manajemenrumahsakit.net :: KEBUMEN
BLUD Tingkatkan Kesehatan Masyarakat
manajemenrumahsakit.net :: Paringin – Keberadaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, diharapkan bisa meningkatan kesehatan masyarakat Balangan, seperti peningkatan kinerja dan pelayanan terhadap pasien.
Hal tersebut disampaikan Direktur BLUD Balangan Drg Sudirman di Paringin, Selasa dengan berubahnya RSUD menjadi BLUD, akan meningkatkan pengelolaan, kesejahteraan, dan transfaransi keuangan serta perbaikan pelayanan dan kesehatan.
“Permasalahan obat yang sering kali dikeluhkan warga dan mendapat kritikan pedas akan menjadi fokus utama kita dalam perbaikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Balangan,” ujarnya.
Selama ini ungkap Sudirman, Pihak Rumah Sakit harus menunggu adanya anggaran dana dalam memenuhi kebutuhan obat-obatan, sehingga sering terjadi kekosongan perbendaharaan obat-obat penting.
“Dengan perubahan status menjadi Badan Layanan Umum Daerah, kami bisa melakukan pembelian obat-obatan yang mendesak dan dibutuhkan tanpa harus menunggu kucuran anggaran dana dari kas daerah,” bebernya.
Hal kedua yang sering mendapat sorotan dan berpengaruh pada kinerja pegawai Rumah Sakit lanjut Sudirman, adalah lambatnya pencairan uang jasa pelayanan (Jaspel) bagi tenaga medis.
“Selama ini, proses administrasi cukup panjang, sehingga uang jasa pelayanan medis sering terlambat dicairkan, kini dengan status BLUD, prosesnya lebih cepat dan transparan,” katanya.
Untuk diketahui lanjut Sudirman, perubahan Rumah Sakit Umum Daerah menjadi BLUD merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh Rumah Sakit seluruh Indonesia.
“Sesuai pasal 1 UU No 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, dimana BLUD dimaksudkan sebagai bentuk instansi pemerintah yang melayani penyediaan barang dan jasa pada masyarakat,”.
Jadi tambah Sudirman, perubahan Rumah Sakit menjadi BLUD merupakan peningkatan, bukan penurunan atau merupakan mencari keuntungan semata.
“Perubahan RSUD menjadi BLUD dimaksud agar setiap Rumah Sakit bisa mengelola dan menyediakan penyediaan barang dan pelayanan jasa secara tepat, cepat, dengan pengelolaan sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat,” jelasnya.
Sumber: antaranews.com
Rumah Sakit Samarinda jadi rujukan regional Kaltim
manajemenrumahsakit.net :: Samarinda – Rumah Sakit Umum Daerah I. A. Moeis Samarinda menjadi rumah sakit rujukan regional di Kalimantan Timur, kata Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang.
“Saya sangat senang dengan penunjukan RSUD I. A. Moeis sebagai rujukan regional Kalimantan Timur dan mendukung sepenuhnya amanat tersebut,” katanya pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-8 Rumah Sakit Umum Daerah I. A. Moeis Samarinda di Samarinda, Selasa (10/2).
Ia mengatakan penetapan RSUD I. A. Moeis sebagai rumah sakit rujukan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.02.03/1/3550/2014 Tanggal 05 November 2014 tentang Tim Percepatan Regionalisasi Sistem Rujukan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
“Saya mengajak seluruh instansi terkait agar dapat mengawal pelaksanaan SK ini dengan baik sehingga ke depan kita dapat mewujudkan peningkatan menjadi rumah sakit kelas B dan harapan kita bersama tentunya pelayanan kepada masyarakat dapat semakin baik,” katanya.
Pada kesempaan tersebut, Syaharie Jaang juga meresmikan pelayanan terpadu antara Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil bersama RSUD I. A. Moeis berupa pemberian akta kelahiran bagi bayi yang dilahirkan di rumah sakit setempat, Unit Hemodialisa yang akan melayani cuci darah, Unit Pelayanan Thallasemia yang akan memberikan pelayanan pada penderita thallasemia, dan Poli Pelayanan Gigi Terpadu.
Syaharie Jaang kemudian meminta Direktur RSUD I. A. Moeis dr Mieke Dhipa Anggraini untuk menginventarisasi kekurangan sarana dan prasarana penunjang di rumah sakit itu, agar dapat diupayakan pengadaannya sehingga kinerja layanan kesehatan juga semakin baik.
“Kami menyadari layanan kesehatan yang baik itu memerlukan sarana dan prasarana penunjang yang baik, termasuk kesejahteraan tenaga medisnya. Oleh karena itu, hari ini (10/2) Pemerintah Kota Samarinda juga akan menyerahkan tiga buah mobil dinas untuk dokter spesialis di RSUD I. A. Moeis,” ujarnya.
Direktur RSUD I. A. Moeis dr Mieke Dhipa Anggraini mengatakan dalam rangka memeriahkan HUT ke-8 RSUD I. A. Moeis Kota Samarinda, diselenggarakan berbagai kegiatan, di antaranya lokakarya, seminar tentang thallasemia, berbagai perlombaan, bakti sosial, bazar, akreditasi, serta pameran.
Sumber: antaranews.com
RSU H Hanafie Bungo Naik Kelas, Setara dengan RSUD Raden Mattaher
manajemenrumahsakit.net :: MUARA BUNGO – Ibarat lomba lari, Kabupaten Bungo makin mantap memimpin. Meninggalkan para ‘pesaing’ jauh di belakangnya.
Bukan hanya sisi infrastruktur dan perhubungan yang ditandai operasional Bandara Muara Bungo. Tapi juga bidang kesehatan. Ditandai RSU H Hanafie yang juga naik kelas.
Kabar terbaru, RSU H Hanafie sudah naik kelas. Per 2015 ini status RSU H Hanafie menjadi rumah sakit Tipe B. Setara dengan RSU Raden Mattaher di Jambi.
“Ini kabar gembira bagi kita. Setelah melalui proses penilaian yang sangat ketat dan detil. RSU H Hanafie naik kelas jadi rumah sakit tipe B,” ujar Bupati Sudirman Zaini, beberapa waktu lalu.
Naik kelas, ia akui merupakan sebuah kebanggaan. Namun pada saat bersamaan juga menjadi tantangan baru. Banyak hal yang ia katakan juga mesti ditingkatkan lagi.
Diantaranya adalah fasilitas yang masih menyisakan banyak PR. Lalu sumber daya manusia (SDM) yang juga harus terus digenjot untuk ditingkatkan lagi supaya lebih maksimal.
Sumber: tribunnews.com
Pelayanan RSUD Dadi Dikeluhkan Pasien
manajemenrumahsakit.net :: Makassar (ANTARA Sulsel) – Sejumlah keluarga pasien mengeluhkan pelayanan perawatan Rumah Sakit Umum Daerah Dadi Makassar atau dikenal Stroke Center.
“Sejak ibu saya di rawat enam hari di rumah sakit ini tidak ada perubahan malah tambah parah, bahkan ada perawat tidak ramah malah membentak saat membangunkan pasien,” tutur Irma (38) salah satu penjaga pasien, Selasa.
Saat ditemui di ruang VIP Pavilun Cemara, dirinya juga mengeluhkan fasilitas ruangan tidak memadai termasuk MCK tidak selayaknya rumah sakit normal.
“Tidak ada pendingin udara, televisi, kamu lihat sendiri kan. di Kamar mandi airnya kotor ada juga kotoran hitam. Hanya ada kulkas itupun tidak maksimal,” katanya sambil menunjuk ruangan.
Selain itu, pemeriksaan dokter dinilai tidak maksimal dan hanya datang sekali itupun agak terlambat, sementara perawat tidak kooperatif dengan hanya memeriksa pasein sesekali.
“Makanya saya heran di rumah sakit ini selalu sunyi bahkan ada beberapa pasien yang hanya satu sampai dua hari tinggal kemudian pindah ke rumah sakit lain. Makanannya disini tidak terlau enak bagi pasien,” ucapnya.
Ia berencana segera pindah ke rumah sakit lain karena suasana tidak mendukung dan kondisi rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sulsel itu tidak kondusif.
Sementara penjaga pasien lain Imran (32) mengatakan suasana rumah sakit tersebut tidak layak, karena bersebelahan gedung dengan pasien sakit jiwa.
“Disini banyak orang gila berkeliaran keluar masuk, dan perawakan seperti orang normal, kalau diperhatikan tidak ada bedanya dengan orang normal dan sering minta-minta uang dan rokok ke penjaga pasien, harusnya dipakaikan baju khusus,” katanya.
Imran mengharapkan pihak rumah sakit segera melakukan evaluasi terkait keluhan-keluhan pasien, termasuk keaktifan dokter dan tidak ramahnya para perawat.
“Kalau ini tidak segera di benahi dan diperbaiki maka masyarakat tentu tidak akan berobat disini, selain suasana juga kenyamanan pasien akan tergangu,” harapnya.
Saat dikonfirmasi terkaait hal tersebut, sejumlah Pegawai yang bekerja di eks rumah sakit jiwa itu enggan bicara banyak dengan mengatakan semua itu adalah urusan atasan.
“Saya tidak bisa berkomentar pak, ini urusan pimpinan yang memutuskan,” ujar pria berpakain Korpri itu.
Dirut RSUD Dadi drg Ayunsri Harahap saat dihubungi enggan menjawab dan tidak merespon panggilan telepon. Pesan pendek pun tidak dibaca.
Agus Setiawan
Sumber: antarasulsel.com
Tak Profesional, Rumah Sakit Berurusan Dengan DPRD Kota Palembang
manajemenrumahsakit.net :: Pengaduan masyarakat dan ketidakpuasan terhadap pelayanan rumah sakit (RS) membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palembang akan melakukan peninjauan ke lapangan.
Anggota DPRD Kota Palembang Aldestar mengatakan, pihaknya akan melakukan peninjauan langsung terhadap RS yang dianggap tidak profesional dalam memberikan pelayanan.
“Masalah kesehatan ini merupakan aspek terpenting selain pendidikan. Karena itu kita ingin meninjau laporan masyarakat terhadap profesionalitas RS,” katanya kepada
RSUD Amurang Segera Miliki Lab Hematologi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Amurang Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), direncanakan tahun ini segera miliki lab hematologi. Pengadaan lab ini sudah dianggarkan dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2015.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Amurang, dr. Erwin Schouten menjelaskan pihaknya saat ini memang sangat membutuhkan lab hematologi. Hal ini untuk membantu kinerja paramedis dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Sudah dianggarkan, dalam waktu dekat RSUD Amurang segera miliki Lab Hematologi. Ini komitmen Bupati,” jelas Schouten, saat berbincang dengan manadoexpress.co, Minggu (8/2).
Schouten melanjutkan, pengadaan lab hematologi menjadi sangat perlu karena sejak beroperasi, RSUD Amurang belum memiliki alat ini.
“Ini menjadi sangat penting karena dengan adanya lab ini dapat membantu dalam pemeriksaan darah dasar terhadap pasien yang dirawat,” jelas mantan Kepala Puskesmas Amurang Timur ini.
Dia mengungkapkan, setiap rumah sakit wajib memiliki lab hematologi, karena fungsi lab ini sangat penting dalam dunia kesehatan.
“Selama ini kita melakukan pemeriksaan darah di rumah sakit lain. Dengan adanya pengadaan ini, pelayanan di RSUD Amurang