Sejak BPJS Kesehatan Beroperasi
manajemenrumahsakit.net :: Medan, (Analisa). Sejak beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan
Sejak BPJS Kesehatan Beroperasi
manajemenrumahsakit.net :: Medan, (Analisa). Sejak beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan
manajemenrumahsakit.net :: Peluncuran [Kartu Indonesia Sehat](2128619 “”) (KIS) oleh pemerintah untuk warga tidak mampu ternyata belum bisa dipastikan dapat membuat para pasien bernafas lega.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (4/11/2014), pasien pengguna kartu [BPJS](2128483 “”) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi, Jawa Barat terlihat terlantar di Ruang Unit Gawat Darurat (RUGD).
Untuk sementara mereka terpaksa harus mendapatkan perawatan dengan kondisi yang memprihatinkan karena belum juga mendapatkan kamar perawatan. Bahkan sampai ada yang harus menunggu kamar kosong hingga berhari-hari.
Direktur Rumah Sakit Umum Kota Bekasi Dr Titi Masrifahati mengatakan hal ini tidak bisa dihindarkan, karena pasien pengguna BPJS memang melonjak drastis hingga 60% dibanding tahun lalu.
Selain kurangnya fasilitas persediaan kamar perawatan, tenaga medis juga sangat minim. Itulah yang menyebabkan pasien pengguna BPJS terpaksa untuk sementara dirawat di lorong-lorong rumah sakit.
Titi berharap pemerintah Kota Bekasi maupun pemerintah Jawa Barat serta pusat memberikan penambahan anggaran dan tenaga medis untuk melayani masyarakat pengguna kartu BPJS.
Apalagi [KIS](2128584 “”) yang diluncurkan oleh pemerintah pusat saat ini dapat menunjang para pasien yang membludak yang menggunakan kartu BPJS. (mUT)
Sumber: yahoo.com
manajemenrumahsakit.net :: PEKANBARU – Hingga saat ini, Rumah Sakit berstandar Internasional Eka Hospital Pekanbaru belum juga melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hal ini dibenarkan Kepala Umum dan TI BPJS Kesehatan cabang Pekanbaru kepada
manajemenrumahsakit.net :: Cianjur – Pemerintah Kabupaten Cianjur menyiapkan ruangan isolasi khusus untuk pasien yang terjangkit ebola. Wakil Bupati Cianjur Suranto mengatakan ruangan khusus itu berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Cianjur).
Meski begitu, kata Suranto, hingga saat ini tidak ada warga Kabupaten Cianjur yang terjangkit penyakit mematikan tersebut. “Kami hanya mengantisipasi jika tiba-tiba ada gejala ebola di Cianjur,” kata dia, Selasa, 4 November 2014.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus ebola, pemerintah akan memeriksa warga Cianjur yang pernah bekerja di luar negeri, khususnya di Benua Afrika. Namun, kata Suranto, kemungkinan penyebaran penyakit ebola di wilayahnya cukup kecil. “Di Cianjur, menurut saya tidak terlalu mengkhawatirkan, meski perlu diantisipasi,” ujarnya.
Suranto yang juga seorang dokter ini mengatakan penularan ebola mirip dengan virus HIV/ AIDS, yakni kontak langsung dengan penderita atau terkena cairan tubuh si penderita. Jika sudah terserang, gejala yang timbul mirip dengan demam berdarah.
Pasien merasakan demam tinggi dan pendarahan karena ada gangguan pada pembuluh darah. Suranto mengatakan pembuluh darah penderita ebola mudah pecah. Jika si penderita mengalami pendarahan, maka sulit berhenti. “Darah akan keluar di kulit, hidung, dan mulut,” katanya.
Sumber: tempo.co
manajemenrumahsakit.net :: Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem, Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, membebaskan biaya perawatan GN (45), pasien yang sempat diduga terkena penyakit Ebola.
Dilansir Antara.com, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Pelem, Pare Sulistyono, Senin mengatakan, seluruh biaya perawatan tersebut diambil dari pos anggaran tak terduga rumah sakit. Hal tersebut sesuai dengan mekanisme anggaran rumah sakit yang diterima dari Dinas Kesehatan untuk penanggulangan wabah di daerah.
“Biaya perawatan dari pos anggaran tak terduga,” katanya.
Namun, pihaknya enggan mengatakan nominal yang sudah dikeluarkan untuk menangani pasien terduga Ebola tersebut. Ia hanya menyebut, untuk perawatan memerlukan perhatian khusus, seperti untuk baju.
Untuk baju, Sulistyono mengatakan, berganti setiap harinya. Saat merawat pasien terduga Ebola itu, ada sekitar sembilan perawat dan dokter, dan mereka berganti baju setiap hari, sesuai dengan standar perawatan.
Baju-baju yang telah dipakai itu, lanjut dia, dimusnahkan. Hal itu dilakukan, sebagai bentuk mengantisipasi penularan penyakit berbahaya, seperti Ebola. Walaupun saat ini, hasil uji laboratorium menyebut jika penyakit tersebut ternyata negatif, dari rumah sakit tetap memberlakukan standar pelayanan khusus.
Untuk perawatan, ia mengatakan sesuai dengan standar adalah 21 hari. Namun, hal itu juga melihat kondisi kesehatan pasien itu sendiri, dan jika dalam tempo sebelum 21 hari, ternyata sudah ada perkembangan yang signifikan, dari rumah sakit akan melakukan evaluasi.
Sampai saat ini GN masih ditempatkan di ruang isolasi, walaupun hasil uji laboratorium menyebut jika pasien yang terduga Ebola di Kediri dan Madiun negatif terkena penyakit tersebut.
Kondisi GN saat ini sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan ia dibawa ke rumah sakit pertama kali. Saat ini, demamnya sudah mulai turun, suhu badannya juga relatif stabil, antara 36-37 derajat Celsius.
Melihat kondisinya yang sudah relatif stabil, pihak rumah sakit menyebut, sebenarnya pasien sudah diperbolehkan pulang. Namun, karena awalnya ia terduga virus Ebola, pihak rumah sakit harus memberlakukan standar pengobatan, di antaranya perawatan di ruang isolasi.
GN adalah salah satu dari 28 buruh migran yang kembali dari Liberia pada Minggu (26/10). Ia dirawat di rumah sakit setelah mengaku mengeluhkan sakit dengan gejala demam, nyeri saat menelan, nyeri sendi, dan batuk.
Ia sempat dirawat di puskesmas setempat lalu dirujuk ke rumah sakit setelah demamnya tidak kunjung turun. Ia diduga terjangkit penyakit Ebola, mengingat gejala ia sakit mirip dengan gejala penyakit Ebola. Terlebih lagi, ia baru pulang dari Liberia, salah satu negara endemik Ebola. Namun, sampai saat ini dinas kesehatan masih melakukan uji laboratorium sakitnya.
Serangan virus ebola sampai saat ini terus meluas. WHO menyebut, kematian akibat penyebaran virus ebola di Afrika Barat diketahui telah mencapai 3.000 orang, dimana diperkirakan, lebih dari 6.500 orang sudah terinfeksi virus di wilayah tersebut. Dari serangan tersebut, Liberia diketahui sebagai negara yang terkena dampak terburuk, dengan korban tewas mencapau 1.830 orang.
Virus ebola diketahui cukup cepat penyebarannya. Penyakit ini diketahui muncul dari hutan terpencil di daerah Guinea, dan mulai menyebar ke Liberia, Sierra Leone dan Nigeria.
Virus Ebola ini dicurigai berasal dari kelelawar hutan dan bisa ditularkan ke manusia dengan menyentuh korban atau melalui cairan dalam tubuh, seperti air liur dan darah. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di daerah yang saat ini kita kenal dengan nama Republik Demokratis Kongo. Sampai saat ini diketahui belum ada vaksin atau obat untuk Ebola ini.
Gejala penyakit ini menyerupai flu dengan rasa sakit baik dari dalam dan luar organ tubuh. Penyakit ini diketahui dengan gejala demam yang disertai dengan pendarahan yang bisa memicu gagal ginjal dan hati dengan tingkat kematian hingga 90 persen.(*)
Sumber: pasberita.com
Silakan login untuk mengakses laman berikut
Silakan login untuk mengakses laman berikut
Pemerintah terus melakukan perbaikan agar Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang telah diluncurkan Presiden Joko Widodo. Salah satunya adalah memperbaiki data dari warga miskin yang akan menerima bantuan.
Sekjen Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo, mengatakan bahwa Kementerian Sosial akan terus memperbaharui data warga miskin. Selain itu, pemerintah daerah ditugaskan mengecek langsung warga miskin.
Pelayanan dari rumah sakit juga akan diperbaiki. Mulai dari sistem pelayanan sampai pemberian obat.
manajemenrumahsakit.net :: KBRN, Surabaya :