manajemenrumahsakit.net :: Pekalongan- Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan mengadakan pelatihan 4 dasar bagi seluruh karyawan yang ada di dalam RSI. Pelatihan tersebut terdiri dari
Tingkatkan Layanan, RSU dr Soetomo KSO dengan Pihak Ketiga
Surabaya – Terbatasnya anggaran rumah sakit pemerintah membuat RSU dr Soetomo melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dengan sistem Kerja Sama Operasional (KSO). Kerjasama ini untuk memenuhi tuntutan perkembangan teknologi khususnya pembelian peralatan medis guna mendukung pelayanan pasien.
Direktur RSU dr Soetomo Surabaya Dodo Anondo, Senin (16/2/2015), mengatakan, rumah sakit pemerintah berbeda dengan rumah sakit swasta besar dan berkelas yang memang mengedepankan lengkapnya peralatan. “Untuk mengatasi persoalan tersebut selama ini beberapa rumah sakit di Jatim menerapkan sistem kerja sama operasional (KSO) dengan pihak ketiga,” katanya.
Sistemnya yakni peralatan dimiliki oleh pihak ketiga, namun digunakan dan dimanfaatkan oleh rumah sakit dan nanti hasil/laba dari penggunaan alat tersebut dilakukan pembagian hasil.
Menurut dia, RSU dr Soetomo sudah sejak lama dan merasakan manfaat KSO. “Selain dapat memberikan pelayanan yang lengkap dan terbaik bagi pasien. Dengan KSO ini kita bisa menghemat sehingga anggarannya bisa digunakan untuk pengembangan membuat pelayanan kepada masyarakat dapat terus meningkat,” tuturnya.
Dikatakannya, infrastruktur, sarana prasana, dan peralatan penunjang menjadi kunci utama operasional layanan rumah sakit. Idealnya, jika rumah sakit ingin mengembangkan usaha atau pelayanannya, sarana prasana dan perlengkapan penunjang juga harus mengikuti perkembangan. Dan, solusi yang dilakukan adalah membeli atau dengan sistem KSO tersebut. Untuk beberapa perlengkapan yang harganya masih dijangkau dengan anggaran bisa dilakukan dengan pembelian, namun yang harganya mahal dan tidak terjangkau biasanya dilakukan secara KSO.
“Bukan hanya rumah sakit besar dan pusat rujukan, KSO ini juga disarankan dilakukan oleh rumah sakit di daerah agar mereka bisa memberikan pelayanan yang lebih optimal sehingga pasien tidak selalu harus dirujuk ke pusat,” imbuh Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Jatim ini.
Di RSU dr Soetomo, beberapa peralatan yang dilakukan secara KSO yakni laboratorium, alat MRI, dan beberapa peralatan lainnya. Termasuk untuk pengembangan fasilitas dan gedung baru nanti, juga akan melakukan KSO untuk pemenuhan perlengkapan.
“Kami dalam tahap pengembangan Pusat Pelayanan Jantung Terpadu dan pusat paliatif. Nantinya perlatan yang belum mampu kami beli juga akan kami adakan secara KSO,” pungkasnya.
HUT Ke-16, RSUD Terus Berbenah Diri
manajemenrumahsakit.net :: DUMAI – Menginjak usia ke-16 tahun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai, berbagai harapan yang diinginkan masyarakat ditampung dan disambut oleh pihak RSUD Kota Dumai.
Diantaranya adalah pengaharapan agar RSUD Kota Dumai dapat memberikan dan lebih meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat Kota Dumai, baik yang melakukan rawat jalan maupun rawat inap.
Harapan-harapan yang diinginkan masyarakat tersebut secara terus-menerusnya selalu diupayakan oleh pihak RSUD Kota Dumai, hal itu terbukti dengan adanya beberapa waktu belakangan ini pihak RSUD telah mempunyai Sarjana Keperawatan (SII) yang akan mulai aktif pada Senin (16/2).
SII Keperawatan yang baru hanya ada beberapa orang saja di Provinsi Riau khususnya Kota Dumai tersebut nantinya yang akan mengatur kembali konsep-konsep keperawatan maupun pelayanan medis yang ada di RSUD Kota Dumai.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Dumai, Dr.Syaiful mengatakan dalam kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RSUD ke-16 yang dilaksanakan di gedung Poli RSUD, yang bertema ‘Memberikan Pelayanan Prima Kepada Masyarakat Kota Dumai’, Minggu (15/2) kemarin.
Bahwa Sarjana Keperawatan yang dimiliki oleh RSUD itu, nantinya yang akan membenahi dan mengatur konsep-konsep keperawatan dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang menjalani rawat inap dan rawat jalan.
Dan pembenahan yang dilakukan tersebut akan sesuai oleh keinginan masyarakat guna memberikan jawaban dalam wujud nyata kepada pengharapan yang telah diberikan tersebut.
“Sebagai contoh terlebih dahulu mereka akan membenahi keperawatan pelayanan di ruangan Poli Klinik di RSUD Kota Dumai. Sebab di ruangan itu, volume masyarakat yang melakukan rawat jalan sangat tinggi sekali,” tambahnya.
“Sementara untuk selanjutnya, kita akan membenahi pelayanan kepada masyarakat secara bertahap hingga permintaan pelayanan yang diinginkan masyarakat dapat terjawab, dan hal tersebut sesuai pada tema HUT RSUD kali ini,” ujar Syaiful.
Tidak hanya itu saja, dikatakan Syaiful, pihak RSUD juga berencana akan melakukan pembenahan kembali terhadap jam besuk pasien, sebab pasien juga butuh kenyamanan dalam beristirahat untuk proses kesembuhan pasien itu sendiri.
“Ya mungkin dahulu jam besuk malam dibatasi sampai pukul 22.00 WIB, kini hanya sampai pukul 20.00 WIB, sebab pasien selain membutuhkan istirahat mereka juga membutuhkan kenyamanan dan ketenangan,” jelasnya.
Syaiful juga berharap bahwa dengan adanya HUT ke-16 tersebut pihaknya akan dapat semakin memberikan pelayanan sesuai dengan harapan masyarakat Kota Dumai.
“Kita berharap kedepannya di HUT ke-16 ini, RSUD benar-benar dapat memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat, apalagi dengan kita mempunyai Sarjana (SII) Keperawatan yang dapat betul-betul mengatur dan membenahi sistem perawatan medis dalam memberikan pelayanan bagi masyrakat yang melakukan rawat jalan dan rawat inap,” tutupnya. (sil/pp)
Sumber: riaugreen.com
Edisi Minggu ini: 17 – 23 Februari 2015
Pengunjung web yang budiman,
17 Feb2015
Kanker Anak dan Kesiapan RS di IndonesiaKanker Anak dan Kesiapan RS di Indonesia Menurut Convention on the Right of the Child, anak adalah seseorang yang berusia kurang dari 18 tahun. Hampir seluruh UU di Indonesia yang mengatur masalah hukum juga mendefinisikan anak pada batas usia dii bawah 18 tahun. Pada usia ini, anak rentan terhadap berbagai masalah fisik yang disebabkan oleh penyakit. Banyak diantara penyakit ini yang bisa dicegah, antara lain dengan memberikan gizi yang cukup dan penanganan terhadap masalah kesehatan secara adekuat. Anak merupakan representasi dari masa depan. Penanganan yang baik pada anak harus menjadi perhatian bagi semua orang. Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak adalah risiko terkena kanker. Meskipun berbagai produk hukum mendefinisikan anak sebagai indivdu yang berusia kurang dari 1 tahun, namun kanker anak didefinisikan sebagai kanker yang umumnya menyerang anak pada usia 0-14 tahun. Jenis kanker pada anak:
Di seluruh dunia, kasus kanker anak cukup tinggi. Pada setiap 1 juta anak, ada 110-130 kasus kanker, atau 1 dari setiap 600 anak di dunia (kurang dari 16 tahun) menderita kanker . Sektar 80% anak terdiagnosa kanker ada di negara berkembang. Per tahun 100.000 anak meninggal karena kanker, atau 250 anak per hari, atau 10 anak per jam. Sekitar 13% kematian terjadi di RS. Dalam 10 tahun kedepan diperkirakan ada 9 juta kematian akibat kanker per tahun. Di AS, jumlah kasus naik 0,5% dalam 35 tahun terakhir. Tahun 2014 ada 10.450 kasus baru. Kasus terbanyak (lebih dari 50% dari total kasus) adalah leukemia (acute lymphocytic leukemia), brain & central nervous system, dan Neuroblastoma. Namun meskipun jumlah kasusnya meningkat, angka kematian pada anak akibat kanker turun sebesar 50% pada 35 tahun terakhir. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan teknologi dalam penanganan kanker. Terapi untuk kanker anak (tergantung jenis kankernya) antara lain operasi, kemoterapi, cerebrospinal fluid diversion, terapi radiasi, watchful waiting, kemoterapi dengan transplantasi stem cell, terapi biological, atau targeted therapy. Di Indonesia ada 100.000 kasus kanker anak/tahun di Jakarta dan 650 diantaranya adalah kasus kanker anak. Rata-rata anak yang terkena kanker berasal dari keluarga kurang mampu. Kanker anak yang paling banyak ditemui pada anak-anak Indonesia adalah leukemia dan retinoblastoma. Di AS ada RS swasta yang menangani pasien kanker anak tanpa memandang kemampuan finansial pasien, yaitu St. Jude Children’s Hospital. Ini adalah satu-satunya RS Khusus Kanker Anak di AS yang sifatnya nonprofit. Setidaknya ada dua pusat penanganan khusus kanker di Indonesia, yaitu RS Dharmais (RS Khusus kanker) dan Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC). Selain itu, ada pula RS umum yang memiliki fasilitas penanganan kanker secara cukup memadai, antara lain RSPAD, RSCM dan RSUD Dr. Sardjito di Yogyakarta. Bahkan sejak April 201, RSU Zainoel Abidin di Banda Aceh juga telah membuka layanan untuk kanker anak. Jika melihat peta fasilitas kesehatan yang mampu menangani kasus kanker pada anak, penyebarannya masih terpusat di Jawa. Padahal anak di seluruh Indonesia mempunyai resiko menderita kanker. Data banyaknya jumlah anak penderita kanker terdeteksi di Jawa khususnya Jakarta, kebanyakan berasal dari cancer registry pada RS maupun yayasan yang bergerak di bidang ini. Tidak mudah untuk membangun fasilitas penanganan kanker anak di RS. Selain membutuhkan peralatan yang canggih, tim kanker yang diperlukan juga memiliki kualifikasi khusus yang di Indonesia jumlahnya masih sangat terbatas. Penanganan kanker anak perlu dilakukan secara komprehensif, mulai dari penanganan klinis (kuratif hingga rehabilitatif), sampai ke penanganan sosial, pendidikan dan peran krusial orang tua. Untuk membentuk fasilitas pelayanan yang komprehensif tersebut dibutuhkan biaya investasi dan operasional yang sangat tinggi. Namun, bukan tidak mungkin akan muncul provider asing untuk kasus ini, dengan dibukanya AFTA. (pea) Sumber dan referensi:
16 Feb2015
RSUD Mayjen HA Thalib Kerinci Banjir Lagimanajemenrumahsakit.net :: KERINCI – Hujan deras yang melanda wilayah Kota Sungai Penuh dan sekitarnya kembali mengakibatkan air parit yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mayjen HA Thalib Kota Sungai Penuh terendam dan mengganggu kenyamanan para pasien, Sabtu (14/02). Petugas RSUD pun kembali panik melihat kondisi rumah sakit yang saat ini sudah menjadi langganan banjir kala hujan melanda. Kebanjiran kali ini bukan kali pertama. Beberapa hari sebelumnya juga pernah terjadi. Namun sayang belum ada sikap serius pemerintah daerah dalam penanganan banjir di RSUD. Menurut petugas jaga kepada SR28 ketika dikonfirmasi mengatakan, akibat banjir ini lagi-lagi disebabkan meluapnya air parit yang berada di depan rumah sakit tersebut. ” Parit ini yang harus dibenahi terlebih dahulu. Bila tidak, akan ada banjir susulan. Musim hujan juga membuat keresahan buat kita,” ujar salah seorang petugas jaga RSUD yang enggan namanya ditulis. Sementara itu, dengan belum tuntasnya pemecahan soal aset di RSUD tersebut, bisa jadi sebagai faktor penyebab belum adanya penanganan dari pemerintah daerah. Apakah masalah itu ditangani pihak Kabupaten Kerinci atau Pemerintah Kota Sungai Penuh. Banjir yang terjadi di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD masih menjadi tontonan warga setempat. Penanganannya hanya dilakukan sejumlah petugas RS dibantu oleh petugas jaga untuk membuang air yang masuk ke dalam ruangan itu. Sumber: kerincinews.com
16 Feb2015
RSAM Bukittinggi Kekurangan Peralatan Kedokteran Spesialismanajemenrumahsakit.net :: Bukittinggi : Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Ermawati mengungkapkan, saat ini RSAM Bukittinggi masih kekurangan peralatan kedokteran untuk tenaga dokter spesialis yang sudah tersedia RSAM. Kekurangan itu di antaranya untuk dokter spesialis Urologi yang meliputi ESWL, PcN, Laser unit dual function as stone disintegration, ultrasound litotriptor unit, pediatric lower urinal tract set serta flesible uretrorenoscopy set, yang total harganya mencapai Rp 18 miliar.
16 Feb2015
Rumah Sakit di Morotai Krisis Dokter Spesialismanajemenrumahsakit.net :: MOROTAI – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Rumah Sakit Bergerak (RSB) Kabupaten Pulau Morotai dalam satu bulan terakhir tak maksimal melayani masyarakat, karena masih mengalami kekurangan tenaga dokter spesialis. Pasien terpaksa dirujuk ke RSUD Tobelo karena kekurangan dokter spesialis maupun dokter umum. Direktur RSUD Morotai, Enos Minthia di Morotai, Sabtu (14/2) kemarin mengaku, tenaga dokter spesialis yang ditempatkan di RSUD dan RSB sudah habis masa kontraknya, sedangkan yang ada saat ini hanya spesialis anastesi. Dokter spesialis penyakit bedah, penyakit kandungan, penyakit dalam, dan penyakit anak saat ini masih kosong, lantaran masa kontrak dokter spesialis sudah selesai. “Dokter spesialis masa kontraknya sudah habis, yang ada hanya bagian anastesi yang kontraknya berakhir Februari ini,” ungkap Enos. Menurutnya, kekosongan tenaga dokter spesialis berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Pasien harus dirujuk ke Tobelo, jika tidak bisa ditangani di RSUD Morotai. Selain dokter spesialis, dokter umum juga masih kekurangan. Sementara dokter spesialis saat ini hanya anastesi, itu pun masa kontraknya segera berakhir Februari. Enos mengaku, pada dua bulan terakhir sejak Januari hingga Februari sudah 4 pasien yang dirujuk ke Tobelo karena tidak bisa ditangani oleh bagian anastesi, karena tidak ada operator, sehingga pasien yang butuh penanganan seperti penyakit bedah, penyakit kandungan, penyakit dalam, dan penyakit anak harus dirujuk ke Tobelo. Enos mengaku kesulitan mencari dokter spesialis meski sebelumnya ada kerjasama dengan UGM. Hanya saja kerjasama tersebut sudah berakhir pada 2014. Sementara dokter umum yang ada di RSUD dan RSB saat ini sebanyak 10 orang. Jumlah itu lima diantaranya ditugaskan ke RSB. “Sekarang cari dokter spesialis susah, sedangkan kontrak dengan UGM juga sudah habis tahun 2014. Kita rencana tahun 2015 akan bekerjasama dengan RS Prof Kandow Manado, dan fakultas kedokteran Unsrat untuk kebutuhan dokter spesialis di Morotai,” ungkapnya. (SM/YUDHA) Sumber: medialiputanindonesia.com
16 Feb2015
RSUD Kota Semarang Tetap Tampung Pasien penderita Demam Berdarahmanajemenrumahsakit.net :: SEMARANG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semarang, tetap memberikan pelayanan dan penanganan terhadap pasien penderita demam berdarah yang jumlahnya meningkat tajam, seiring masuknya musim penghujan tahun ini, Direktur RSUD Semarang, Susi Herawati mengatakan, penanganan terhadap penderita demam berdarah harus segera dilakukan, karena jika tidak akan berakibat fatal. ” walaupun ditempatkan ditempat tidur selasar, akibat ruangan penuh, pihaknya tetap melakukan penanganan pasien, langkah ini sengaja dilakukan, karena penderita demam berdarah harus mendapatkan penangan cepat, karena jika tidak akan sangat berakibat fatal” ungkap Susi Herawati usai melakukan pertemuan di Balai Kota semarang (13/2). Susi Herawati mengatakan, sekarang ini ada 11 penderita demam berdarah yang dapat ditampung di ruangan, Semantara enam pasien ditempatkan di tempat-tempat tidur tambahan di selasar. ” Dibandingkan tahun kemarin kasus demam berdarah di Semarang bertambah sekitar 80 persen, Untuk tahun 2014 bulan Januari, rumah sakit ini merawat 82 pasien, sedangkan di bualan Januari 2015 mencapai 133 pasien” tambahnya. Meningkatnya jumlah pasien penderita demam berdarah yang menjalani perawatan di RS, selain faktor cuaca, juga karena kesadaran masyarakat dalam memperoleh pelayanann kesehatan melalui BPJS. Sebagai langkah antisipasi, pihak RSUD Kota Semarang telah menyiapkan peralatan dan tempat tidur tambahan, serta menyiagakan tenaga dokter dan perawat di UGD. Sumber: semarangkota.go.id
16 Feb2015
Rumah Sakit Jiwa Solo buka bangsal khusus narkobamanajemenrumahsakit.net :: Mengantisipasi banyaknya pengguna narkoba, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Kota Solo membuka bangsal khusus pecandu narkoba, Selasa (3/6). Bangsal khusus narkoba tersebut difasilitasi dengan ruang rehabilitasi, ruang diskusi, ruang makan, bermain, dan lainnya. Selain itu juga ada pelayanan pemeriksaan dokter, psikiater, konsultasi psikolog, psikoterapi, bimbingan keperawatan, pemeriksaan penunjang, bimbingan rohani dan keterampilan. Kepala Instalasi GMO dan Napza RSJD Solo, dr Wahyu Nur Ambarwati Sp Kj mengatakan, jumlah pecandu narkoba di Indonesia saat ini mencapai 4,5 juta orang. Kondisi tersebut mendorong RSJD Solo membuka bangsal khusus. Pembukaan bangsal khusus tersebut juga sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 46 Tahun 2012 tentang Rehabilitasi Medik Putusan Pengadilan. “Dalam rangka terapi dan rehabilitasi narkoba pemerintah menganjurkan RSJD Solo untuk menyediakan 10 persennya sebagai sarana untuk pelayanan pada kasus-kasus narkoba. Ini juga atas dasar surat keputusan (SK) Mahkamah Agung,” ujar Ambar kepada wartawan, di Solo, Selasa (3/6). Lebih lanjut Ambar menerangkan, bangsal khusus narkoba ini terdapat 18 unit tempat tidur terdiri dua tempat tidur kelas I dan 16 tempat tidur kelas III. Pembangunan bangsal ini menghabiskan dana anggaran senilai Rp 1,06 miliar. Pembukaan bangsal khusus narkoba ini, lanjut Ambar, juga untuk mendukung kebijakan pemerintah yang mencanangkan Indonesia bebas narkoba pada 2015. “Pasien yang kami rawat di sini adalah mereka yang diputus pengadilan dan IPWL (Institusi Penerima Wajib Lapor),” terangnya. Sebelum dilakukan pembukaan bangsal khusus narkoba, kata Ambar korban penyalahgunaan narkoba dirawat di ruang Wisanggeni. Terdapat 45 korban penyalahgunaan narkoba, yang terdiri dari 25 IPWL dan 20 putusan pengadilan yang dirawat di RSJD Solo. Direktur RSJD Solo, Endro Suprayitno menambahkan, lama tidaknya proses rehabilitasi medik dan sosial bagi korban penyalahgunaan narkoba tidak terbatas, tergantung kondisi korban. Artinya, kesembuhan pasien narkoba sangat ditentukan pada tingkat ketergantungannya pada narkoba. “Kalau sudah mengalami ketergantungan, pasti ini sulit disembuhkan,” ucapnya. Sumber: merdeka.com |