Kulon Progo – RSUD Wates, Kulon Progo, saat ini mengalami krisis stok masker bedah untuk tenaga medis untuk penanganan pasien virus Corona atau COVID-19. Pihak RSUD kesulitan melakukan pengadaan karena rekanan tidak ada yang memiliki stok.
“Untuk sepekan ke depan masih aman, tetapi setelah itu belum ada stok,” jelas Direktur Utama RSUD Wates Lies Indriyati, Selasa (7/4/2020).
Kekurangan APD, RSUD Wates Minta Donatur Prioritaskan Masker
RSUD Wates menjadi salah satu rumah sakit pendukung rujukan penanganan COVID di Kulon Progo. Namun, hingga Senin (6/4/2020) RSUD Wates masih mengalami kekurangan stok masker bedah dan masker N95.
Direktur RSUD Wates, Lies Indriyati mengatakan bahwa saat ini di rumah sakit tersebut terkendala dalam kesediaan dua jenis masker tersebut. Terkait dengan APD baju hamzat pihaknya masih memiliki kesediaan stok meskipun juga tidak banyak.
RS UNS Ditunjuk Menjadi Laboratorium Pemeriksa Covid-19
Solo — Ikatan Keluarga Alumni Universitas Sebelas Maret (IKA UNS) dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS memberi bantuan kepada RS UNS. Penyerahan bantuan berupa dua ventilator dan sejumlah Alat Pelindung Diri (APD) standar Covid-19 oleh Sekretaris Jenderal IKA UNS Drs Bambang Dwi Wahyudi, kepada Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho, yang kemudian diserahkan kepada Direktur RS UNS, Prof Hartono. Sejumlah APD juga diserahterimakan dari Ketua DWP UNS, Budhi Jamal Wiwoho kepada Direktur RS UNS.
Pemerintah Imbau Masyarakat Berobat Online agar Tak Perlu ke RS
JAKARTA – Pemerintah mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi berobat online sehingga tidak perlu ke rumah sakit.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, saat ini setidaknya sudah ada 15 juta anggota masyarakat yang terdaftar di aplikasi berobat online, seperti Halodoc, Dokter Sehat, Sehat Pedia, dan program sejenis.
Edisi Minggu ke 14: Selasa 7 April 2020
Edisi Minggu ke 14: Selasa 7 April 2020
CDC Comprehensive Hospital Preparedness Checklist for Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Pandemi COVID-19 masih mewabah di berbagai belahan dunia. Jumlah pasien yang terinfeksi pun terus bertambah. Berdasarkan laporan situasi IGD no 78 tanggal 7 April 2020 jumlah kasus terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai 1.279.722 dengan 72.614 kasus kematian. Mengembangkan Tenaga Kesehatan yang Efektif untuk Jaminan Kesehatan Universal Menjalankan Jaminan Kesehatan Universal, atau di Indonesia lebih umum disebutkan sebagai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), memerlukan pengembangan tenaga kerja kesehatan yang efektif. World Health Organization (WHO) mendiskusikan enam dimensi yang dapat diperhatikan untuk menghasilkan tenaga kerja kesehatan uang mendukung JKN. Webinar: Managing Covid-19 Crisis to Give Fair and Equitable Services for The Vulnerable April 16, 2020 Transparency and trust. Two words that are really needed now in Covid-19 condition. As Covid-19 pandemic have caused chaos throughout countries around the globe, authorities have taken necessary precaution to prevent the worsening of condition by slowing down the number of incidence and morbidity due to the disease. In the era of digitalization, various kind of information can be easily accessed by anyone at any given time. Such condition will easily lead to mass confusion and susceptible for spread of misinformation among the people. |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Problematika Keuangan Rumah Sakit di tengah Pandemi COVID 19 |
|
Mengurangi Kesenjangan Kesehatan pada Sebuah Generasi: Apakah Hanya Sebatas Mimpi? |
Mengembangkan Tenaga Kesehatan yang Efektif untuk Jaminan Kesehatan Universal
Menjalankan Jaminan Kesehatan Universal, atau di Indonesia lebih umum disebutkan sebagai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), memerlukan pengembangan tenaga kerja kesehatan yang efektif. World Health Organization (WHO) mendiskusikan enam dimensi yang dapat diperhatikan untuk menghasilkan tenaga kerja kesehatan uang mendukung JKN sebagai berikut:
Saat 18 Dokter Indonesia Gugur Perangi Corona: Minimnya APD hingga Ditolak RS
Hingga hari Minggu (5/4/2020), Ikatan Dokter Indonesia ( IDI) telah mengonfirmasi 18 dokter yang menjadi anggotanya gugur selama Pandemi Covid-19.
Pihak IDI belum mengetahui faktor utama yang menjadi penyebab banyaknya tenaga medis meninggal selama menangani pasien virus corona.
Namun, IDI tidak menampik di lapangan dokter dan tenaga medis banyak mengalami tantangan dan hambatan, salah satunya minimnya Alat Perlindungan Diri ( APD) yang sesuai dengan standar.
Hal itu disampaikan oleh Humas PB IDI dr. Halik Malik saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/4/2020).
12 Ton Alat Kesehatan untuk RS Khusus Corona di Batam
Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) kembali menyalurkan alat-alat kesehatan untuk operasional RS Infeksi atau Rumah Sakit Khusus penanganan Covid-19 di Galang.
Sebanyak 12 ton kebutuhan operasional RS itu diangkut menggunakan pesawat Hercules A1317 dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (5/4/2020).
Kepala Humas Lanud Hang Nadim Batam, Letnan Sidik Sugiarto, mengatakan, berdasarkan manifes pesawat Hercules, barang yang diangkut tak hanya alat-alat medis.
Update RS Darurat Corona Wisma Atlet: Rawat 501 Pasien, 257 Positif
Jakarta – Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet memperbarui data jumlah pasien terkait COVID-19 yang dirawat inap. Per hari ini ada 501 pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.
“Rawat inap 501 orang terdiri pria 318 wanita 183,” kata Kapendam Jaya, Kolonel Zulhadrie kepada wartawan, Senin (6/4/2020).
ITS Gandeng RS Unair Kembangkan Robot Pelayan Pasien Corona COVID-19
Surabaya – Isolasi pasien yang terjangkit virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19 menimbulkan masalah baru yang perlu diatasi, yaitu risiko tertularnya para tenaga medis yang merawat para pasien tersebut.
Mengatasi hal ini, tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencoba mengembangkan teknologi robot pelayan untuk meminimalkan kontak tenaga medis dengan pasien selama perawatan.