Reportase Kuba (1)
Kuba, Keunikan dan Tantangannya
Global Learning 2018
The Equity Initiative
26 Mei – 2 Juni 2018
Havana, Kuba
Kuba menjadi negara yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari terkait aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, dan kesehatan. Selain itu, Kuba juga menarik dari sisi sejarah dan politik yang dampaknya mempengaruhi kondisi kesehatan Kuba. Selama 5 dekade, Kuba bergumul dengan dominasi Spanyol, Amerika Serikat, dan Uni Soviet, berusaha untuk tidak tergantung secara politik dan ekonomi. Meskipun Kuba telah memproklamirkan kemerdekaan dari Spanyol pada 1868 namun mereka masih harus berjuang untuk melepaskan diri dari dominasi asing. Pertengahan 1950-an dominasi Amerika Serikat masih sangat kental terlihat dari kepemilikan terhadap 90% jasa telekomunikasi dan listrik, 50% jalan raya publik, 40% industri baru gula, dan 23% industri non gula. Hampir 80% produksi gula Kuba diekspor ke Amerika Serikat dan 1/3 produksi beras Amerika Serikat diekspor ke Kuba. Hubungan internasional Cuba setelah 1959 lebih cenderung mendekat pada Uni Soviet. Namun hubungan Kuba dengan Uni Soviet tidak akan pernah sama spesialnya dengan Amerika Serikat.
Central Park dan Old Havana (Dok. Pribadi)
Kuba telah memulai reformasi ekonomi dan sektor privat semakin bertumbuh. Kuba saat ini lebih modern di bidang ekonomi, namun 75% ekonomi tetap dikuasai oleh pemerintah. Selain itu, Kuba masih menghadapi beberapa isu ketidaksetaraan dari sisi sosial ekonomi, seperti penurunan daya beli karena peningkatan harga – harga, sistem mata uang ganda, sistem pasar ganda seperti perbedaan harga, mata uang, dan kualitas produk, diversifikasi sumber pendapatan, dan indeks pembangunan manusia. Mata uang ganda memang sangat mempengaruhi kondisi ekonomi di negara ini. Pertumbuhan ekonomi sebesar 2% tidak akan cukup untuk meningkatkan perekonomian. Embargo yang pernah diterapkan mendorong sektor privat semakin bertumbuh.
Transisi ekonomi semestinya mempengaruhi perbaikan sistem kesehatan di Kuba. Namun pemerintah Kuba masih menghadapi tantangan dalam mengelola sektor privat yang bertumbuh sangat pesat dibandingkan sektor publik. Seperti contoh gaji dokter rata-rata kurang lebih $30 per bulan dibandingkan dengan seseorang yang bekerja di sektor pariwisata dapat memperoleh pendapatan ratusan dolar per bulan. Di sisi lain, investasi di sisi kesehatan sangatlah tinggi. Embargo selama 50 tahun mempengaruhi kondisi ekonomi termasuk untuk mengimpor teknologi kesehatan maupun material yang dibutuhkan untuk industri farmasi. Untuk itulah, Kuba lebih memperkuat kesehatan di tingkat dasar. Sektor biofarmasi mengembangkan berbagai vaksin untuk mendukung kesehatan primer. Sistem kesehatan di Kuba saat ini merupakan pekerjaan yang masih terus berlanjut. Menurut Gail A. Reed, Executive Director, MEDICC Review, dalam sesi Cuban Universal Health Care System Achievements and Challenges, Kuba masih berupaya untuk memperbaiki status kesehatannya sejak 1959.
Pada 1959 – 1989 akses kesehatan mulai dapat dijangkau penduduk di daerah pedesaaan dan pegunungan. Selain itu, pemerintah melakukan program sosial seperti reformasi agraria dan kampanye literasi. Memperkuat dokter keluarga dan perawat di klinik kesehatan masyarakat, mengintegrasikan tindakan preventif, perawatan, dan riset. Tenaga profesional kesehatan bertambah dari 6,000 orang menjadi 35,000 orang, bidang spesialis yang dulunya terbatas dikembangkan menjadi 55 spesialis dengan bidang family medicine yang dikembangkan terlebih dulu. Satu sekolah kedokteran dengan kurikulum biomedik menjadi 14 sekolah dengan kurikulum biomedik dan kesehatan masyarakat. Dulu tujuan nasional belum dirumuskan, namun saat ini terdapat 4 tujuan utama yang menjadi panduan yaitu kesehatan ibu dan anak, penyakit infeksius, penyakit kronik, dan kesehatan lansia. Data yang dulunya tidak dapat diandalkan kemudian menjadi sistem peringatan dini secara epidemiologi. Penggunaan teknologi dulunya tersentralisasi menjadi desentralisasi. Riset medik dikembangkan menjadi prioritas untuk kesehatan masyarakat dan memperoleh pendapatan dari riset tersebut. Cakupan kesehatan nasional menjadi kontribusi internasional.
Sayangnya komitmen untuk meningkatkan status kesehatan terganjal kejatuhan ekonomi Kuba dalam kurun waktu 1990 – 2000. Pada periode 1990 – 1992 Kuba kehilangan 85% perdagangan internasionalnya, ditambah dengan embargo dari Amerika Serikat yang semakin ketat pada 1992. Selama 1989 – 1993 perekonomian Kuba menyusut sebesar 35%. Keperluan pendanaan untuk bidang kesehatan meningkat sebesar 70%, sementara asupan kalori per hari menurun sebesar 33% dan protein sebesar 39%. Namun yang menjadi paradoks dari kondisi ekonomi tersebut ditunjukkan dengan indikator kesehatan yang membaik. Angka kematian bayi sebesar 10.7 (1990) – 9.4 (1995) – 6.5 (2002) per 1,000 kelahiran. Angka kematian di bawah usia 5 tahun sebesar 13.2 (1990) – 12.5 (1995) – 8.1 (2002) per 1,000 kelahiran hidup. Angka harapan hidup sebesar 75.2 (1989) – 74.8 (1995) – 76.2 (2002). Hal tersebut dikarenakan adanya jaringan pengaman, yaitu kesehatan sebagai prioritas, sumber daya dikonsentrasikan pada kelompok rentan, sumber daya manusia sangat terlatih dan berdedikasi tinggi, menerapkan program the doctor next door yaitu komunitas berorientasi kesehatan primer dengan partisipasi aktif masyarakat, dan status kesehatan merupakan dasar solid untuk menentukan kondisi sosial.
Berdasarkan studi Human Development and Equity in Cuba, UNDP, 1999 mengungkapkan bahwa dari 25 negara bagian di Amerika Serikat memperlihatkan bahwa Kuba merupakan negara dengan kondisi kesehatan terbaik diantara negara-negara Amerika Latin dan Karibia. Selain itu merupakan negara dengan sumber daya yang paling efektif meskipun jarang ada investasi di sektor kesehatan.
Menghadapi kondisi perekonomian tersebut Kuba melakukan berbagai prioritas pada 2000 – 2017 yaitu memperbaiki infrastruktur, publik mulai puas dengan jasa pelayanan pemerintah, kerja sama global seimbang dengan kebutuhan dalam negeri, dan strategi transformasi kesehatan terhadap MDG’s. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut namun apabila dibandingkan dengan status kesehatan di Indonesia sepertinya Indonesia masih perlu upaya perbaikan untuk meningkatkan derajat kesehatannya walaupun angka – angka tersebut tidak dapat dibandingkan secara langsung karena Kuba dan Indonesia mempunyai kondisi yang berbeda.
Status Kesehatan di Cuba dan Indonesia
Keterangan | Cuba | Indonesia |
Tahun 2017 | ||
Angka melek huruf | 100% | 95.50% |
Perbaikan sumber air | 95.20% | 72.40% |
Angka kematian bayi (per 1,000 kelahiran hidup) | 4 | 22.23 (tahun 2015) |
Kelangsungan hidup balita | 99.50% | AKABA : 26.29 / 1,000 kelahiran hidup |
Angka kematian ibu melahirkan (per 100,000 kelahiran hidup) | 38.3 (21.7 direct / 16.5 indirect) | 305 |
Angka harapan hidup | 80 tahun (81 tahun wanita) | 71.06 |
Penyebab utama kematian | penyakit jantung / kanker | penyakit jantung |
Sumber : Gail A. Reed, Cuba’s Health System, A Work in Progress, Profil Kesehatan Indonesia 2016, Data dan Informasi Kesehatan Indonesia 2017, www.bps.go.id.
Kuba juga terkenal dengan ekspor tenaga medis ke luar negeri. Dalam hal kerja sama kesehatan secara internasional untuk jangka panjang Kuba telah mengirimkan 55,000 tenaga kesehatan profesional yang melayani 60 negara. Pada 2018 sebanyak 407,000 tenaga kesehatan profesional telah dikirim ke 164 negara. Selain itu pada tahun sebelumnya yaitu 2015 sebanyak 41 tim telah membantu dalam program penanggulangan bencana dan darurat medis di 24 negara (Henry Reeve Emergency Medical Contingent) dan pada 2014 sebanyak 39,000 dokter asing dari 129 negara telah dilatih di Kuba, termasuk lebih dari 28,000 lulusan Latin American Medical School, Havana yang didirikan pada 1999.
Untuk kompensasi dokter Kuba yang dikirim ke luar negeri, semisal Brazil membayar 10% dari USD 4,250 gaji per bulan (sisanya disetor ke Pemerintah Cuba). Nominal tersebut dirasa masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang mereka dapatkan di dalam negeri. Mereka menganggap gaji mereka lebih tinggi, dapat menabung, dapat membeli barang kebutuhan sehari-hari, dan mempunyai hak istimewa di negeri sendiri. Berikut merupakan sumber daya kesehatan yang tersedia di Kuba. Meskipun sistem kesehatan di Kuba dan Indonesia hampir sama, namun kondisi di Kuba dan Indonesia tentunya tidak dapat dibandingkan secara langsung. Hal tersebut karena perbedaan geografi, demografi, ekonomi, sosial, dan politik.
Kondisi Sumber Daya Kesehatan di Cuba dan Indonesia
Keterangan | Cuba | Indonesia |
Tahun 2017 | ||
Rumah Sakit | 150 | 2,776 |
Poliklinik | 450 | 7,641 |
Klinik gigi | 111 | |
Dokter keluarga di komunitas | 13,131 of 44,000 + | 9,825 (puskesmas) |
Rumah bersalin | 131 | |
Nursing home | 150 | |
Panti jompo | 287 | |
Sekolah kedokteran | 14 | 75 |
Pusat penelitian | 12 | |
Dokter | 92,084 (1/122 pop) (63% women) | 98,703 |
Dokter gigi | 18,675 (1/602 pop) (73% women) | 14,455 |
Perawat | 87,637 (1/123 pop) (88% women) | 345,276 |
Tenaga kesehatan lain | 232,397 (university level) | 685,060 |
Total tenaga kesehatan | 492,366 (6.8% of working age pop) | 1,143,494 |
(71% women) | ||
Penduduk | 11,489,082 | 261,890,872 |
Sumber : Gail A. Reed, Cuba’s Health System, A Work in Progress, Profil Kesehatan Indonesia 2016, Data dan Informasi Kesehatan Indonesia 2017, www.bps.go.id, www.kki.go.id/assets/data/menu/Daftar_FK_Tahun_2016.pdf.
Dokter Keluarga, Hogar Materno Infantil, Hospital Hermanos Ameijeiras, dan Institute de Gastroenterologia, Cuba (Dok. Pribadi)
Pencapaian tersebut mendapatkan apresiasi, namun sampai saat ini Kuba masih menghadapi berbagai tantangan terkait ekonomi domestik, regional dan global, kebijakan bilateral antara Kuba dan Amerika Serikat, remunerasi dan migrasi SDM kesehatan, kebijakan kesehatan, urbanisasi, ketahanan pangan, tanggung jawab individu dan keluarga untuk kesehatan sendiri, populasi lansia, penyakit kronik, ancaman bencana, maupun penyakit endemik.
Pelajaran yang dapat diambil dari kunjungan ke Kuba yaitu meskipun menghadapi keterbatasan dan tantangan ekonomi maupun politik yang sangat kental menjadikan Kuba sebagai negara dengan kondisi kesehatan yang cukup baik. Namun masih perlu diperjuangkan antara kesetaraan dengan kesempatan untuk pembangunan sosial, ekonomi dan kesehatan.
Seperti catatan kunjungan Kuba dari dr. Lincoln Chen, The Equity Initiative Program, dimana terdapat 5 poin :
- Mengapa dan bagaimana sistem kesehatan Kuba dapat berkembang?
Pendorongnya adalah komunisme untuk mengembangkan negara sosialis dengan kesetaraan dan keadilan. Kesehatan dan pendidikan yang bebas dan universal dipandang sebagai pusat dari visi tersebut. Sementara sistem saat ini inovatif, dibutuhkan puluhan tahun untuk membangun tenaga kerja dan sistem kesehatan primer. Kuba telah menaklukkan generasi pertama penyakit tetapi saat ini menghadapi penyakit tidak menular dan penduduk yang menua.
- Apakah sistem Kuba luar biasa?
Indikator kesehatan (yang diproduksi oleh pemerintah) menunjukkan bahwa usia harapan hidup masyarakat Kuba sama dengan penduduk Amerika Serikat. Cakupan kesehatan universal yang gratis terutama perawatan kesehatan primer nampaknya adil dan efektif. Tidak ada kekurangan tenaga kerja kesehatan dan layanan kesehatan tampaknya menawarkan akses yang baik, biaya rendah, dan kualitas yang dapat diterima. Mengingat situasinya yang unik, Kuba telah berinovasi dalam bioteknologi, ekspor tenaga kerja, dan pariwisata medis.
- Apa yang mendorong sistem kesehatan Kuba?
Sistem Kuba “digerakkan oleh tenaga kerja” yang didukung oleh perencanaan hulu yang cermat dari pendidikan kedokteran mulai dari dokter kemudian perawat, didukung oleh pelatihan khusus dan memasukkannya ke dalam sistem nasional yang terdistribusi merata dan berlapis. Hal tersebut didukung, tetapi tidak didorong oleh sistem pembiayaan, obat-obatan, teknologi, atau informasi. Sebagian besar negara tidak memiliki sistem perencanaan pendidikan kesehatan terkoordinasi yang membawa produksi tenaga kerja menjadi sejajar dengan kebutuhan sistem kesehatan. Harmoni ini tidak rumit tetapi sulit dilakukan karena banyak hal resisten yang harus disatukan.
- Apa kelemahan Kuba?
Sistem pemerintahan tunggal membatasi pilihan baik penyedia jasa maupun pasien. Kemungkinan terjadi waktu tunggu lama dan kurangnya akses ke obat dan teknologi yang mahal. Kepuasan tenaga kesehatan profesional ditunjukkan dengan migrasi keluar para profesional tersebut. Perawat tampaknya sangat dirugikan di Kuba dengan status dan gaji rendah, serta kelelahan. Selain itu penyakit menua dan tidak menular menghadirkan tantangan baru.
- Dapatkah pelajaran Kuba diterapkan di tempat lain?
Sayangnya, hanya sedikit. Dasar-dasar desain dan pengoperasian layanan kesehatan primer dapat diterapkan, namun mempekerjakan dokter keluarga mungkin sulit tanpa adanya tambahan insentif untuk praktek di tengah masyarakat. Memperkenalkan investasi swasta dan insentif komersial akan membengkokkan sistem di Kuba. Selain itu teknologi canggih dan obat-obatan mungkin tidak mudah untuk diakses di Kuba.
Diketahui bahwa ada beberapa yang meragukan klaim dan statistik Kuba. Hal tersebut karena kontrol ketat pemerintah terutama di bidang kesehatan yang memiliki reputasi internasional dan juga penghasil devisa terbesar, sangat sulit bagi kelompok asing untuk masuk ke Kuba untuk mencari kebenaran. (Elisabeth Listyani)
Sumber :
Philip Brenner, Marguerite Rose Jiménez, John M. Kirk, and William M. LeoGrande, History as Prologue: Cuba before 2006.
www.thelancet.com, Vol 383 January 25, 2014, Cuba’s Economic Reforms Prompt Debate about Health Care.
Maureen Bisognano, 3 Ways Cuba’s Health System Is Designed for the Triple Aim, 2016.
Gail A. Reed, Cuba’s Health System, A Work in Progress.
Lincoln C. Chen, MD, Trip Notes #94, Havana Cuba, May 23-30, 2018.
www.worldometers.info/world-population/cuba-population/
http://worldpopulationreview.com/world-cities/havana-population/
Berikut merupakan referensi terkait, silakan klik :
Cuba Time to Expand Health in All Policies
Cuba’s economic reforms prompt debate about health care
History as Prologue: Cuba before 2006