Diabetes Melitus (DM) yang selama ini menjadi tantangan kesehatan serius di Kalimantan Selatan mendapat perhatian khusus melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengampuan Pelayanan Diabetes Melitus yang digelar di Aula Gedung Ulin Tower RSUD Ulin Banjarmasin, Kamis (2/10/2025).
Acara ini merupakan kolaborasi strategis antara RSUD Ulin Banjarmasin bersama RSUP dr Sardjito, dengan dukungan langsung dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kegiatan yang dibuka secara daring oleh Direktur Pelayanan Klinis Direktorat Jenderal Kesehatan Lanjutan Kemenkes RI, Obrin Parulian, ini diikuti oleh tim medis dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Yogyakarta, dan Sulawesi Barat. Kehadiran para ahli dari RSUP Sardjito sebagai rumah sakit rujukan nasional memberi warna baru dalam penguatan layanan diabetes di daerah.
Plt Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Ulin, Agung Ary Wibowo, menjelaskan peran sentral RS Ulin sebagai rumah sakit pengampu yang bertugas memberikan bimbingan teknis dan dukungan penuh bagi rumah sakit-rumah sakit di daerah dalam penanganan pasien diabetes.
“Kami ditunjuk sebagai tim pengampu untuk wilayah ini. Tugas kami adalah memastikan penanganan diabetes di Kalsel semakin komprehensif dan paripurna, mulai dari diagnosis, pengelolaan komplikasi, hingga penerapan teknologi terbaru dalam terapi diabetes,” ungkap Agung.
Menurut Agung, diabetes merupakan penyakit yang “silent killer” karena gejalanya yang sering tidak disadari namun dapat menimbulkan komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, penyakit jantung, dan luka diabetes yang sulit sembuh.
Dengan adanya tim pengampu, diharapkan penanganan di tingkat rumah sakit daerah dapat lebih terstandarisasi dan optimal sehingga pasien mendapatkan pelayanan terbaik tanpa harus dirujuk jauh ke rumah sakit pusat.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa perubahan gaya hidup adalah kunci utama pencegahan dan pengelolaan diabetes.
“Kita dorong masyarakat untuk aktif bergerak minimal 1.000 sampai 10.000 langkah per hari dan mengurangi konsumsi makanan manis yang sering tersembunyi di camilan anak-anak maupun minuman,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kerja Pengampuan Layanan Non KJSU Kementerian Kesehatan, Indri Astuti Utami, menambahkan bahwa program jejaring pengampuan ini merupakan inovasi penting dalam sistem pelayanan kesehatan.
“Kami membangun jaringan antara rumah sakit besar dan rumah sakit di daerah agar penanganan diabetes bisa lebih terintegrasi dan berkelanjutan. Misalnya, RS Ulin, RS Ratu Zaleha, dan RS Hasan Basri Kandangan mendapat pendampingan langsung agar mampu memberikan layanan yang berkualitas tinggi,” jelas Indri.
Tidak hanya fokus pada aspek medis, Bimtek ini juga menekankan pentingnya edukasi pasien dan keluarga. Tim pengampu berencana melatih tenaga kesehatan seperti perawat, ahli gizi, dan farmasi untuk menjadi edukator diabetes yang handal.
“Hal ini bertujuan agar pasien tidak hanya mendapat pengobatan, tetapi juga pemahaman tentang pola hidup sehat, pengaturan makanan, dan pentingnya kontrol gula darah secara rutin,” tuturnya.
Kemenkes juga mengingatkan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan program cek kesehatan gratis di puskesmas setiap ulang tahun, sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan diabetes sejak dini.
“Dengan kesadaran yang lebih tinggi dan dukungan layanan kesehatan yang semakin baik, kami optimistis angka komplikasi diabetes di Kalsel akan menurun,” kata Indri.
Kegiatan Bimtek Pengampuan Pelayanan Diabetes Melitus ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sistem kesehatan provinsi, memberikan harapan baru bagi pasien diabetes, dan mendorong Kalimantan Selatan menuju layanan kesehatan yang lebih maju dan inklusif. (MC Kalsel/Banjarhits.co)
Sumber: banjarhits.co