manajemenrumahsakit.net :: Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau
BPJS Kerja Sama Dengan 15 Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: Pekanbaru – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Pekanbaru, Riau, menjalin kerja sama dnegan 15 rumah sakit milik pemerintah daerah maupun swasta di Pekanbaru.
“Saat ini sudah ada 15 rumah sakit kecuali RS Santa Maria dan RS Eka Horpital,” kata Kepala Unit Kepesertaan BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru Asti Putri Dewi Santri kepada Antara di Pekanbaru, Rabu siang.
Ia mengatakan peserta BPJS Kesehatan dapat dirujuk ke rumah sakit tersebut juga memang dalam kondisi parah atau butuh pertolongan medis komplit.
“Jika darurat, tidak perlu harus mendapat rujukan dari klinik atau pusat kesehatan masyarakat, langsung saja datang dan akan ditanggung perobatan seratus persen,” katanya.
Sejumlah rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tersebut menurut dia memiliki keunggulan masing-masing dan tidak perlu diragukan dalam perawatan pasien.
Berikut adalah daftar rumah sakit-rumah sakit lengkap dengan alamat dan nomor telepon yang telah menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru:
RSUD Arifin Achmad
Jl. Diponegoro No. 2, Pekanbaru
Kode Pos 28285
Telp
RS Mulyasari-BPJS Ketenagakerjaan Resmi Kerjasama
manajemenrumahsakit.net :: Kecelakaan kerja merupakan risiko yang mungkin ditanggung oleh para tenaga kerja. Untuk menjamin biaya perawatannya tenaga kerja dalam kasus kecelakaan kerja, maka BPJS Ketenagakerjaan dan Rumah Sakit (RS) Mulyasari menandatangani Ikatan Kerja Sama (IKS) Trauma Center.
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Cilincing, Moh. Agil Alhabsyi mengatakan bahwa kerjasama ini dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan. Bahkan, menurut Moh. Agil Alhabsyi dengan layanan Trauma Center tenaga kerja yang sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun bila mengalami kecelakaan kerja.
“Oleh karena itu, saya berharap tenaga kerja lebih nyaman jika menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan, karena kita memberikan pelayanan di muka, bukan lagi kalau sudah ada risiko,” ujarnya pada Penandatanganan IKS Trauma Center BPJS Ketenagakerjaan Cabang Cilincing dengan RS Mulyasari di RS Mulyasari, Jl Raya Plumpang Semper No 19, Jakarta Utara, Rabu (1/10/2014).
Sementara
BPJS Pekanbaru Imbau Peserta Selektif Pilih Rumah Sakit
manajemenrumahsakit.net :: PEKANBARU – Pejabat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Pekanbaru, Riau, mengimbau peserta Janiman Kesehatan Nasional (JKN) untuk selektif dalam memilih rumah sakit yang menjadi rujukan.
“Tidak seperti saat ini, pasien yang menjadi peserta BPJS lebih memilih rumah sakit mewah sehingga terjadi penumpukan yang luar biasa. Salah satu rumah sakit yang menjadi tujuan adalah RS Awal Bros Pekanbaru sehingga memang kamar rawat inap sering penuh,” kata Kepala Unit Kepesertaan BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru, Asti Putri Dewi Santri kepada pers di Pekanbaru, kemarin.
Dia mengimbau sebaiknya masyarakat juga memilih rumah sakit lainnya selain rumah sakit yang mereka anggap bagus sehingga menjadi prioritas atau unggulan untuk dijadikan rujukan.
Asti mengatakan, BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru telah bekerja sama dengan sebanyak 15 rumah sakit yang ada di daerah ini. Selain RS Awal Bros, juga ada RS PMC, RS Umum Daerah Arifin Achmad, RS Thabrani, RS Petala Bumi dan RS Ibnu Sina, serta lainnya.
“Terkecuali RS Eka Hospital dan RS Santa Maria. Dengan dua rumah sakit swasta ini kami belum ada kerja sama,” katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, sebenarnya masyarakat memiliki banyak pilihan rumah sakit yang menjadi tujuan rujukan.
“Jangan terpaku pada satu rumah sakit saja, karena itu justru akan merepotkan, karena selalu rumah sakit itu kelebihan kapasitas. Jika demikian, sebenarnya juga tidak baik untuk layanan masyarakat,” katanya.
Masih menurut dia, rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap justru rumah sakit milik pemerintah daerah yakni RSUD Arifin Achmad. “Pelayanannya juga sangat baik dan diharapkan masyarakat yang menjadi peserta BPJS juga berobat ke rumah sakit itu,” kata dia.
Jumlah peserta BPJS Kesehatan Cabang Pekanbaru saat ini terdata telah lebih dari 1,4 juta peserta. Dari jumlah tersebut kepesertaan yang berasal dari kategori masyarakat mandiri yakni lebih dari 70 persen.
“Selain peserta yang berasal dari masyarakat mandiri, terdapat juga peserta yang berasal dari PNS yang mencapai sebanyak 250 ribu, TNI dan Polri,” kata Kepala Wilayah BPJS Kesehatan Sumbagteng, Benjamin Saut.
Ditambahkan Kepala Cabang BPJS Kesehatan Pekanbaru, Meiryanto, untuk perusahaan yang sudah mendaftarkan karyawan beserta keluarganya sebagai peserta ada sebanyak 1.070 dari 1.141 perusahaan yang telah melakukan registrasi.
Menurut dia, saat ini masih ada sekitar 2.000 perusahaan di Pekanbaru yang belum melakukan registrasi kepesertaan.***(mcr-din)
Sumber: riauheadline.com
Target Akreditasi B, RSUD Pasir Pangarayan Tingkatkan Pelayanan
manajemenrumahsakit.net :: PASIR PANGARAYAN-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasir Pangarayan, Kabupaten Rokan Hulu terus berusaha meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat. Rumah sakit yang sudah dikelola Badan Layanan Umum Daerah tersebut, kini terus diupayakan meningkat statusnya dari Tipe C menjadi Tipe B.
Ditargetkan, perubahan status sudah terealisasi tahun 2016 mendatang. Untuk meningkatkan status tipe, manajemen RSUD Pasir Pangarayan kini terus berupaya melakukan peningkatan dan pembenahan, terutama dari segi pelayanan rumah sakit pada umumnya. Sebagai Badan Layanan Milik Pemerintah Daerah, RSUD Pasir Pangarayan tetap berupaya meningkatkan pelayanan. Apalagi saat ini pertumbuhan penduduk semakin pesat, termasuk persaingan pelayanan dengan rumah sakit swasta.
Direktur Utama RSUD Pasir Pangarayan, dr. Wildan Asfan Hasibuan, Selasa (30/9) menyebutkan, beberapa pedoman sesuai Peraturan dari Menteri Kesehatan sudah dipenuhi manajemen, seperti tenaga medis, peralatan, dan hal lain. Sampai tahun ini, sudah ada 19 spesialis di rumah sakit ini.
Diakui, saat ini yang agak sulit yakni masalah pengadaan, seperti pengadaan tenaga Sub Spesialis minimal dua orang. Untuk tenaga ini sulit dicari, karena untuk mendapatkan itu seorang dokter spesialis harus bersekolah lagi. Sementara untuk masalah gedung dan peralatan rumah sakit, masih terus ditingkatkan.
Sementara Kepala Bidang Instalasi dan Penyediaan Fasilitas RSUD, Hendrik menambahkan, beberapa upaya telah dilakukan manajemen dalam meningkatkan pelayanan. Di antaranya, memperbaiki sistem pelayanan dengan menerapkan Pelayanan 5S (Senyum, Sapa, Salam, Santun dan Sabar).
Seluruh Tenaga Medis di RSUD yang berjaga diharuskan rutin mengecek pasien 2 jam sekali. Bukan itu saja, manajemen juga terus melengkapi kekurangan tenaga dokter spesialis. Dari penerapan berbagai program, ternyata terbukti mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat lokal dan masyarakat dari Provinsi Sumatera Utara, seperti masyarakat Kabupaten Padang Lawas yang memang letak geografisnya cukup dekat dengan Kota Pasirpangaraian dibandingkan meski harus ke Kota Medan.
Berkat komitmen dari manajemen, kini RSUD Pasirpangaraian telah menjadi tujuan studi banding bagi beberapa rumah sakit dari kabupaten tetangga. Menurut Hendrik, seiring meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap RSUD Pasir Pangarayan, manajemen berani menargetkan untuk menggenjot omset rumah sakit dari Rp12 miliar per tahun menjadi Rp20 miliar per tahun.
Hendrik mengakui, upaya mencapai target omset tersebut, manajemen lebih meningkatkan pelayanan rumah sakit kepada pengunjung tanpa terkecuali. Termasuk melengkapi sarana prasarana pendukung kesehatan yang diterapkan di sebuah rumah sakit.
PERSI Award Ajang Rumah Sakit Tingkatkan Mutu
manajemenrumahsakit.net :: Senin (29/09/2014) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok kedatangan tim penilai dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) guna mendapat penilaian lapangan dalam rangka penganugerahan PERSI Award.
Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) sendiri
Tahun Depan Siloam Bakal Bangun Rumah Sakit Baru 120 Juta Dollar AS
manajemenrumahsakit.net :: JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk tengah fokus ekspansi penambahan rumahsakit. Perusahaan penyedia jasa layanan kesehatan itu memasang target bisa membuka enam hingga delapan rumahsakit per tahun mulai tahun depan hingga tahun 2017 mendatang.
Perusahaan berkode SILO di Bursa Efek Indonesia itumemiliki 29 proyek rumahsakit baru yang akan mulai dikerjakan pada 2015. “Alokasi capex tahun depan jika kami ingin bangun delapan rumah sakit artinya kami butuh US$ 120 juta,” ujar Presiden Direktur Siloam International Hospitals Romeo Fernandez Lledo kepada KONTAN pekan lalu.
Target pembukaan rumahsakit per tahun tersebut lebih banyak dibandingkan dengan realisasi tahun ini. Meski tahun 2014 belum juga berakhir, Siloam memastikan jika tahun ini hanya menambah tiga rumahsakit. Siloam telah mengucurkan investasi US$ 75 juta atau sekitar Rp 900 miliar.
Siloam sudah membuka satu rumahsakit pada semester I kemarin. Dua rumahsakit lain baru akan dibuka pada kuartal IV nanti. Pada Oktober, perusahaan itu akan membuka rumahsakit di Medan, Sumatra Utara. Lantas, pada November giliran rumahsakit di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang dibuka.
Asal tahu saja, Siloam senantiasa melibatkan sang induk usaha yakni PT Lippo Karawaci Tbk dalam ketika membangun rumahsakit. Untuk setiap pembangunan rumahsakit yang menelan dana US$ 25 juta, Siloam hanya mengucurkan US$ 15 juta untuk pembelian peralatan kesehatan.
Sementara Lippo Karawaci menanggung US$ 10 juta untuk investasi lahan. “Rumahsakit yang kami dirikan biasanya berada di lahan Lippo Karawaci. Jadi lahan yang kami tempati tetap milik Lippo Karawaci,” beber Romeo.
Selain membangun rumahsakit anyar, Siloam juga menambah rumahsakit dengan cara mengakuisisi. Pada semester I kemarin, perusahaan itu mengakuisisi satu rumahsakit.
Namun, berbeda dengan target pembangunan rumahsakit baru yang bisa ditargetkan, Siloam tak bisa memastikan target rumahsakit yang akan dia akuisisi. Sebab, aksi akuisisi berkaitan dengan peluang yang muncul dan kemampuan perusahaan memanfaatkan peluang itu.
Dengan memasukkan dua rumahsakit anyar di Medan dan Kupang, hingga akhir 2014 nanti, Siloam bakal mengoperasikan 20 rumahsakit. Delapan diantaranya adalah rumahsakit hasil akuisisi. Sisanya, barulah rumahsakit yang merupakan hasil pembangunan sendiri.
Pada semester I tahun ini, pendapatan Siloam naik 30,83% menjadi Rp 1,57 triliun. Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga tumbuh dari Rp 21,98 miliar pada semester I-2013, menjadi Rp 44,14 miliar pada semester I-2014.
Berdasar catatan KONTAN, pada periode semester I-2014 itu, kontribusi pendapatan Siloam dari rumahsakit lama adalah 69% terhadap total pendapatan. Sisanya, barulah kontribusi pendapatan dari rumahsakit anyar, yakni sebesar Rp 472 miliar.(KONTAN/ Merlinda Riska -)
Sumber: tribunnews.com
RS Columbia Asia Medan Edukasi Ibu Hamil
manajemenrumahsakit.net – Medan. Manajemen Rumah Sakit Columbia Asia Medan mengedukasi ibu hamil dan calon ibu di Kota Medan secara khusus dan Sumut umumnya melalui seminar kesehatan, Sabtu (27/9) di RS Columbia Asia. Seminar dengan tema “mitos kehamilan” itu menghadirkan dr JS Khoman SpOG(K) dan dr Christoffel L Tobing SpOG(K).
Kepada para ibu muda yang sedang hamil kedua dokter tersebut mengedukasi tentang kehamilan, menjaga kehamilan, kecukupan gizi dan berbagai masalah terkait kehamilan. Usai menyampaikan materi tentang mitos kehamilan, JS Khoman dan Christoffel L Tobing menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan para ibu hamil.
Dr JS Koman dengan gamblang dan mudah dicerna peserta seminar soal berbagai pertanyaan yang diutarakan para ibu hamil. Pertanyaan diantaranya seputar gatal di perut ibu hamil, JS Koman menjelaskan hal itu terjadi salah satu faktornya karena daya tahan tubuh menurun dan diminta agar tidak menggaruk serta memakan obat, karena rasa gatal itu akan hilang usai kehamilan.
Menjawab pertanyaan peserta lainnya terkait hamil kosong dan berapa jarak untuk kehamilan berikutnya, JS Koman mengatakan tidak ada hubungan hamil kosong dengan hamil berikutnya. Diminta kepada para ibu yang mengalami hamil kosong agar tidak menunda kehamilan. “Hamil kosong terjadi karena tidak terpenuhinya makanan dan akhirnya janin habis,” jelasnya.
Narasumber lainnya dr Christoffer L Tobing juga menyampaikan dan menjawab berbagai pertanyaan peserta. Soal berat badan janin normal, Christoffer mengatakan berat badan janin umur 32 minggu 1.750 gram, umur 36 minggu 2.420 gram, 40 minggu 3.250 gram. “Kalau lebih dari 4 kg, maka wajib operasi caesar,” jelasnya.
Saat ditanya MedanBisnis apa kendala dan masalah yang dihadapi ibu hamil, Christoffer mengakui berbagai masalah muncul karena kurangnya komunikasi antara ibu hamil dengan dokter. Dia mengatakan kehamilan itu harus diharapkan, sehingga ada persiapan kehamilan. Maka untuk mendeteksi adanya bahaya kehamilan, maka perlu komunikasi yang intens dengan dokter.
“Dengan adanya komunikai dengan dokter, terus ditangani dokter yang profesional, disiplin ibu hamil, maka masalah kehamilan akan teratasi. Bila ada pemeriksaan yang baik, maka akan diketahui berbagai masalah pada ibu hamil dan janinnya. Begitu juga dengan penyakit yang menyertai seperti tekanan darah tinggi, diabetes, maka masalah itu bisa segera diatasi,” kata Christoffer L Tobing.
Mewakili dari manajemen Chip Medical Coordinator RS Columbia Asia Medan dr Erlinda Yani mengatakan seminar itu digelar RS Columbia Asia untuk memberikan edukasi bagi calon ibu hamil dan mau hamil atau yang hendak memiliki anak.
Selama ini, katanya, sudah banyak disampaikan berbagai pengetahuan tentang kesehatan kepada warga Medan. “Saat ini edukasi yang disampaikan seputar tentang kehamilan,” kata Erlinda.(mulyadi hutahaean)
Sumber: medanbisnisdaily.com
Rumah Sakit Palu Rawat Banyak Pasien DBD
manajemenrumahsakit.net :: Palu – Rumah sakit pemerintah dan swasta di Kota Palu saat ini banyak merawat pasien yang menderita penyakit deman berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Emma Sukmawati di Palu, Minggu, membenarkan dalam beberapa bulan terakhir ini terjadi peningkatan jumlah pasien DBD yang dirawat di rumah sakit.
Selain penyakit DBD, katanya, juda banyak penderita diare.
Ia mengaku bahwa kedua penyakit itu merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat di ibu kota Provinsi Sulteng itu, namun yang paling banyak penderita DBD.
Mengingat jumlah penderita DBD cenderung meningkat akhir-akhir ini, Sukmawati mengimbau masyarakat untuk lebih mewaspadainya.
Ia mengatakan apabila ada anggota keluarga yang demam tingi lebih baik segera dibawa berobat ke dokter praktek, puskesmas, atau langsung dilarikan ke rumah sakit.
Apalagi, jika panasnya sudah tiga hari tidak turun, kemungkinan yang bersangkutan terinveksi virus nyamuk aedes aegypti.
Ciri-ciri seseorang menderita DBD antara lain suhu badan meningkat, pusing, sakit kepala dan mual.
Ia juga mengimbau warga untuk memperhatikan kebersihan lingkungan, terutama saluran air yang menjadi tempat bertelur, dan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
Jangan sampai ada air tergenang, karena di situlah biasanya nyamuk aedes aegypti bertelur dan berkembangbiak.
Usahakan agar saluran air tetap bersih dan air mengalir dengan lancar.
Hingga kini belum diketahui jumlah kasus DBD di Palu.
Sementara Ny Maria, salah seorang ibu rumah tangga di Palu mengatakan Arnol, putra keduanya, sudah beberapa hari ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Bala Keselamatan (BK) Palu.
Hasil pemeriksaan di laboratorium, anaknya positif menderita DBD.
Di rumah sakit itu ada banyak pasien DBD. (skd)
Sumber: antaranews.com