Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah melalui 3 transisi masa. Sebelum 2005 Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia berada dalam era manual dimana seluruh data masih dicatat dan disimpan dalam bentuk data agregat. Aliran data dari pusat ke masing – masing instansi ataupun sebaliknya tidak dikeloladengan baik sehingga masih terfragmentasi. Banyak kelemahan dalam sistem ini, antara lain; seringnya terjadi duplikasi data, validitas data yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, beragamnya sistem laporan, hingga banyaknya kertas yang harus digunakan sehingga tidak ramah lingkungan.
Budaya Lokal dalam Rencana Strategi Bisnis Rumah Sakit
Rencana strategi adalah sebuah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan mengubah perusahaan (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perencanaan strategis secara tidak langsung terkait dengan manajemen perubahan, dimana sebuah perusahaan/organisasi dituntut untuk secara rutin menggali ide – ide baru demi pengembangan perusahaan / organisasinya.
Revolusi Industri 4.0 Pelayanan Kesehatan
Masa depan rumah sakit mendatang akan semakin kompetitif sebab kita sudah masuk dalam era digitalisasi yang ditandai dengan kehidupan masyarakat yang semakin mudah mengakses informasi dan pengetahuan. Perkembangan teknologi tidak dapat dimungkiri telah mengubah kehidupan umat manusia dari tiap zaman. Setiap hari kehidupan kita bersinggungan dengan teknologi, baik itu telepon genggam, media sosial atau bahkan peralatan rumah tangga. “Revolusi industri keempat jelas berbeda dengan revolusi lainnya, karena pada saat ini teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Akses informasi dan pengetahuan juga semakin besar kata Dr. Eng. Sandro Mihradi dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu, sehingga revolusi industri keempat dapat dirasakan melalui terobosan dan invasi digital teknologi seperti dalam bidan robotika, teknologi nano, komputasi kuantum, intelejensia buatan dan berbagai otomatisasi lainnya.
Perlakuan Akuntansi Pada Persediaan Rumah Sakit BLU/BLUD
Penerapan Badan Layanan Umum/Badan Layanan Umum Daerah (BLU/BLUD) pada rumah sakit pemerintah memerlukan standar akuntansi khusus. Acuan standar yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan BLU/BLUD adalah Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) 13. PSAP ini mengatur masalah penyajian laporan keuangan BLU/BLUD, sehingga penyusunan laporan keuangan tetap mengacu pada PSAP secara keseluruhan, kecuali diatur khusus dalam PSAP 13 tersebut.
Persediaan merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan rumah sakit yang relatif kompleks dalam perlakuan akuntansinya. Dimana, persediaan ini seringkali menjadi salah satu objek sampling untuk audit. Masalah yang sering terjadi karena dalam pengelolaannya, persediaan di rumah sakit terdiri atas berbagai macam jenis serta tersebar di berbagai unit. Untuk itu, persediaan ini perlu dikelola dengan baik secara fisik maupun administrasi agar tidak mengalami kendala dalam pencatatan akuntansinya.
Burnout dalam Keseharian Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
Perkembangan zaman dengan tingginya penggunaan teknologi serta tuntutan pasien memiliki dampak yang besar dalam dunia medis. Beban baru kini mulai mempengaruhi kerja tenaga medis dalam keseharian. Salah satu dampak yang kini mulai turut menjadi sorotan dalam dunia penelitian adalah burnout para penyedia jasa, termasuk di dalamnya tenaga medis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian yang dilakukan di Singapura terhadap dokter dari berbagai disiplin ditemukan bahwa 37% dokter memiliki risiko tinggi untuk mengalami burnout dan fenomena ini tidak eksklusif hanya pada satu disiplin tertentu.
Mengenal Lebih Dekat Tentang Akuntansi untuk Pendapatan Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang padat karya, kaya modal dan banyak transaksi ekonomi. Dengan berbagai kepadatan di atas rumah sakit dipastikan juga padat akan data keuangan. Kepadatan data keuangan rumah sakit harus diikuti dengan pengelolaan yang baik. Bagaimana cara mengelola data keuangan dengan baik? Yaitu dengan memahami terlebih dahulu data – data keuangan yang ada kemudian diidentifikasi dan dikelola sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan baik bagi internal maupun pihak eksternal rumah sakit.
Data pendapatan merupakan salah satu kelompok data keuangan yang perlu dikelola dengan baik. Data ini merupakan data yang paling banyak ditemui di rumah sakit. Untuk itu perlu kita pahami terlebih dahulu apa itu pendapatan rumah sakit, bagaima mengidentifikasi kemudian mengelola dan menyajikannya untuk kepentingan internal maupun eksternal rumah sakit.
Rumah Sakit sebagai High Reliability Organization
Kesalahan dalam lingkungan rumah sakit merupakan hal yang sulit untuk dihindari, beberapa istilah terkait dengan hal ini seperti kejadian tidak diharapkan (adverse event), kejadian nyaris cidera (near miss), kejadian tidak cidera, kejadian potensial cidera dan kejadian sentinel. Pada 2009, US Institute of Medicine (IOM) melaporkan terkait keamanan pasien dengan angka kematian terendah akibat kejadian tidak diharapkan rumah sakit mencapai 44.000. Angka ini tidak jauh dengan laporan kematian akibat kecelakaan lalu lintas pada tahun yang sama yaitu 43.598 kematian. Angka yang telah disebutkan di atas juga tidak lepas dari bias yang sering ditemukan di organisasi kesehatan seperti akibat kesulitan dalam pelaporan, ketakutan akan litigasi medis, kurangnya definisi yang jelas, tidak tampak adanya manfaat dari pelaporan, atau akibat budaya menyalahkan. Sekitar 10% pasien di rumah sakit mengalami kejadian yang seharusnya dapat dicegah. Menurut perkiraan tersebut, rumah sakit dapat digolongkan sebagai organisasi dengan risiko tinggi. Jika dibandingkan dengan High Reliability Organization seperti perusahaan penerbangan komersial dengan 369 kejadian fatal, maka dapat dilihat adanya perbedaan yang cukup besar dari kedua organisasi ini.
Menghitung Unit Cost untuk Kendali Biaya Rumah Sakit
Jaminan kesehatan nasional atau lebih sering disebut era JKN selalu menjadi perhatian di bidang pelayanan kesehatan. Dimulainya era JKN pada 2014 membuat fasilitas kesehatan harus berpikir lebih dalam. Dengan diberlakukannya JKN seharusnya membuat rumah sakit bergembira, karena semakin banyak pasien yang ditangani. Namun rumah sakit kadang merasa keberatan dengan program JKN tersebut. Tarif INA CBG’s menjadi salah satu alasannya.
Pandangan terhadap Patient Safety dan Kualitas Pelayanan Klinis dalam Lingkungan Rumah Sakit
Patient safety atau keamanan pasien dan kualitas pelayanan klinis merupakan dua hal yang berbeda menurut Professor Clifford Hughes, mantan presiden International Society for Quality in Health Care, dimana keamanan pasien merupakan fokus dari klinisi yang tentunya tidak menginginkan pasien untuk memiliki komplikasi Sementara kualitas pelayanan merupakan fokus dari pasien yang menginginkan pelayanan yang terbaik selama berada dalam masa perawatan di rumah sakit. Komitmen terhadap keamanan pasien telah menjadi prioritas di berbagai rumah sakit. Kesalahan dapat terjadi dalam lingkungan pelayanan kesehatan, dan sebagian besar dari kesalahan ini merupakan suatu kesalahan medis yang dapat dicegah. Data terkait penyebab kesalahan medis ini menunjukkan bahwa pelayanan yang tidak aman terhadap pasien memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas penanganan dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, evaluasi budaya patient safety merupakan langkah awal untuk meningkatkan keamanan pasien dalam suatu organisasi pelayanan kesehatan.
Transformasi Digital pada Layanan Kesehatan
“Kita menuju pada dunia dimana informasi berlimpah dan pasien bukan lagi penerima layanan pasif.”
Saat ini, value, patient outcomes, dan quality menjadi kunci sektor kesehatan. Kemajuan teknologi meningkatkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik dan fokus pemerintah terhadap perbaikan ekonomi kesehatan berkontribusi terhadap transformasi digital di sektor kesehatan. Para pemangku kepentingan secara kontinu berinovasi untuk memberikan pelayanan yang lebih berfokus pada pasien, aman, dan efisien.