Reportase
Temu Alumni International Leadership Training
Hospital Management GIZ Jerman dan Konferensi
Hospital Hygiene in Patient Safety Framework
Yogyakarta, 26-28 Juni 2014
Pengantar
Tahun 2007 yang lalu GIZ memulai sebuah program bernama ILT-HM (International Leadership Program on Hospital Management) yang ditujukan bagi para manajer RS pemerintah maupun swasta, konsultan maupun peneliti yang terkait dengan manajemen perumahsakitan untuk menempuh kursus mengenai manajemen RS di Jerman. Kursus berlangsung selama 4 (empat) bulan di Berlin HWR (Berlin Business School for Economics and Law) dan dilanjutkan dengan magang di RS-RS tertentu di Jerman selama 3 bulan. Sebelum menjalani kursus, peserta dipersiapkan untuk menguasai Bahasa Jerman dasar untuk memudahkan komunikasi di kelas maupun saat magang di RS. Total waktu yang digunakan oleh peserta ILT-HM selama berada di Jerman adalah 12 bulan penuh. Program ini berakhir tahun 2012, sehingga total ada 5 (lima) angkatan yang telah menjalani kursus. Tahun 2014 ini GIZ berencana untuk mengadakan Temu Alumni sebagia bagian dari upaya pemerintah Jerman untuk dalam memelihara partnership dengan Indonesia.
Universitas Gadjah Mada dipilih sebagai partner dalam penyelenggaraan kegiatan ini karena dari 18 alumni ILT-HM asal Indonesia, 2 diantaranya berasal dari UGM. Selain itu, lingkungan kampus dirasa dapat menghadirkan suasana yang tepat untuk melakukan seminar dan diskusi ini.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempertemukan alumni ILT-HM dari berbagai angkatan dan mempertemukan alumni dengan ekspert dari Jerman sehingga terjalin hubungan komunikasi antar-alumni yang lebih kuat untuk peluang networking yang lebih luas dimasa mendatang. Selain itu, pertemuan ini diharapkan bisa menjadi ajang untuk meng-update perkembangan alumni, mengenai apa saja yang telah dilakukan sepulang dari training di Jerman, hasil-hasil yang didapat, hambatan dan sebagainya. Isu yang lebih spesifik dibahas pada pertemuan ini adalah hygiene di RS yang masih merupakan masalah baik di negara maju seperti Jerman, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, yaitu tanggal 26-28 Juni 2014. Agar mendatangkan manfaat yang lebih luas, konferensi di hari kedua dibuka untuk umum sehingga dapat diikuti oleh non-alumni ILT-HM.
Hari Pertama, 26 Juni 2014
Konferensi hari pertama ini ditujukan khusus untuk alumni ILT-HM yang akan membahas tentang isu hospital hygiene dengan narasumber dari Jerman dan RSUP Dr. Sardjito. Pertemuan dibuka oleh DR. Dr. rar.med Istiti Kandarina mewakili Prof. Dr. Adi Utarini, MSc, PhD (Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian pada Masyarakat dan Kerjasama). Dalam sambutannya, Dr. Istiti menyambut gembira kegiatan ini sambil mengenang waktu selama 17 tahun yang dilewati di Stüttgart Jerman dalam rangka meneruskan pendidikan dan penelitiannya.
Pada konferensi hari pertama ini, pembicara utama, yaitu Prof. Dr.med Axel Kramer mengawali materi dengan informasi mengenai Universität Greifswald tempatnya bekerja dan Kota Greifswald yang merupakan kota kecil di Jerman. Prof. Kramer adalah seorang ahli hygiene and environmental medicine yang telah memimpin Institute for Hygiene and Environmental Medicine sejak tahun 1990. Sebagai seorang peneliti yang sangat aktif, Prof. Kramer telah menghasilkan 52 hak paten, hampir 400 tulisan di jurnal ilmiah lebih dari 200 tulisan ilmiah dalam textbooks, monograf dan serial serta 63 paragraf scientifik pada berbagai proceeding konferensi, brosur dan sebagainya. Seluruhnya dalam bidang yang digelutinya tersebut hingga sekarang. Dengan konsistensinya dalam bekerja, Prof. Kramer sangat menguasai masalah hygiene dan lingkungan medis.
Salah satu fakta mengejutkan yang diungkapkan oleh Prof. Kramer melalui presentasi materinya di konferensi ini adalah bahwa pasien dan staf RS merupakan sumber utama mikroorganisme yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya infeksi nosokomial. Dalam hal ini, tangan memegang peranan sangat penting dalam mentransmisi kuman penyebab infeksi. Meskipun ada risiko dari sisi pasien yang tidak dapat dicegah, misalnya karena usia, terlalu lama dirawat di RS dan sebagainya, namun ada juga berbagai faktor non-pasien yang perlu diwaspadai, misalnya perubahan resistensi kuman.
Pada sesi ini, Prof. Kramer memaparkan berbagai fakta yang diperoleh dari hasil penelitian dan telah dipublikasi dalam berbagai bentuk tulisan ilmiah. Misalnya kuman MRSA yang menempel dipermukaan suatu benda menurut hasil penelitiannya ternyata dapat bertahan hidup dari 7 hari hingga 1 tahun. Jadi jika peralatan di OK dibersihkan secara kurang seksama, ada kemungkinan kuman yang tertinggal masih bisa berkembang biak jika akhirnya menempel pada organ tubuh pasien yang sedang dioperasi.
Prof. Kramer juga memaparkan mengenai peran tangan yag sangat potensial sebagai penyebar kuman. Oleh karena itu, klinisi harus membersihkan tangan secara seksama sebelum dan sesudah menyentuh pasien. Berbagai cairan pembersih memiliki tingkat efektivitas sendiri-sendiri. Memahami sifat dan kandungan senyawa pembersih akan bermanfaat dalam memutuskan penggunaannya secara efektif dan efisien.
Pada siang hari, peserta diajak untuk mengunjungi RSUP Dr. Sardjito untuk melihat langsung bagaimana praktek hospitak hygiene di RS di Indonesia. Selain karena faktor lokasinya yang berdekatan dengan kampus FK UGM, RS ini juga merupakan salah satu RS Pendidikan terbesar di Indonesia yang sedang mempersiapkan diri untuk akreditasi (JCI). Oleh karenanya, berbagai prosedur termasuk dalam implementasi hospital hygiene diharapkan sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Setelah peserta diterima oleh direksi RSS dan disajikan informasi mengenai RS serta penanganan infeksi, peserta lalu diajak berkeliling ke beberapa unit pelayanan, antara lain perawatan TB, perawatan kanker anak, IGD dan CSSD. Pada kesempatan ini, selain menerima kunjungan peserta konferensi, RSS juga bisa mendapat masukan berupa komentar maupun tips sederhana dari Prof. Kramer untuk meningkatkan efektivitas upaya pengendalian infeksi di RS ini. Salah satu tips yag bermanfaat adalah penggunaan masker pada ruang perawatan pasien TB. Di RSS, untuk pasien MDR TB, petugas RS dan pengunjung menggunakan masker jenis N95 untuk mencegah penularan dari pasien. Menurut Prof. Kramer, hal ini kurang bermanfaat, karena kuman masih bisa menembus pori masker tersebut. Yang lebih tepat adalah menggunakan masker jenis N99, namun harganya sangat mahal. Oleh karenanya, dua layers masker bedah biasa bisa digunakan untuk menggantikan N99 yang lebih efektif dibandingkan dengan N95.
Hasil kunjungan diberbagai instalasi pelayanan klinik RSS kemudian dibahas setelah peserta kembali ke ruang konferensi di FK UGM. Diskusi menjadi lebih menarik saat para peserta secara aktif mengemukakan pendapat atau pertanyaan kepada Prof. Kramer. Sebagai contoh, salah satu yang dibahas adalah penggunaan pintu. Menurut Prof. Kramer, penggunaan udara bertekanan positif untuk mencegah infeksi memerlukan biaya tinggi. Lebih efisien jika daun pintu yang digunakan adalah pintu geser, bukan pintu dorong, untuk mencegah udara dalam ruangan bergerak terlalu banyak saat ada petugas keluar-masuk ruang perawatan.
Hari Kedua, 27 Juni 2014
Konferensi hari kedua ini diikuti oleh umum (manajer RS, tim PPI RS, dosen, peneliti, mahasiswa program S2 manajemen RS maupun pihak lain yang berminat) dengan menghadiri langsung di ruang konferensi. Selain itu, konferensi di hari kedua ini disiarkan juga secara live-streaming melalui di website www.manajemenrumahsakit.net. Pada konferensi ini, tema yang dibahas lebih umum, yaitu bagaimana good practice maupun tantangan implementasi patient safety di RS, baik di Indonesia maupun di Jerman. Hasil kunjungan ke RSUP Dr. Sardjito pada hari sebelumnya akan menjadi salah satu contoh kasus yang didiskusikan disini.
Pada sesi pagi hari, Prof. Kramer memaparkan bahwa seharusnya toleransi terhadap terjadinya infeksi nosokomial di instalasi rawat jalan adalah nol (0). Namun disisi lain ada tantangan berupa meningkatnya resistensi kuman serta meningkatnya resistensi dan imunitas penduduk. Di Jerman pun hal ini masih menjadi masalah. Oleh karenanya, yang terpenting menurut Prof. Kramer adalah mengembangkan safety culture di RS, yang akan memungkinkan setiap usaha memerangi infeksi nosokomial mendapat perhatian cukup. Disadari bahwa pengendalian infeksi di RS merupakan tugas yang berat, sehingga staf yang diberi tanggung jawab untuk hal ini harus memiliki kompetensi khusus. Kompetensi ini diperoleh melalui spesialisasi (dokter, perawat) dan training.
Sesi ini menajdi semakin menarik dengan adanya tayangan video (link ke videonya, jika memungkinkan) mengenai bagaimana penularan infeksi dapat terjadi di RS dan bagaimana mencegahnya. Pada video tersebut, Prof. Kramer dengan jelas menunjukkan potensi-potensi terjadinya infeksi khususnya pada luka operasi, dan bagaimana kekurangwaspadaan klinisi yang sedikit saja bisa berakibat fatal bagi pasien.
Selain Prof. Kramer, narasumber lain yang juga mengisi konferensi ini adalah Prof. Dr. Herkutanto, SpF, SH, LL.M yang merupakan Ketua Komite Nasional Keselamatan Pasien RS dan kebetulan juga sekaligus sebagai Ketua Konsil Kedokteran, Konsil Kedokteran Indonesia. Dalam paparannya, Prof. Herkutanto menyampaikan bahwa Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks, mulai dari kondisi geografis, demografis hingga double burden of diseases, disamping juga masalah kurangnya sumber daya. Asosiasi RS Indonesia telah mendekralasikan patient safety sejak 2007, namun saat itu baru sebatas pembentukan komite, belum sampai pada terintegrasinya berbagai aktivitas lintas sektor. Oleh karena itu, dikembangkanlah strategi patient safety yang teridri dari strategi di level mikro, meso maupun level makro.
Sejalan dengan yang disampaikan oleh Prof. Kramer, Prof. Herkutanto juga menekankan pada pentingnya mengembangkan budaya keselamatan pasien yang didorong oleh budaya organisasi. Sementara itu, budaya organisasi bisa dibentuk dan diarahkan jika ada leadership di aspek klinis maupun manajemen RS.
Pada sesi siang hari, para alumni menyajikan hasil kegiatannya di tempat kerja masing-masing, sebagai bagian dari upaya berbagi informasi terkini mengenai alumni. Ada lima presenter yang dipilih yaitu:
1) I Ketut Suarjana (FK Unud Bali) dengan paper berjudul Performance standard as the basis of performance based payment system
2) AA. Gede Raka Dharmasemaya dengan paper berjudul Empowering hospital training unit for staff development in Sanglah Central Hospital, Bali
3) Diah Irmawati Sari Hasibuan (Eka Hospital) dengan paper berjudul Implementation of Hospital Information System
4) Fachriah Syamsuddin (Kementerian Kesehatan) dengan paper berjudul Pharmaceutical Services in Indonesia; facing Universal Health Coverage
5) Muhammad Syarif Hidayatulloh (konsultan swasta) dengan paper berjudul Implementing Quality Management System in Puskesmas X, East Kalimantan Province based on ISO 9001:2008
Hari Ketiga, 28 Juni 2014
Pada hari ketiga ini, konferensi didesain lebih spesifik untuk alumni ILT-HM. Tujuannya adalah untuk membahas mengenai bagaimana networking antar alumni ILT-HM bisa menjadi semakin erat dan berdaya guna. Ada berbagai ide yang terlontar dari alumni, antara lain mengembangkan modul-modul pelatihan bersama. Ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah didapat selama menempuh kursus di Jerman ditambah dengan pengalaman di tempat kerja masing-masing akan diramu sedemikian rupa sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh kalangan yang lebih luas. FK UGM akan memfasilitasi berbagai kegiatan pengembangan modul dnegan infrastruktur yang telah dimiliki (sistem/website, supporting staff dan peralatan, networking). Alumni dapat memanfaatkannya seoptimal mungkin untuk mengembangkan kemampuan sekaligus menyebarkan pengetahuan secara lebih luas sebagai bentuk komitmen memajukan sistem manajemen perumahsakitan di Indonesia). (pea)
INDONESIAN-GERMAN CONFERENCE ON
HOSPITAL MANAGEMENT
Gadjah Mada University, Yogyakarta
June 25- 28 2014
(Draft) Programme
Time | Activity
|
Remarks |
Wednesday, 25.06.2014 | ||
During the day | Arrival of alumni | Arrival and transfer to hotel |
18:00 – 21.00 | Getting to know each other | Venue: Hotel |
Dinner | Alumni of different ILT groups meet each other |
Thursday, 26.06.2014 | ALUMNI DAY
|
Venue: Faculty of Medicine, UGM |
9:00 to 9:30 | Welcome and Introduction |
GIZ and representative(s) of alumni UGM Representatives: Dr. rer. nat. dr. BJ. Istiti Kandarina (Program Manager International Master Program Public Health) |
9.30 – 11.00 |
Workshop on Hospital Hygiene with Prof. Dr. Axel Kramer, University of Greifswald Situation Analysis and discussion |
Input from Prof. Dr. med. Axel Kramer President of the German Society for Hospital Hygiene (DGKH) in English
|
11.00 – 12.00 | Situation analysis of hospital hygiene and infection control at Dr. Sardjito Hospital |
Dr. Andaru Dahesih Dewi, M.Kes., Sp.PK Head of Infection Control Committee at Sardjito Hospital |
12.00 – 13.00 | Lunch Break | |
13.00 – 15.30 | Hospital visit |
Sardjito Hospital LO: Dr. Andaru Dahesih Dewi |
15.30 – 15.45 | Tea Break | |
15.45 – 17.30
|
Discussion and expert comments: Results from hospital visit: Gap between what is ideal and reality and strategy for improvement |
Prof. Dr.med. Axel Kramer Dr. Andaru Dahesih Dewi Discussion/Group work |
17.30 – 18.15 | Travel to Prambanan Temple | Prambanan Temple |
18.15 – 19.30 | Open air dinner (all you can eat) | |
19.30 – 21.30 | Ramayana Ballet |
Time | Activity
|
Remarks |
Friday, 27.06.2014 | SEMINAR ON HOSPITAL MANAGEMENT
|
Venue: Faculty of Medicine, UGM |
8.30 to 8.45 | Welcome |
Representatives from Gadjah Mada University Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH, PhD |
8.45 to 9.00 | Seminar overview |
Representative from GIZ Dr. Johannes Kleinschmidt |
9.00 to 10.30 | Lecture and Discussion:
Challenges of Patient Safety in Indonesia
|
Prof. Dr. dr. Herkutanto, Sp.F, SH, LL.M Head of the National Patient Safety Committee |
10.30 to 11.45 | Lecture and discussion:
Sharing finding from hospital visit: Gap between what is ideal and reality. What are the strategies for better hospital hygiene and patient safety |
President of the German Society for Hospital Hygiene (DGKH) |
Reportase | ||
11:45 to 13:00 | Friday Prayer and Lunch Break | |
13.00 – 13.30 |
GIZ International Leadership Training Hospital Management Looking back at ILT Introduction of good practices |
Representative from GIZ
|
13.30 – 14.45 |
Presentation of good practices What have the alumni achieved since their training? |
Selected Alumni
|
14.45 – 15.00 | Closing |
Representative from GIZ Dr. Johannes Kleinschmidt |
15.00 – 15.30 | Tea Break | |
15.30 – 17.00 |
Faculty Internal Meeting and Discussion
|
Representative from UGM
Representative from GIZ Prof. Dr.med. Axel Kramer Dr. Johannes Kleinschmidt |
Reportase |
Saturday, 28.06.2014 | ||
09:00 to 10:00 | Ideas for a new web based learning tool on hospital management
|
Feedback from alumni is needed UGM Website on hospital management |
10:00 to 12:00 | Strengthening the Alumni Network |
GIZ and alumni UGM Representatives: Dr. rer. nat. dr. BJ. Istiti Kandarina (Program Manager International Master Program Public Health) |
12:00 to 13:00 | Farewell Lunch | Santika |
13.00 to 14.30 | Travel to Borobudur Temple | Leisure program (optional, depending on departure dates) |
14.30 to 16.30 | Sight seeing | |
16.30 to 18.00 | Travel back to Hotel |