Dear Pengunjung website,
REMUNERASI DI ERA JKN HEALTH ECONOMICS REVIEW Kebanyakan negara maju telah menerapkan sistem pembayaran prospective, dimana Indonesia baru mulai 1-2 tahun belakangan ini dengan diterapkannya JKN. Komponen esensial dari sistem ini adalah pengklasifikasian yang dilakukan berdasarkan kebutuhan pasien akan sumber daya, untuk mengatasi masalah kesehatannya. Artikel ini membahas tentang bagaimana evolusi dan struktur Healthcare Resource Groups (HRGs, varian dari DRGs di Inggris), dan bagaimana cara penghitungan biayanya untuk alokasi pasien pada HRGs, bagaimana pembayaran dilakukan dan bagaimana evolusi kebijakan untuk memberi insentif pada upaya peningkatan mutu, serta bagaimana pembayaran proypentif diterapkan di luar setting RS. Dengan membaca artikel ini, diharapkan ada pemahaman baru terhadap penerapan JKN di Indonesia, yang dapat menginspirasi untuk mencari solusi terbaik. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Kongres Internasional ke-11 Gizi dan Ekonomi Kesehatan |
Kepala Dinkes: Layanan RSUD Tetap Berjalan Selama Libur
manajemenrumahsakit.net :: Serang – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Sigit Wardjojo menyatakan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banten tetap berjalan selama libur Lebaran.
“Selama liburan Idul Fitri pun, mulai H-1 sampai H+2 pelayanan tetap berjalan dan ada pasien yang dirawat sebanyak 20 orang,” kata Sigit, yang juga menjabat Plt Direktur RSUD Banten di serang, Kamis.
Ia menyatakan, sebagian besar pasien yang menjalani perawatan meminta pulang untuk merayakan Lebaran di rumah, namun biasanya setelah Idul Fitri mereka akan kembali menjalani perawatan rawat inap.
Pelayanan di RSUD, kata dia, tetap berjalan sebagai bukti upaya pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat.
“Kita juga paling mengutamakan pelayanan, dan salah satunya pendekatan terhadap pasien. Sehari sebelum Lebaran, pihak manajemen RSUD berbagi pada pasien yang menjalani perawatan,” katanya.
Saat Lebaran, kata dia, ada puluhan pasien dan keluarganya yang merayakannya di rumah sakit, dan pihak manajemen memberikan perhatian pada mereka serta memberikan motivasi bagi pasien dan keluarganya itu.
“Pihak manajemen mendatangi pasien satu per satu dan memberikan bingkisan. Nilanya tidak seberapa yang penting niatnya bahwa kami selalu ada dan siap melayani mereka dengan setulus hati,” ujarnya.
Terkait pelayanan selama Lebaran, menurut dia, pihak menajemen menerapkan tiga shift tujuannya agar pegawai bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarganya namun pelayanan pada pasien tetap berjalan maksimal.
Ia juga menyatakan, ke depan pelayanan di fasilitas umum tersebut akan terus ditingkatkan sehingga pelayanan pada warga bisa lebih maksimal.
“Sekarang juga sudah baik, namun kita akan berus melakukan peningkatan agar bisa lebih baik lagi,” katanya.
Sumber: antaranews.com
Tamu Studi Banding RSUP Dr. Kariadi – RSUD Am Parikesit Tenggarong
manajemenrumahsakit.net :: RSUP Dr. Kariadi kembali menerima kunjungan tamu studi banding akreditasi dari RSUD Am Parikesit Tenggarong pada Senin, 27 Juli 2015. Disambut oleh Direktur Utama RSUP dr. Kariadi, Dr. Bambang Wibowo, Sp.OG (K), MARS, di aula diklat RSUP Dr. Kariadi menyampaikan bahwa tujuan dari akreditasi ini adalah bukan pada selembar kertas sertifikat semata, melainkan pada perubahan SDM yang menjadi motor penggerak Rumah Sakit.
“Hal-hal yang terjadi dalam proses pencapaian akreditasi inilah yang sebenarnya yang membentuk budaya yang baru, budaya yang menuju lebih baik tentunya”, ujarnya Direktur Utama. Proses penyusunan SOP, Implementasi dan berbagai hal yang di alami inilah yang membuat Rumah Sakit menemukan prosedur yang ideal untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat.
Senada dengan Dr. Bambang Wibowo, Direktur medik dan keperawatan yaitu Dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A(K), MARS menyampaikan bahwa pentingnya Akreditasi ini bukan hanya pada perbaikan fisik Rumah Sakit saja, namun yang lebih penting adalah perbaikan insan yang bekerja di Rumah Sakit, oleh karena itu proses akreditasi ini tidak terhenti begitu saja setelah sertifikat kelulusan diraih, namun proses itu akan terus berlanjut demi pelayanan kesehatan yang peripurna untuk seluruh lapisan masyarakat.
Sumber: rskariadi.co.id
Pelayanan Jelek, Dirut RS Terancam Diganti
manajemenrumahsakit.net :: BANGKO – Jeleknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolonel Abunjani Bangko dan banyaknya keluhan dari masyarakat membuat Bupati Merangin panas. Hal itu tentunya sangat beralasan, berkali-kali bupati turun melakukan sidak, namun masih juga tidak diindahkan oleh pihak RSUD.
“Berkali-kali saya baca koran dan mendapat laporan langsung dari masyarakat terkait pelayanan RSUD dan berkali-kali juga saya sidak, tetapi sepertinya mereka masih bandel,” tegas Bupati Merangin Al Haris, Minggu (26/7).
Bupati menegaskan, dirinya kembali melakukan sidak ke RSUD. “Saya sudah tegaskan pelayanan harus ditingkatkan, waktu saya pimpin rapat mendadak saya tegaskan pelayanan prima harga mati,” tegasnya lagi.
Ditambahkan bupati, kalau dirinya akan segera mengevaluasi apa penyebab, masalah RSUD tidak juga bisa diselesaikan.
Kata dia, Direktur RSUD sudah diberi peringatan keras untuk mengurus pelayanan dokter dan staf RS kepada masyarakat. “Kalau Dirut tidak bisa mengondisikan stafnya untuk apa dipertahankan. Saya tetap mengevaluasi kinerja beliau. Tunggu waktunya bisa saja kita ganti,” tandasnya.(usa/ira)
Sumber: jambiindependent.com
RSU Harapan Ibu Bersiap Tingkatkan Akreditasi
manajemenrumahsakit.net :: PURBALINGGA – Rumah Sakit Umum Harapan Ibu (RSU HI) Purbalingga saat ini tengah mengusung komitmen guna penilaian Akreditasi Rumah Sakit 2012/Join Commission International(JCI). Pembenahan di segala aspek dari peningkatan fasilitas dan pelayanan digenjot. “Akreditasi tersebut merupakan standar internasional dalam sistem pengelolaan dan pelayanan rumah sakit kepada masyarakat,” kata Dirut RSU HI Purbalingga dr Hayati Istifadah saat halalbihalal keluarga besar RSU HI di RM Bale Apoeng, Minggu (26/7) sore.
Dari segi fasilitas, saat ini pihaknya tengah membangun gedung empat lantai yang ditargetkan September sudah bisa difungsikan. Terkait kualitas SDM, pihaknya sesering mungkin menggelar pelatihan bagi petugas rumah sakit. Dan dalam waktu dekat akan studi banding ke PKU Muhammadiyah Surakarta yang telah meraih akreditasi itu. RSU HI saat ini sudah lolos akreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2007.
Adapun fasilitas yang baru saja dibuka yaitu perinatologi atau penanganan bayi paska kelahiran, juga fasilitas penanganan ibu hamil, bedah dan trauma centre. Rumah sakit ini juga menerima pasien dari jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan dengan biaya pengobatan gratis 100 persen. Juga pasien peserta di 18 asuransi kesehatan swasta. “Dari BPJS Ketenagakerjaan, rumah sakit kami ditunjuk sebagai trauma centre. Juga oleh beberapa perusahaan di Purbalingga,” katanya. (Ryan Rachman/ CN40/ SM Network)
Sumber: suaramerdeka.com
RSUD Pirngadi Lengkapi Fasilitas Jantung, Paru Serta Perpustakaan
manajemenrumahsakit.net :: Medan – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan, Sumatera Utara, menambah sejumlah fasilitasnya, seperti alat pemeriksaan jantung dan paru, nebulisasi, serta perpustakaan. Target berikutnya, mengembangkan unit-unit layanan unggulan serta menciptakan citra positif di mata masyarakat.
“Dalam beberapa tahun ini, RSUD Pirngadi memang telah menunjukkan perkembangan cukup bagus, baik dari segi fasilitas maupun layanan. Penambahan beberapa fasilitas itu, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan,” kata Walikota Medan Dzulmi Eldin, baru-baru ini.
Dirut RSUD Pirngadi Medan dr Edwin mengatakan, peningkatan pelayanan merupakan prioritas utama untuk meningkatkan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat.(IZN – pdpersi.co.id)
Sumber: pdpersi.co.id
Rumah Singgah Bagi Pasien Berobat Di RSUD Dr. Sutomo Surabaya
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, sekarang ini memiliki rumah singgah di Surabaya, bagi para pasien dan keluarganya berasal dari Bojonegoro yang tengah menjalani pengobatan di RSUD Dr. Sutomo Surabaya. Rumah singgah yang berada di kawasan Gubeng Kertajaya 7 F Nomor 3 ini mulai dibuka untuk membantu pasien dan keluarga pasien.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) Kabupaten Bojonegoro, Adie Witjaksono, ide awal membuat rumah singgah ini bermula dari usulan ‘Aisysah Care TBC kepada Bupati Bojonegoro, Suyoto. Keberadaan rumah singgah itu diharapkan bisa meringankan beban hidup yang ditanggung oleh pasien dan keluarga pasien yang tengah menjalani perawatan di RSU dr Soetomo Surabaya.
“Banyak warga Bojonegoro yang mendapatkan perawatan lanjutan di RSU dr Soetomo Surabaya. Melihat hal ini maka Bupati membuat inisiatif membantu mereka menekan biaya hidup di Surabaya dan bisa lebih fokus menjalani pengobatan, sehingga pemulihan akan lebih cepat,” ujar Adie Witjaksono.
Menurut Adie, rumah singgah ini tidak hanya menyediakan tempat tinggal saja namun juga memberikan fasilitas lain yakni makan tiga kali sehari untuk pasien dan dua orang penunggu pasien yang menunggu sanak saudara mereka yang tengah sakit. Selain itu kedepan akan ditingkatkan dengan menyediakan petugas medis yang akan juga melakukan pemantauan di sana.
Rumah singgah ini, lanjutnya, memiliki 7 kamar. Karena keterbatasan jumlah kamar maka setiap pasien dijatah hanya satu minggu menempati rumah singgah ini, namun apabila kosong dan tidak ada warga Bojonegoro yang hendak memanfaatkan maka bisa diperpanjang.
Warga Bojonegoro yang akan memanfaatkan rumah singgah ini terlebih dulu meminta rekomendasi dari disnakertransos Bojonegoro. Selanjutnya mereka langsung bisa menempati rumah singgah yang mirip seperti rumah sendiri tersebut.
Menurut Adie, mengenai pembatasan waktu menempati ini adalah untuk memeratakan karena banyak juga warga Bojonegoro yang tengah menjalani perawatan di Surabaya. Sehingga mereka mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengakses rumah singgah ini.
Lalu apa kira-kira persyaratan untuk bisa menempati rumah singgah ini, Adie Witjaksono mengungkapkan bahwa ada persyaratan yang harus dipenuhi yakni mempunyai kartu penduduk Bojonegoro. Selain itu, mendapatkan surat rekomendasi rujukan yang dikeluarkan oleh RSUD Sosodoro Djatikusuma Bojonegoro dan mendapatkan pengesahan untuk melakukan perawatan lanjutan ( jalan/inap) dari rumah sakit Surabaya serta adanya rekomendasi dari disnakertransos. Syarat lainnya adalah diutamakan penerima Jamkesmas dan Jamkesda atau dari keluarga kurang mampu.
Sementara, pasien non Jamkesmas dan Jamkesda bisa memanfaatkan rumah singgah ini apabila rumah singgah tidak ada yang menempati dalam hal ini kosong. Karena rumah singgah ini peruntukkannya adalah diutamakan keluarga miskin penerima Jamkesmas dan Jamkesda. (Mbang/Dinkominfo)
Sumber: bojonegorokab.go.id
Usai Lebaran, Rumah Sakit di Palembang Penuh
manajemenrumahsakit.net :: PALEMBANG — Rumah sakit di Kota Palembang, Sumatra Selatan penuh karena warga setempat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa seusai merayakan Hari Raya Idulfitri 1436 Hijriah banyak yang menderita sakit ringan dan berat.
Sejumlah warga di Palembang, Ahad (26/7), mengatakan setelah merayakan hari besar keagamaan ummat Islam sepekan ini, banyak warga yang menderita sakit ringan seperti batuk dan flu karena kurang istirahat, bahkan ada yang sakit cukup berat seperti gangguan pencernaan dan penyakit dalam lainnya sehingga harus dirawat di rumah sakit.
Banyaknya warga yang sakit dan harus dirawat inap di rumah sakit mengakibatkan harus antre atau menunggu beberapa jam hingga beberapa hari untuk mendapatkan kamar perawatan di rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta.
Salah seorang warga Boy Lesmana mengaku kesulitan untuk mendapatkan kamar rawat inap untuk seorang anaknya berusia 3,5 tahun yang menderita sakit perut dan muntah-muntah. “Sekarang ini sulit mendapatkan ruangan rawat inap di rumah sakit. Beruntung ada kamar di Rumah Sakit Umum dr.Moehammad Hoesin Palembang walaupun sempat menunggu beberapa jam di ruangan gawat darurat sambil menunggu pasien yang pulang,” ujarnya.
Warga lainnya, Siti Raisya mengatakan bahwa pascalebaran ini dia harus membawa anaknya yang berusia empat tahun ke rumah sakit RK Charitas Palembang karena sejak dua hari ini perutnya sering sakit, mual dan muntah-muntah.
“Saya tidak tahu mengapa kondisi anaknya langsung drop, padahal pada Lebaran hari pertama hingga ketiga sehat-sehat saja bahkan sangat ceria bermain bersama anak-anak sebayanya lari kesana kemari tanpa ada keluhan sakit sedikitpun,” ujarnya.
Mungkin saat bertamu ke rumah saudara, anaknya banyak mengkonsumsi makanan yang sulit dicerna dan mengandung santan, serta banyak meminum air dalam kemasan yang mengandung soda, katanya.
Sementara dokter ahli penyakit dalam dr.Adhi Tantowi SpPD ketika diminta tanggapannya tentang banyaknya warga sakit pascalebaran mengatakan, biasanya masyarakat tidak bisa menjaga pola makan saat Lebaran karena tersedia banyak makanan dan minuman lezat.
Tidak bisa menjaga pola makan dan mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi secara berlebihan selama Lebaran menjadi salah satu pemicu banyaknya yang mendadak sakit dan harus dirawat inap di rumah sakit.
Untuk menghindari serangan penyakit tersebut, pada saat Lebaran masyarakat harus berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman serta tidak mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi berlebihan, kata mantan Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumsel itu.
Sumber: republika.co.id
IDI Bengkulu Siapkan 2 Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Bengkulu : Ikataan Dokter Indonesia (IDI) Propinsi Bengkulu bersama Rumah Sakit M Yunus (RSMY) dan Rumah Sakit Jiwa Suprapto Bengkulu saat ini sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk pemeriksaan kesehatan dari balon Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati yang akan bertarung pada Pilkada serentak Desember 2015.
Ketua IDI Bengkulu, Dokter Hamzah mengatakan, untuk proses pemeriksaan kesehatan dari para balon Kepala Daerah (Bakada) dan Wakil Kepala Daerah (Wakada) akan mulai setelah 1 hari balon mendaftar, dibuka 26 Juli hari ini hingga 1 Agustus 2015 mendatang.
“Dalam pemeriksaan kesehatan dari para pasangan balon Gubernur, Wakil Gubernur dan Bupati, Wakil Bupati ini dilakukan secara menyeluruh dan untuk pemeriksaan 1 orang dibutuhkan waktu lebih kurang 8 jam dengan pelayanan VVIP,” ujarnya Minggu, (26/7/2015).
Selain itu dikatakan Hamzah, dalam memanfaatkan waktu yang relative singkat yang diberikan KPU, untuk pemeriksaan kesehatan sekitar 70 an balon Kepala Daerah dan Wakilnya ini akan diatur jadwalnya sedemikian rupa.
“Kita akan atur jadwal pemeriksaan balon Kepala Daerah dan Wakil Kepala, karena diperkirakan jumlahnya mencapai 70 orang,” katanya.
Senada dengan itu Ketua Tim Dokter Pemeriksaan Kesehatan pasangan balon Kepala daerah dan Wakil Kepala Daerah se Propinsi Bengkulu, Dokter Demsi menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara jasmani, para balon tersebut juga akan diperiksa secara rohani dengan mengikuti serangkaian tes di Rumah Sakit Jiwa Suprapto Bengkulu.
“Apapun hasilnya yang akan direkomendasikan IDI akan disampaikan ke KPU dan untuk keputusan lolos atau tidaknya pasangan balon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, ditentukan sepenuhnya oleh KPU setempat,” tandasnya.(Roki/AA)
Sumber: rri.co.id
Ketika Pasien BPJS Dibuat Kesal Harus Dirawat Melalui Jalur Umum
Diduga karena akal-akalan pihak rumah sakit, pasien yang seharusnya dilayani dengan BPJS, dibuat kesal hingga ia terpaksa memilih jalur umum. Melalui jalur ini barulah dengan sigap dokter melayaninya.
Riauterkini-PANGKALANKERINCI- Seorang pasien BPJS di Pelalawan, harus ditangani cepat ketika berobat di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci. Hanya saja, dokter di RS milik pemerintah daerah itu, tidak bersemangat melayani pasien BPJS ini. Lambannya, penanganan terpaksa pihak keluarga memilih jalur umum. Tak pelak, pihak dokter dengan sigap menangani pasien ini.
Begitu yang dialami Iksan Ramadhan Alfitra, warga desa Betung Dua Kecamatan Bunut ketika dirujuk di RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, Jumat pagi kemarin. Sakit yang diderita warga ini, adalah patah tulang graham dan butuh secepatnya, dilakukan operasi.
Namun ketika menunggu sekian lama, tidak digubris oleh dokter RSUD. Pasalnya pada saat itu, pasien menunjukkan kartu BPJS. Bahkan paman pasien, sempat mencak-mencak, meminta si dokter secepatnya menangani pasien.
Berselang beberapa jam kemudian, tidak juga ditangani si dokter. Kondisi pasien yang sudah menkwatirkan, memaksa paman pasien mendaftarkan ke jalur umum. Dengan sigap, para petugas medis ini, baru menangani sang pasien.
“Tadi ketika ditunjukkan kartu BPJS tidak direspon oleh pihak dokter. Namun ketika dipilih melalui jalur pasien umum, baru mereka cepat. Saya sangat kecewa dengan kondisi ini,” papar dia.
Di tempat terpisah, Direktur RSUD Selasih Ahmad Krinen, belum bisa dihubungi. Riauterkini sudah mencoba menghubungi melalui telepon genggam dia tidak aktif. Begitu juga blackberry masengger tidak berbalas.***(feb)
Sumber: riauterkini.com