tidak bisa tembus. Pemkot menargetkan pada 2017 nanti hal tersebut bisa dicapai,” ungkapnya.
Untuk berobat kata Tatong kenapa harus ke luar, namun jika hanya didasari dengan nafsu yang besar namun tenaga kurang itu tak akan berjalan. “Didalam pengaanggaran kita harus memformat betul. Pertama kan kita sudah membuat jalan masuk ke rumah sakit, biayanya cukup besar itu. Termasuk untuk rumah sakit ini beberapa belum terbayar.
Sumber: tribunnews.com
Karyawan RS Dilatih Rawat Jenazah
manajemenrumahsakit.net :: SRUWENG – Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng mengadakan pelatihan parawatan jenazah pasien di masjid kompleks rumah sakit setempat, baru-baru ini. Kegiatan diikuti 15 peserta yang terdiri atas karyawa rumah sakit dari berbagai unit. Para peserta mendapatkan materi tentang tata mempersiapkan kain kafan, memandikan jenazah, dan mengkafaninya.
Muhammad Muslih pembimbing pelatihan dari Bina Rohani Islam menjelaskan, karena jenazah ada dua macam, yaitu laki-laki dan perempuan, maka pesertanya pun terdiri atas laki-laki dan perempuan.
Penderita Diare di RSUD Caruban Madiun Meningkat
manajemenrumahsakit.net :: Madiun – Penderita atau pasien diare yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, meningkat signifikan pada musim hujan tahun ini.
Data RSUD Caruban, Kabupaten Madiun, mencatat, sejak tanggal 1 hingga 20 Januari 2015, jumlah pasien diare yang dirawat di rumah sakit setempat mencapai 44 orang.
“Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Selama bulan Januari 2014, pasien diare di RSUD Caruban mencapai 20 penderita,” ujar Humas RSUD Caruban, Yoyok Andi Setyawan, kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, dari puluhan pasien tersebut mayoritas adalah pasien anak-anak. Jumlahnya mencapai 26 orang dari total 44 pasien yang ada.
Meningkatnya jumlah pasien tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah faktor lingkungan dan cuaca ekstrem yang terjadi selama ini.
“Peningkatan terjadi akibat datangnya musim hujan dan naiknya populasi lalat. Kondisi tersebut membuat kuman dan bakteri cepat berkembang biak dan menyebabkan diare jika pola hidup tidak bersih,” terangnya.
Pihaknya berharap agar seluruh warga di Kabupaten Madiun dapat menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Sebab, diare cepat menyerang jika masyarakat tidak menjaga kebersihan makanan dan lingkungannya.
Para orangtua juga diimbau untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi anak-anaknya di luar rumah. Hal itu untuk mengantisipasi anak-anak agar tidak membeli makanan yang kurang higenis. (*)
Sumber: antarajatim.com