manajemenrumahsakit.net :: PEKANBARU – Komisi E DPRD Provinsi Riau melakukan hearing dengan pihak Rumah Sakit Petala Bumi, Rabu (27/05/2015). Dalam pertemuan ini membahas
Hadapi MEA, RS Lokal Siap Bersaing dengan Asing
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA – Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan dilaksanakan dalam hitungan bulan. Untuk menghadapi itu tenaga kerja di dalam negeri harus mendapat peningkatan dan pengakuan agar bisa bersaing dengan tenaga asing lainnya.
Dari sisi kedokteran, Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan
RS penuh, warga ini merasa rugi ikut BPJS
manajemenrumahsakit.net :: Kupang – Pelayanan BPJS Kesehatan kembali dikeluhkan peserta asuransi tersebut. Kini pasien peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kupang Nusa Tenggara Timur kembali mengeluhkan kurangnya pelayanan dari sejumlah Rumah Sakii (RS) yang bekerja sama dengan BPJS.
Artin Laka, seorang Ibu rumah tangga yang ditemui di RSUD WZ Johanez saat menjaga anaknya yang sedang sakit, mengatakan, anaknya seharusnya berada dikategori satu, harus dipindahkan ke kategori tiga akibat mengalami kepenuhan.
“Saya ingin agar fasilitas di RS memadai untuk pasien yang mendaftar dengan kategori yang telah terdaftar sehingga tidak harus dilimpahkan ke bagian lain dengan alasan mengalami kepenuhan pasien,” katanya kepada Antara.
Ia mengatakan, merasa rugi dengan adanya pelayanan tersebut, apalagi dengan masih kurang penuhnya pelayanan BPJS kepada pasien karena masih ada pembebanan biaya seperti pembelian obat-obatan di apotik.
Lanjutnya, sebagai peserta BPJS ia selalu membayar iuran tepat waktu dengan harapan agar bisa mendapatkan pelayanan yang bagus dari RS sehingga sesuai dengan jumlah iuran yang dikeluarkan.
Hal senada juga disampaikan oleh Nesty Atimeta, seorang Ibu rumah tangga asal Maulafa Kabupaten Kupang, yang ditemui di RSUD SK Lerik Kupang.
Menurutnya perlu ada pembenahan secara lebih jauh terkait pelayanan BPJS bagi pasien yang ada di RS sehingga tidak mengalami kendala, apalagi ia mengaku selalu membayar iuran tepat waktu dengan harapan bisa mendapatkan pelayanan yang bagus.
Menanggapi RS yang mengalami kepenuhan pasien, Kepala BPJS Cabang Kupang NTT, Frans Pareira mengimbau agar masyarakat jangan hanya berpatokan kepada salah satu rumah sakit saja, sebab dari semua RS di Kupang, hampir semuanya telah menjadi anggota BPJS.
“RS kita di Kupang, bukan hanya di RSUD WZ Johanez atau SK Lerik, namun masih banyak lagi yang pelayanannya juga terbilang bagus,” tuturnya.
Sementara itu dari pantauan Antara di kedua RS tersebut, tidak terlihat penumpukan pasien seperti yang biasa terlihat di RSUD WZ Johanes, yang sering mengalami kelebihan kapasitas kamar bagi pasien sehingga membuat pasien menunggu di ruang tunggu selama satu sampai dua hari.
Sumber: antaralampung.com
FPP MPR Minta 700 Rumah Sakit Swasta Jadi Mitra BPJS
manajemenrumahsakit.net :: Jakarta – Ketua FPPP MPR RI H. Irgan Chairul Mahfiz mendesak pemerintah untuk segera menjadikan sekitar 700 rumah sakit (RS) swasta menjadi mitra BPJS Kesehatan, karena mereka itu selama ini belum menjadi mitra BPJS Kesehatan.
Padahal dibutuhkan masyarakat. Hanya saja penyelesaiannya harus win-win solution, saling menguntungkan karena RS swasta itu membangun infrastruktur sendiri; dari bangunan, tenaga medis, dokter, perawat, obat-obatan, alat-alat kesehatan dan sebagainya.
Sikap dan Perilaku Petugas Rumah Sakit, Kunci Kepuasan Pasien
manajemenrumahsakit.net :: Rumah sakit adalah salah satu sarana umum yang penting, sebab kesehatan menjadi salah satu kondisi vital bagi kehidupan manusia. Badan yang sehat mutlak diperlukan untuk menunjang produktivitas bagi setiap orang. Karena itulah rumah sakit sebagai tempat perawatan kesehatan dan penyembuhan penyakit menjadi sangat dibutuhkan keberadaannya.
Hanya saja, seringkali dijumpai permasalahan dalam kinerja rumah sakit yang tentunya berkaitan dengan pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan rumah sakit dapat diketahui diantaranya adalah dari penampilan gedung dan peralatan yang dimiliki rumah sakit, profesionalitas kerja para personil rumah sakit, efisiensi dan efektivitas pelayanan serta tingkat kepuasan pasien. Paling utama adalah kepuasan pasien, dimana ditentukan oleh keseluruhan rangkaian pelayanan, mulai dari pelayanan administrasi, tim kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya), penyediaan makanan, obat-obatan, serta sarana dan peralatan, fasilitas dan lingkungan fisik rumah sakit.
Pada dasarnya, justru ketidakpuasan pasien seringkali dikemukakan terkait dengan sikap dan perilaku petugas Rumah Sakit. Sikap dan perilaku seperti keterlambatan dalam pelayanan, dokter susah ditemui, tenaga dokter kurang komunikatif dan informatif, proses perawatan yang lama, dan beragam aspek pelayanan lainnya di rumah sakit, termasuk pula ketertiban dan kebersihan lingkungan rumah sakit.
Maka penting untuk memperhatikan perilaku, tutur sapa, serta keramahan petugas dalam memberikan pelayanan pada pasien. Demikian pula kemudahan untuk mendapatkan informasi dan komunikasi juga mempengaruhi persepsi kepuasan pasien. Bahkan tak jarang dijumpai, meskipun pasien atau keluarganya merasa hasil yang didapat tak sesuai dengan harapan mereka, namun mereka merasa puas karena dilayani dengan sikap dan perilaku yang dinilai menghargai perasaan dan martabat mereka.
Pelayanan prima menjadi prioritas utama bagi RS Pondok Indah. Sebagai salah satu rumah sakit Jakarta Selatan dengan predikat terbaik, sudah selayaknya kepuasan pasien juga mendapatkan perhatian penuh. Dan dalam mewujudkannya, tidak hanya memperhatikan pada kelengkapan sarana prasarana yang dimiliki, teknologi peralatan medis yang canggih dan up-to-date, serta kemampuan tenaga kesehatan yang profesional. Namun juga pada sikap dan perilaku semua unsur yang ada di rumah sakit, sehingga bisa selalu memberikan pelayanan sesuai bidang kerjanya masing-masing dengan sepenuh hati. Inilah kunci utama dalam meraih kepuasan pasien.
Stok Obat RS Haulussy Ambon untuk Penderita HIV/AIDS Habis
Ambon – Kelompok Jaringan Orang Terinfeksi HIV/AIDS (JOTHI) Maluku mengeluhkan habisnya stok obat Antiretroviral (ARV) jenis Efavirenz di Klinik Care, Support dan Treatment (CST) Pombo Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haulussy.
“Stok Efavirenz sudah menipis sejak akhir April kemarin, tapi antisipasinya baru dilakukan dengan mengirim ulang data permintaan yang sudah diperbaiki ke Departeman Kesehatan (Depkes) beberapa hari lalu, ini kan konyol, hari ini obat itu benar-benar kosong,” kata Koordinator JOTHI Maluku Evilin Hutuely, di Ambon, Senin (25/5/2015).
Ia mengatakan kosongnya stok ARV jenis Efavirenz dikarenakan ada kesalahan dalam memasukan data permintaan obat tersebut ke Kementerian Kesehatan (KEMENKES) oleh petugas di Klinik CST Pombo, akibatnya sedikitnya 100an Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak dapat mengkonsumsinya pada hari ini.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Indonesia AIDS Coalition (IAC), memang ada kesalahan meng-input data dari Ambon, sebelumnya mereka memang meminjam obat dari RSUD Karel Satsuitubun tapi jumlahnya sedikit, akibatnya ODHA selama dua minggu terakhir ini datang ke klinik cuma mendapatkan dua butir, kasihan yang rumahnya jauh di luar kota,” katanya.
Efavirenz, kata Evilin, adalah non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI) berfungsi menghambat enzim yang mengubah genetik (Ribonucleic acid – RNA) HIV menjadi Deoxyribonucleic acid (DNA), dan dapat mengurangi viral load juga meningkatkan Cluster of Differentiation 4 (CD4) yang merupakan glycoprotein.
Jika penggunaan Efavirenz terhenti maka akan terjadi gejala resistensi atau putus obat, akibatnya HIV yang menggandangkan diri menjadi kebal terhadap obat, terkadang virus tersebut juga bahkan bisa menjadi resisten terhadap ARV jenis lainnya, seperti Tenovovir, Hiviral dan Duviral.
“Gejala resistensi yang paling bahaya, obat tidak boleh terputus saat digunakan karena itu bagian dari terapi retroviral, kami sendiri terpaksa harus meminjam Efavirenz dari teman JOTHI di Kalimantan tapi dia cuma bisa mengirimkan 60 butir dari stok pribadinya,” katanya. (ant/bm 10)
Sumber: beritamalukuonline.com
DPR Dorong Pemerintah Libatkan RS Swasta jadi Provider BPJS
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR Irgan Chairul Mahfidz meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menerbitkan regulasi untuk mendorong rumah sakit swasta ikut sebagai provider BPJS Kesehatan.
“Ada sekitar 700 rumah sakit swasta yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia yang hingga kini tidak ambil bagian dalam program BPJS Kesehatan. Saya minta pemerintah mendorong mereka untuk jadi provider BPJS Kesehatan,” kata Irgan di Gedung Nusantara IV, kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (25/5).
Regulasi tersebut menurut politikus PPP itu sangat penting guna mengantisipasi agar pihak rumah sakit swasta tidak melanggar UU nantinya.
“Oleh UU disebutkan rumah sakit dilarang menolak pasien. Pasal dimaksud juga berlaku bagi swasta. Ini jangan
RS swasta harus diikutkan dukung BPJS Kesehatan
manajemenrumahsakit.net :: Bandarlampung – Ratusan rumah sakit swasta di Indonesia belum ikut terlibat dalam implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional.
Karenanya, Presiden, DPR dan MPR ikut mendesak agar BPJS Kesehatan dan Kementerian Kesehatan mengajak rumah sakit swasta untuk ikut mendukung program JKN tersebut.
Kepala Divisi Regional 13 BPJS Kesehatan yang mencakup Lampung, Banten dan Kalimantan, Mira Anggraeni, juga menyebutkan sebagian besar rumah sakit di wilayahnya sudah ikut program JKN yang dikelola BPJS Kesehatan.
“Kita sangat butuh dukungan rumah sakit swasta,” katanya kepada ANTARA Lampung.
Ia menyebutkan tidak ada hambatan proses RS swasta dilibatkan dalam mendukung faskes BPJS Kesehatan.
“Selain jumlah rumah sakit yang masih kurang, peserta JKN yang nantinya mencakup seluruh penduduk merupakan pasar yang baik bagi rumah sakit,” katanya.
Di Jakarta, Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan MPR RI Irgan Chairul Mahfiz justru mendesak Pemerintah mengikutsertakan seluruh rumah sakit swasta menjadi mitra Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Masih ada sekitar 700 rumah sakit yang belum menjadi mitra BPJS. Sedangkan, rasio masyarakat anggota BPJS dan ketersediaan rumah sakit yang menjalankan program jaminan kesehatan nasional (JKN) masih belum seimbang,” katanya.
Menurut Irgan, pemerintah perlu menghitung ulang
KARS Harapkan Bisa Akreditasi 200 RS
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA – Tahun ini ditargetkan dapat mengakreditasi 100-200 rumah sakit di Indonesia. Saat ini rumah sakit yang sudah terakreditasi berjumlah 90 rumah sakit, diantaranya adalah RSUP Cipto Mangunkusumo dan RSUD Fatmawati.
??
Demikian disampaikan Ketua Eksekutif Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) DR. dr. Sutoto,M.Kes, kepada wartawan usai melantik 147 orang Surveior Akreditasi Rumah Sakit, di Jakarta, Senin (27/5).