Rumah Sakit UNAIR Deklarasikan Tekad Menuju Akreditasi Paripurna
Sebagai komitmen untuk menjadi truly teaching hospital dan menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi, Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) terus melakukan perbaikan di segala bidang. Diantaranya dengan mengembangkan kualitas kinerja rumah sakit untuk mencapai akreditasi paripurna.
Untuk tujuan akreditasi itulah, RSUA mendeklarasikan “Komitmen Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien”, hari Minggu, (10/4) pagi, di halaman Kantor Manajemen (Rektorat) UNAIR. Deklarasi dihadiri para pejabat direktorat, jajaran direktur, pimpinan fakultas, pimpinan unit dan lembaga, semua tenaga RSUA, termasuk masyarakat sekitar kampus.
“Dalam rangka mengembangkan kualitas kinerja rumah sakit maka diadakan akreditasi rumah sakit. Salah satu syarat akreditasi itu ialah menyelenggarakan deklarasi mengenai peningkatan mutu dan keselamatan pasien,” ujar Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD-KPTI, Direktur RSUA.
Pada deklarasi tersebut disosialisasikan pula budaya kerja dan budaya melayani masyarakat sebagai prinsip RSUA menjadi rumah sakit percontohan. Pada deklarasi tadi, juga dilakukan penandatanganan spanduk berukuran 2×10 meter yang ditandatangani pimpinan RSUA, pimpinan universitas, pimpinan fakultas dan lembaga, serta seluruh staf RSUA, beberapa pengawas, dan tokoh masyarakat.
“Hasil tanda tangan ini akan diabadikan secara permanen di RSUA. Ini merupakan bagian dari sejarah pengembangan RSUA, agar visi untuk menjadi rumah sakit terkemuka di tingkat nasional dan internasional, nanti betul-betul dapat terealisasikan,” kata Guru Besar FK UNAIR itu.
Saat ini RSUA termasuk kategori RS kelas C. Padahal, kata Prof Nasron, RSUA tidak sesuai jika masih masuk dalam kategori kelas C. Karena berdasarkan kenyataan yang ada, bangunan fisik dan fasilitas yang ada sudah layak masuk kategori kelas B.
“Kita berharap naik ke kelas B supaya tingkat rujukan semakin tinggi. Karena faktanya, yang datang di RSUA banyak sekali. Kita masih kelas C, tapi pasien yang datang dengan kualifikasi kelas B. Untuk masuk kategori B sebenarnya sudah layak,” katanya.
Berbagai upaya yang dilakukan misalnya menyiapkan 15 bab kelompok kerja (Pokja). Ada 1.218 elemen dari 15 bab Pokja yang harus lolos penilaian. Sebanyak 15 Pokja itu diantaranya meliputi Pokja mengenai kepemimpinan, akses penerimaan dan pelayanan pasien, fasilitas dan perawatan, juga pelayanan medik. Semua usaha itu untuk mencapai akreditasi paripurna.
Proses akreditasi akan dilakukan pada 17-19 Mei 2016. Penilaian akan dilakukan oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit Nasional (KARS), lembaga independen yang diberi kepercayaan oleh Kementerian Kesehatan RI.
Pihaknya kini terus berupaya mengembangkan kualitas RSUA menjadi lebih baik. Bersama staf, ia senantiasa membangun komitmen bersama untuk terus maju dan berkembang. Berbagai hal yang akan terus dibenahi, seperti struktur organisasi, tupoksi tata kelola rumah sakit, perawatan alat-alat, serta perbaikan lingkungan fisik di semua unit pelayanan. Selain itu, pihaknya juga terus menggerakkan mindset staf untuk bergerak lebih cepat menuju akreditasi. (*)
Penulis : Binti Q. Masroroh
Editor : Bambang Bes.
Sumber: unair.ac.id
DPRD Bali Dukung Rencana Membangun RS Kanker
Denpasar – DPRD mendukung rencana Gubernur Bali akan membangun rumah sakit khusus penderita kanker, maupun membangun fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta di Denpasar, Senin mengatakan pihaknya mendukung langkah gubernur, sepanjang pembangunannya berpihak kepada rakyat.
Menurut Parta, rencana membangun Rumah Sakit Kanker itu harus melalui kajian yang matang, artinya tidak saja membangun gedung, tapi juga mengkaji dari sumber daya manusianya.
Pemprov Bali, kata dia, tidak perlu terburu-buru untuk membangun rumah sakit yang baru, sebab beberapa RS milik Pemprov Bali hingga saat ini sedang dalam tahap pembangunan.
“Harus lebih arif. Satu-satu dulu diwujudkan. Rumah Sakit Internasional Bali Mandara jadinya akan seperti apa, Rumah sakit Indra itu saja belum jelas,” ujar Parta.
Politikus PDIP asal Kabupaten Gianyar mengatakan membangun RS tidak hanya urusan ketersediaan lahan, proses pembangunan dan peralatan canggih saja.
“Tetapi yang terpenting sudah tersediakah SDM yang mumpuni, dokter yang memang ahli di bidang kanker. Apakah itu sudah mencukupi?Jadi alat yang canggih tanpa dibarengi dengan tenaga (dokter) ahli akan tidak maksimal hasilnya. Tahap awal yang harus dilakukan adalah inventarisasi dulu ketersediaan dokter di Bali yang memang ahli bidang kanker,” ujarnya.
Ia mengatakan bila perlu mulai dulu sekolahkan dokter agar ambil spesialis di berbagai negara agar nanti kita memiliki dokter yang profesional juga memiliki jaringan tenaga ahli di banyak negara.
Sementara Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bali Nyoman Suyasa mengapresiasi rencana Gubernur Mangku Pastika membangun RS Kanker.
Menurut dia, sudah saatnya Bali memiliki RS khusus untuk penderita kanker, mengingat banyak warga Pulau Dewatayang menderita penyakit tersebut.
“Sepanjang anggarannya tersedia, dan manfaatnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bali, kita dukung pembangunan RS Kanker itu,” ucapnya.
Politikus asal Karangasem itu melanjutkan, perlu kajian matang untuk merealisasikan rencanan tersebut.
“Eksekutif, legislatif dan pihak-pihak terkait harus duduk bersama. Kita harus kaji bersama, sehingga hasilnya bagus dan maksimal. Sehingga masyarakat nantinya merasakan pelayanan kesehatan itu,” katanya. (WDY)
Sumber: antarabali.com
Rumah Sakit Meulaboh Naik Kelas Tipe B
Meulaboh – Pemerintah Provinsi Aceh mengeluarkan sertifikat kenaikan kelas dari tipe C ke tipe B terhadap Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSUD-CND) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Direktur RSUD-CND Meulaboh dr Akbar Siregar di Meulaboh, Minggu, mengatakan kenaikan kelas terhadap rumah sakit yang sudah berstatus Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) itu setelah ditandatangani sertifikat penetapan oleh Pemerintah Aceh.
“Pemerintah Aceh melalui BP2T telah mengeluarkan sertifikat kenaikan kelas ini, kemudian selanjutnya akan segera kita sesuaikan dengan semua tingkat pelayanan sesuai kelas tipe B,” katanya kepada wartawan.
Dokter Akbar menjelaskan penaikan kelas secara resmi itu telah dikeluarkan sertifikat yang ditandatangani oleh Kepala Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), Jalaluddin, atas nama Gubernur Aceh dengan nomor 445.1/BP2T/593/2016.
Setelah adanya penetapan status tersebut, rumah sakit yang menjadi rujukan wilayah barat selatan itu berkomitmen akan melakukan pembenahan untuk memberikan pelayanan lebih optimal kepada masyarakat.
Ada beberapa hal yang membedakan dalam sandangan status tipe C ke tipe B, diantaranya penambahan ruangan, fasilitas ICU anak secara terpisah dan penangganan berbeda terhadap anak.
“Seperti menambah ruangan PICU/MICU atau ICU anak yang selama ini tidak terpisah. Tipe B ruang anak yang lahir dengan resiko tinggi atau lahir dalam keadaan operasi terpisah dengan bayi yang lahir secara normal,”jelasnya.
Selain sarana dan prasarana, hal yang sangat penting lainnya adalah penambahan tenaga dokter spesialis spesialis bedah plastik. walaupun selama ini sudah mencukupi untuk standar rumah sakit rujukan barat selatan.
Ia mengatakan sosialisasi dan koordinasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Pemkab Aceh Barat dalam hal ini Dinas Kesehatan dalam perubahan tarif layanan dengan adanya perubahan kenaikan kelas itu.
Menyangkut dengan standar pelayanan kepada masyarakat seperti jalur masuk Unit Gawat Darurat (UGD) dan pintu keluar melalui poli klinik yang selama ini, ia menilai belum sesuai standar dan pelayanan prima.
“Pembenahan ini akan kita lakukan secara bertahap, apalagi saat ini dengan sandangan BLUD kita sudah mengelolala anggaran sendiri. Untuk penyesuaian ini juga saya pikir membutuhkan anggaran tidak sedikit, namun kita lakukan secara bertahap,” katanya.
Sumber: antaranews.com
SHS 2016; Rumah Sakit se-Surabaya Tawarkan Diskon Layanan Kesehatan
Surabaya – Bukan hanya mal-mal yang rajin memberikan potongan harga (diskon). Rumah sakit pun menawarkan diskon. Ya, selama bulan April 2016, semua rumah sakit di Kota Surabaya akan memberikan harga spesial pelayanan kesehatan. Diskon layanan kesehatan yang ditawarkan rumah sakit itu merupakan bagian dari program Surabaya Health Season (SHS) yang digelar 1-30 April 2016.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, gelaran SHS 2016 merupakan upaya promosi kesehatan untuk menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata kesehatan. Kegiatan tahunan ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723 pada 31 Mei nanti.
Menurutnya, seremonial pembukaan SHS 2016 akan digelar di kawasan Taman Bungkul dan dibuka oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Seremoni ini juga akan dimeriahkan oleh parade karnaval yang diikuti perwakilan 61 rumah sakit se-Surabaya. Masing-masing perwakilan rumah sakit akan menampilkan keunggulan masing-masing rumah sakit plus balutan pakaian unik.
“Untuk SHS ini, Pemkot bekerja sama dengan seluruh rumah sakit, seluruh laborotarium dan klinik yang ada di Surabaya. Harapannya, dengan SHS ini, kita wujudkan Surabaya Kota Sehat destinasi wisata kesehatan,” tegas Febria ketika jumpa pers di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (8/4).
Melalui gelaran SHS, Febria berharap masyarakat Surabaya dan sekitarnya akan bisa mengetahui potensi wisata kesehatan di Surabaya. Masyarakat diharapkan akan jadi tahu, di Surabaya sebenarnya ada beberapa rumah sakit yang telah bersertifikasi nasional dan bahkan internasional dengan peralatan yang canggih serta memiliki banyak dokter spesialis. Diantaranya National Hospital dan Rumah Sakit Bedah yang unggul dalam pelayanan bedah syaraf. Juga rumah sakit Premiere yang unggul dalam pelayanan jantung. Harapan besarnya, begitu tahu potensi yang dimiliki rumah sakit di Surabaya, masyarakat akan lebih memilih berobat di Surabaya, tidak tergoda ke luar negeri.
“Nantinya orang kalau berobat tidak perlu ke luar negeri, cukup ke Surabaya saja karena kualitasnya sudah baik. Karena itu, kita kenalkan bahwa rumah sakit di Surabaya tidak kalah dengan yang di luar negeri,” sambung dokter gigi ini.
Menurut Febria, selama ini, untuk pelayanan kesehatan, Surabaya sudah menjadi jujugan bagi warga di Indonesia Timur. Termasuk tentunya warga di Surabaya dan sekitarnya. Bahkan, ada warga luar negeri yang berobat ke beberapa rumah sakit di Surabaya. Nah, dengan adanya diskon dari 5 persen hingga 15 persen selama SHS ini, diharapkan akan lebih banyak pasien yang berobat ke Surabaya.
“Diskon antara 5-15 persen ini bisa untuk fasilitas kamar atau obat. Kalau pelayanan seperti operasi yang alat-alatnya mahal, mungkin diskon nya 5 persen. Tapi kalau pelayanan yang tidak memberawatkan seperti rawat jalan, diskon nya bisa 15 persen,” sambung Febria.
Ketua Panitia SHS 2016, dr Syamsul Arifin MARS menambahkan, Surabaya merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang menggelar acara spesial seperti SHS. Menurutnya, ada beberapa acara yang dikemas untuk menyemarakkan SHS 2016. Selain karnaval, juga akan ada seminar awam di setiap rumah sakit, bakti sosial di setiap rumah sakit, pemeriksaan laboratorium, juga donor darah. “Untuk karnaval start nya dari Taman Bungkul, puter balik masjid Al Falah belok kanan masuk ke Jalan Darmo sampai depan Hotel Mercure lalu balik kembali ke Taman Bungkul,” jelasnya.
Syamsul menegaskan, melalui SHS ini, diharapkan akan memberikan dampak positif. Diantaranya akan muncul persaingan yang sehat antar lembaga pelayanan eksehatan melalui koordinasi Pemkot Surabaya. Juga akan memotivasi setiap institusi pelayanan kesehatan di Surabaya agar selalu meningkatkan kualitas. Serta menfasilitasi upaya pemasaran institusi pelayanan kesehatan di Surabaya. “Ke depan, rumah sakit tidak bisa berdiri sendiri. Tetapi mau tidak mau harus masuk dalam agenda pariwisata. Harus kerjasa sama dengan travel dan hotel sebagai bagian promosi,” sambung dokter yang juga direktur Sumah Sakit Islam Surabaya.(Alv)
Sumber: hariannasionalnews.com
Sistem Inden Kamar RS Disiapkan
SOLO – Pemkot Surakarta tengah menyiapkan sistem pemesanan (inden) kamar rumah sakit (RS) di Kota Solo, melalui jaringan internet. Sistem tersebut diharapkan mampu memudahkan calon pasien untuk mengakses layanan kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Siti Wahyuningsih menerangkan, sistem inden kamar online tersebut merupakan pengembangan jaringan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) yang diluncurkan tahun lalu.
“Salah satu layanan SPGDT adalah informasi ketersediaan ruang perawatan rawat inap di RS Kota Solo. Kami menanggap, layanan ini masih bisa dikembangkan untuk lebih menjamin pasien dalam mengakses layanan medis di RS,” terang Siti, Minggu (10/4).
Sejauh ini, informasi ketersediaan ruang rawat inap baru memaparkan jumlah kamar kosong di sebuah RS. Jumlah ruangan kosong itu selalu diperbarui, seiring pembayaran jasa layanan medis diselesaikan oleh pasien usai perawatan.
“Tapi bukan tidak mungkin calon pasien yang hendak dirawat inap batal di-opname, karena ruangan itu sudah lebih dahulu diisi pasien lain setibanya di RS. Di sinilah sistem pemesanan kamar kami pandang perlu.”
Meski demikian, DKK mengakui jika sistem inden kamar itu tidak mudah direalisasikan. “Salah satu kendalanya adalah aturan pemerintah yang tidak mengijinkan ruang rawat inap dibiarkan kosong, saat ada pasien yang membutuhkannya. Mungkin ke depan perlu ada perjanjian khusus antara pasien dengan RS, yang membatasi durasi pemesanan,” jelas Siti.
Di sisi lain, SPGDT yang dikembangkan DKK telah memberikan layanan informasi seputar fasilitas ventilator, dokter jaga, dokter spesialis, stok darah PMI, hingga peta rumah sakit, melalui laman www.spgdt.surakarta.go.id.
Sebanyak delapan RS telah berpartisipasi, yakni RSUD dr Moewardi, RSIA Hermina, Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Surakarta, RS Mata, RSU Slamet Riyadi, RS Triharsi, RS Orthopedi Prof Dr R Soeharso, serta RS Panti Waluya.
(Agustinus Ariawan/CN39/SM Network)
Sumber: suaramerdeka.com
Rumah Sakit Harus Berikan Pelayanan Terbaik Plus Senyuman Ramah
Surabaya: Penyelenggaraan kegiatan Surabaya Health Season (SHS) 2016 diharapkan bisa menjadi momentum bagi kebangkitan industri kesehatan di Surabaya. Ini karena Surabaya memiliki potensi besar untuk bisa menjadi barometer kesehatan di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur.
Harapan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ketika membuka kegiatan SHS 2016 di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (10/4/2016). Hadir dalam launching SHS 2016 tersebut,Konjen Jepang di Surabaya, direktur rumah sakit di Surabaya, kepala Puskemas, kepala laboratorium dan klinik, juga jajaran Satuan Kepala Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya plus tenaga kesehatan. Serta warga yang ikut menyimak acara ini di sela mengikuti Car Free Day (CFD) di area Taman Bungkul.
Menurut Wali kota Tri Rismaharini, sekarang ini, kesehatan sudah layak disebut sebagai industri kesehatan. Ini karena dalam kesehatan, bukan hanya tentang pelayanan tetapi juga melekat di dalamnya fasilitas kesehatan, termasuk juga sumber daya manusianya.
Nah, menyikapi persaingan dunia kesehatan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), wali kota menekankan bahwa salah satu syarat untuk bisa menjadi pemenang di kota sendiri adalah dengan memberikan pelayanan terbaik. Sebab, bila pasien mendapatkan pelayanan terbaik, mereka akan berpikir dua kali untuk berobat ke luar negeri karena di dalam negri kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan juga optimal.
“Berikan pelayanan terbaik. Berikan senyuman yang ramah. Berikan fasilitas kesehatan yang terbaik. Tanpa membedakan siapa pasiennya. Itu yang akan menentukan orang akan bertahan (tetap berobat disitu) atau lari. Dan itu menjadi penting karena mereka akan menyebarkan informasi ke keluarga, saudara dan teman-temannya,” ujar wali kota.
Disampaikan wali kota, rumah sakit di Surabaya memiliki potensi luar biasa dalam industri kesehatan yang bisa dikembangkan. Tidak hanya berupa rumah sakit yang memiliki gedung-gedung megah dan peralatan medis yang lengkap dan canggih. Tetapi, rumah sakit di Surabaya juga memiliki dokter-dokter berkualitas. “Hanya saja, kita belum pandai menjualnya. Padahal saya tahu ada dokter-dokter terampil yang bisa menjadi daya tarik pasien untuk datang berobat di Surabaya,” sambung wali kota yang semasa SMP pernah jadi atletik ini.
Karenanya, wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini mengimbau para direktur utama (Dirut) rumah sakit di Surabaya untuk mengecek ulang potensi nya masing-masing. Menurut wali kota, bila mau bersaing, setiap rumah sakit harus efisien . Termasuk pelayanan, harus dipikirkan secara efisien. “Semua Dirut rumah sakit, tolong dicek kelebihan rumah sakitnya. Kelebihan bukan hanya gedung yang bagus. Tetapi, potensi sebenarnya adalah sumber daya manusianya. SDM nya harus di-explore lagi karena potensi Surabaya itu di situ,” sambung wali kota.
Ketua Panitia SHS 2016, dr Syamsul Arifin MARS mengamini pernyataan wali kota. Dia menyebut memang banyak warga yang masih belum mengetahui kemampuan dan keunggulan rumah sakit di Surabaya. Karenanya, perlu ada upaya untuk “menjual” industri kesehatan di Surabaya.
Terkait upaya ‘menjual’ industri kesehatan di Surabaya, Syamsul menyebut bahwa Persatuan rumah sakit Indonesia (Persi) Jatim bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya telah membuat booklet atau buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik, yang berisi tulisan dan gambar-gambar. Booklet tersebut berisikan profil rumah sakit di Surabaya beserta program unggulannya. “Bila ibu ada tugas ke luar negeri, booklet ini bisa dibawa untuk promosi sehingga Surabaya bisa menjadi destinasi kesehatan. Kita berharap Surabaya jadi barometer kesehatan dan kota wisata kesehatan,” tegas Syamsul Arifin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, gelaran SHS yang digelar selama April 2016, merupakan upaya promosi kesehatan untuk menjadikan Surabaya sebagai destinasi wisata kesehatan. Kegiatan tahunan ini juga menjadi bagian dari rangkaian acara untuk menyemarakkan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-723 pada 31 Mei nanti. Selama SHS, semua rumah sakit di Surabaya memberikan harga spesial (diskon) pelayanan kesehatan hingga 15 persen.
Seremonial pembukaan SHS 2016 dimeriahkan oleh parade karnaval yang diikuti perwakilan 61 rumah sakit dan Puskesmas se-Surabaya. Masing-masing perwakilan rumah sakit dan Puskemas menampilkan keunggulan masing-masing rumah sakit dengan balutan pakaian unik.
Selain karnaval, juga ada pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan gula darah juga donor darah di area Taman Bungkul. Warga terlihat antusias memanfaatkan layanan gratis tersebut. “Senang bisa cek gula darah gratis. Mudahan-mudahan Pemkot Surabaya sering mengadakan acara seperti ini,” ujar Nur Hasanah (52), warga Jalan Dinoyo. (Indriatno/AKS)
Sumber: rri.co.id
Sistem Rumah Sakit Rentan Diretas
Sergey Lozhkin, Senior Security Researcher dari Global Research & Analyst Team (GReAT), Kaspersky Lab, baru saja menuliskan laporan berjudul Securelist.
Dalam laporan tersebut, dia menuliskan bahwa tahun 2016 diawali dengan beberapa penyerangan siber terhadap rumah sakit dan peralatan medis.
“Mereka menggunakan serangan ransomware di rumah sakit Los Angeles, begitu juga di dua rumah sakit Jerman, ada kasus para peneliti meretas monitor pasien dan sistem pemberian obat, sebuah serangan pada rumah sakit Melbourne — dan ini terjadi hanya dalam waktu 2 bulan di tahun 2016,” katanya.
“Hal ini merupakan sebuah masalah nyata bagi industri keamanan.”
Namun, seperti yang disebutkan oleh Kaspersky dalam situs resminya, sistem rumah sakit merupakan target menarik bagi para kriminal siber, karena di dalamnya terdapat banyak infromasi pribadi sang pasien. Selain itu, ssitem rumah sakit juga memiliki banyak perangkat yang terhubung.
Penelitian Lozhkin menunjukkan bahwa para penyerang dapat sepenuhnya menguasai infrastruktur rumah sakit. Dia mencontohkan kasus para kriminal siber dapat mengendalikan infrastruktur rumah sakit dan dapat mengendalikan hasil diagnosa rumah sakit.
“Karena terkadang dokter sangat menggantungkan diri pada sistem medis ini, maka manipulasi seperti itu dapat menyebabkan pemberian perawatan yang salah,” kata Lozhkin. Meskipun skenario tersebut terkesan tidak mungkin terjadi, tapi Kaspersky meyakinkan bahwa hal ini sangat mungkin terjadi.
Dalam acara Kaspersky Security Analyst Summit, Lozhkin mempresentasikan penelitiannya. Dia juga menunjukkan betapa mudahnya seseorang dapat mengakses jaringan internal sebuah rumah sakit dan menemukan informasi pribadi tentang sang pasien.
Salah satu alasan mengapa keamanan yang ada sekarang ini masih relatif lemah adalah karena meskipun tren internet of things semakin populer, tapi keamanan siber masih dianggap tidak terlalu penting.
(MMI)
Sumber: metrotvnews.com
Pakai Energi Murah, RS PMI Bogor Bisa Hemat
Jakarta – Rumah Sakit PMI Bogor, Jawa Barat merasakan banyak manfaat dari penggunakan gas bumi yang dipasok oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Selain bisa menghemat, penggunaan gas bumi juga disebut lebih aman.
Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit PMI Nunung mengatakan, Rumah Sakit PMI Bogor menggunakan gas bumi untuk memasak makanan bagi pasien. Setelah menggunakan gas bumi, rumah sakit tersebut mendapatkan banyak manfaat.
Manfaat pertama dari penggunaan gas bumi adalah pengematan. Biaya operasional yang dikeluarkan oleh rumah sakit saat menggunakan gas bumi lebih kecil jika dibanding dengan menggunakan gas tabung. ” Pakai gas tabung lebih mahal, pakai gas bumi lebih murah kan,” kata Nunung, saat berbincang dengan BeritaSeri, di Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Nunung melanjutkan, Rumah Sakit PMI Bogor menggunakan gas bumi PGN sekitar tahun 1980. Sampai saat ini, belum pernah terjadi peristiwa yang tidak diinginkan seperti kebocoran gas yang mengakibatkan kebakaran dan lainnya.
Dengan tidak adanya peristiwa yang tidak diinginkan tersebut membuktikan bahwa gas yang disalurkan melalui pipa tersebut sangat terjamin keamanannya. “Kami menggunakan gas bumi ini untuk memasak. Sejauh ini sangat aman,” jelas dia.
Pelayanan operator gas tersebut juga sangat baik, ketika terjadi gangguan pada saluran penyaluran, respons petugas sangat cepat. Namun Nunung menginginkan, evaluasi infrastruktur gas dilakukan secara teratur agar lebih terkontrol.
“Kalau tiba-tiba ada perbaikan saluran ada pemberitahuan dari operatornya, bagus sih. Saya minta ada evaluasi per bulan atau per semester, biar terkontrol,” tutup Nunung. (Pew/Gdn)
Sumber: beritaseri.com
RS Hasan Sadikin Sudah Rawat 148 Pasien DBD
BANDUNG-Dalam kurun waktu tiga bulan pertama di tahun 2016 ini, Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung telah merawat pasien yang terinfeksi virus dengue sebanyak 148 orang. Dari jumlah tersebut, empat pasien masuk dalam kondisi dengue shock syndrome (DSS).
Berdasarkan informasi yang didapat dari Posko Demam Berdarah RSHS, pada Januari, pasien yang dirawat akibat infeksi virus dengue sebanyak 24 orang. Dua di antaranya pasien anak masuk dalam kondisi DSS.
Sementara, pada Februari, jumlah pasien akibat infeksi virus tersebut mencapai 61 orang. Satu pasien anak dan satu pasien dewasa masuk dalam kondisi DSS. Untuk Maret, tercatat 63 pasien.
Sampai Senin (4/4) lalu, RSHS masih merawat satu pasien anak dan tiga pasien dewasa. Satu di antara pasien dewasa dirawat di High Care Unit karena masuk dalam kondisi DSS.
Pasien yang sedang dirawat saat ini berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan dari daerah Bogor.
Seperti diberitakan PR Online, Rabu (6/4) , Primal Sudjana, Staf Medik Fungsional Ilmu Penyakit Dalam RSHS mengatakan pada prinsipnya di Indonesia, penyakit akibat infeksi virus dengue ini setiap saat harus tetap diwaspadai karena termasuk wilayah endemis.
Infeksi virus dengue, termasuk di dalamnya demam dengue, dengue haemorrhagic fever (demam berdarah dengue) dan dengue shock syndrome.
Sumber: kemanusiaan.id