Patient safety atau keamanan pasien dan kualitas pelayanan klinis merupakan dua hal yang berbeda menurut Professor Clifford Hughes, mantan presiden International Society for Quality in Health Care, dimana keamanan pasien merupakan fokus dari klinisi yang tentunya tidak menginginkan pasien untuk memiliki komplikasi Sementara kualitas pelayanan merupakan fokus dari pasien yang menginginkan pelayanan yang terbaik selama berada dalam masa perawatan di rumah sakit. Komitmen terhadap keamanan pasien telah menjadi prioritas di berbagai rumah sakit. Kesalahan dapat terjadi dalam lingkungan pelayanan kesehatan, dan sebagian besar dari kesalahan ini merupakan suatu kesalahan medis yang dapat dicegah. Data terkait penyebab kesalahan medis ini menunjukkan bahwa pelayanan yang tidak aman terhadap pasien memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas penanganan dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, evaluasi budaya patient safety merupakan langkah awal untuk meningkatkan keamanan pasien dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan.
Transformasi Digital pada Layanan Kesehatan
“Kita menuju pada dunia dimana informasi berlimpah dan pasien bukan lagi penerima layanan pasif.”
Saat ini, value, patient outcomes, dan quality menjadi kunci sektor kesehatan. Kemajuan teknologi meningkatkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik dan fokus pemerintah terhadap perbaikan ekonomi kesehatan berkontribusi terhadap transformasi digital di sektor kesehatan. Para pemangku kepentingan secara kontinu berinovasi untuk memberikan pelayanan yang lebih berfokus pada pasien, aman, dan efisien.
Musyawarah Nasional VIII ARSADA
Musyawarah Nasional VIII ARSADA:
Peningkatan Mutu dan Akses Pelayanan RSD melalui Peningkatan Kapasitas RSD dalam Rangka Penguatan Otonomi Daerah Bidang Kesehatan
Jakarta, 2-5 Juli 2019
Munas dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Moeloek, SpM dengan keynotspeech sekaligus meresmikan pameran alat kesehatan yang berlangsung di sekitar area Munas. Dalam pidatonya, Nila banyak mengapresiasi prestasi yang telah dicapai oleh RS Daerah seluruh Indonesia, antara lain penerapan BLUD hingga akreditasi paripurna. Sebelumnya Ketua Umum ARSADA Pusat – dr. R. Heru Ariyadi, MPH – dalam sambutannya menyampaikan bahwa semakin banyak RS Daerah yang men dapatkan penghargaan nasional, bahkan internasional. Ada sesi khusus yang membahas ini secara lebih detil.
Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
Setiap pasien yang datang ke rumah sakit tentu akan berharap untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik. Kualitas dari suatu pelayanan rumah sakit dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk di dalamnya adalah sumber daya manusia, health delivery, dan infrastruktur bidang kesehatan. Sumber daya manusia menjadi suatu faktor yang penting dalam pelayanan kesehatan yang membutuhkan tenaga kerja yang kompeten, termotivasi dan didukung oleh sesama rekan kerja. Kepuasan kerja tenaga kesehatan menjadi salah satu poin penting untuk memotivasi dan meningkatkan efisiensi, dimana tingginya kepuasan kerja diketahui dapat meningkatkan performa tenaga kerja serta kepuasan pasien. Namun, rendahnya kepuasan kerja akan mengakibatkan kelelahan dan peningkatan turnover tenaga kesehatan yang kemudian akan semakin memperburuk kondisi kurangnya tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan.
Pemasaran Rumah Sakit di Indonesia era JKN: Mau Apa?
Tidak ada yang konstan kecuali perubahan itu sendiri. Kalimat ini sepertinya bisa menggambarkan perubahan lingkungan bisnis rumah sakit saat ini. Dalam evolusi pemasaran rumah sakit, rumah sakit pernah mengalami masa keemasan dimana rumah sakit adalah pusat biaya yang tidak perlu memikirkan sumber pembiayaan, dan dari sisi persaingan nyaris tak ada karena konsumen yang datang membutuhkan pelayanan rumah sakit. Lalu situasi berubah dengan kompetisi yang makin marak dan rumah sakit perlu memberikan layanan yang prima dan memasarkan lagi jasanya agar dapat memenangkan persaingan. Sekarang, bisa dikatakan 90% penduduk Indonesia adalah anggota BPJS, yang harus memenuhi ketentuan pelayanan sesuai aturan BPJS. Kebijakan JKN dianggap sebagai perubahan besar yang mempengaruhi banyak aspek pengelolaan rumah sakit, termasuk pemasaran.
Kualitas Pelayanan Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap Kepuasan dan Kepercayaan Pasien
Perbaikan gaya hidup dan perubahan standar hidup kini telah memberikan suatu kesempatan untuk lebih menggali berbagai aspek dalam pelayanan kesehatan terutama dalam lingkungan rumah sakit. Pasien memiliki harapan mendapat pelayanan terbaik. Berbagai usaha yang telah dilakukan rumah sakit untuk memperbaiki pelayanan yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien serta menguatkan komitmen pasien agar kembali ke rumah sakit yang sama apabila mengalami masalah kesehatan.
Pengiriman Tenaga Kesehatan Indonesia ke Jepang
Kesehatan adalah hak yang paling mendasar bagi setiap manusia. Tenaga kesehatan mempunyai peran besar bagi pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di kehidupan masyarakat. Kebutuhan tenaga kesehatan sekarang ini semakin meningkat. Berbagai faktor menjadi pemicu pada peningkatan kebutuhan tenaga kesehatan. Salah satu faktor kebutuhan tenaga kesehatan adalah banyaknya populasi lanjut usia (lansia). Kebutuhan akan tenaga kesehatan sangat dibutuhkan oleh lansia, mengingat semakin bertambahnya usia maka resiko penyakit yang timbul semakin banyak.
Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit dengan Akreditasi
Undang Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada pasal 40 ayat 1 mewajibkan rumah sakit untuk melakukan akreditasi RS dalam upayanya meningkatkan mutu pelayanan secara berkala setiap 3 tahun. Akreditasi wajib bagi semua rumah sakit baik rumah sakit publik/pemerintah maupun rumah sakit privat/swasta/BUMN.
Akreditasi rumah sakit adalah sebuah proses penilaian dan penetapan kelaikan rumah sakit berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh lembaga independen akreditasi. Akreditasi rumah sakit juga merupakan pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan.
Hambatan dalam Penerapan Renstra Rumah Sakit
Keberhasilan suatu rumah sakit terlihat bukan hanya dari rencana strategis (renstra) yang dimiliki melainkan juga dari implementasi rencana strategis. Dalam menerapkan renstra, dibutuhkan komitmen dari berbagai pihak yang telah merancangnya. Renstra membantu rumah sakit dalam memfokuskan diri untuk menghadapi masalah yang sedang dihadapi dengan berbagai rancangan aksi yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Penerapan renstra perlu dilaksanakan sesegera mungkin setelah dibuat dan melibatkan berbagai stakeholders dalam organisasi tersebut.
Sebuah penelitian di Kenya terkait dengan faktor yang mempengaruhi implementasi di rumah sakit tingkat empat di Nakuru, empat faktor yang diteliti adalah struktur organisasi, sistem komunikasi, alokasi sumber daya dan manajemen sumber daya manusia. Penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan dari keempat faktor dengan implementasi renstra. Struktur organisasi yang dimaksud adalah kebutuhan terhadap koordinasi yang baik, kerja sama, dan pembagian tugas.
Kepuasan Tenaga Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas
Pelayanan rumah sakit yang berkualitas adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai rumah sakit. Pencapaian kinerja sumber daya manusia menjadi salah satu tolak ukur berkualitasnya pelayanan kesehatan di rumah sakit khususnya pada bidang keperawatan dapat digunakan survei kepuasan bidang keperawatan. Bidang keperawatan di rumah sakit merupakan ujung tombak pelayanan, pasien menilai baik tidaknya sebuah pelayanan rumah sakit bertumpu pada pelayanan yang diberikan bidang keperawatan. Tercapainya pelayanan yang berkualitas dan berkinerja tinggi maka diperlukan tenaga keperawatan yang profesional, memiliki kemampuan intelektual, teknikal dan interpersonal, bekerja berdasar standar, dan memperhatikan kaidah etik dan moral. Rumah sakit dalam melakukan rekruitmen tenaga medis bidang keperawatan harus lebih ketat dan profesional agar tercapai pelayanan berkualitas melalui pelayanan bidang keperawatan, karena kualitas seorang tenaga kesehatan bidang keperawatan bisa ditentukan pada awal rekruitmen.