Advertising |
RS Sayang Bayi untuk Ciptakan Generasi Super
Breast Feeding Week (Pekan ASI) sedunia diperingati setiap 1-7 Agustus dan tahun ini memasuki usia peringatannya yang ke-20. Tak terkecuali penduduk negara maju yang gaya hidupnya metropolis dan kaum wanitanya didominasi oleh wanita karir. Mereka sudah mulai membudayakan breast feeding (menyusui) sebagai pemenuhan hak asasi anak, disamping juga untuk memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi masa depan anak.
Indonesia dengan target pembangunan kesehatannya seperti yang termuat dalam Millenium Development Goals (MDG) 4 yang terkait Kesehatan Ibu dan Anak juga sudah mulai menggalakkan kembali kampanye pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Upaya ini diikuti dengan regulasi bahwa disetiap tempat kerja harus ada fasilitas menyusui, atau minimal memerah ASI bagi ibu yang berada pada fase menyusui. Rumah sakit juga kini sudah tidak diperbolehkan lagi menyediakan susu formula yang biasanya disediakan bagi bayi jika sang Ibu mengalami kesulitan memproduksi ASI. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang ASI mengatur hal ini dengan lebih tegas. Di Yogyakarta, aturan mengenai ASI ini akan diperkuat dengan Perda tentang ASI Eksklusif yang harapannya tahun 2013 nanti sudah memasuki Program Legislasi Daerah (Prolegda).
Pengantar
Ditengah upaya-upaya meningkatkan kapasitas SDM dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin marak, PMPK FK UGM juga tengah berupaya membenahi website-websitenya agar bisa berfungsi lebih optimal sebagai media pembelajaran. Salah satu yang dilakukan di website manajemenrumahsakit.net ini adalah dengan meng-update dan menambahkan berbagai contents yang relevan dengan pembelajaran dibidang manajemen RS. Misalnya materi terkait dengan Aktivitas Pelayanan di RS, Renstra dan Perubahan Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Perubahan, Sistem Informasi Akuntansi, Desain Fisik RS, dan Sistem Informasi Manajemen RS.
Sumber Daya Strategis
Manajemen Informasi
Informasi pada Value Chain adalah hardware, software dan sistem pemrosesan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung pemberian pelayanan kesehatan di RS (Sumber: Swayne, L.E, Duncan, W.J., and Ginter, P.M., (2006), Strategic Management of Health Care Organization, Blackwell Publishing, USA). Bagian ini berisi materi-materi terkait dengan teknologi informasi di Rumah Sakit.
1. Pahit Manis Memilih Provider HIS (Hospital Information System)
2. Indonesian Integerated e Health Concept
3. Could Computing untuk Pelayanan Kesehatan Berorientasi Pasien
Struktur Organisasi
Bagian ini memuat materi terkait dengan aspek-aspek dalam struktur organisasi yang mampu menciptakan nilai bagi pengguna/pasien.
Komponen Value Chain | Deskripsi |
Function
Division Matrix |
|
Sumber: Swayne, L.E, Duncan, W.J., and Ginter, P.M., (2006), Strategic Management of Health Care Organization, Blackwell Publishing, USA.
1. Pengantar Struktur Organisasi – Hans Wijaya, SKed., MM
Aktivitas Pendukung
Aktivitas di Value Chain yang didesain untuk membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemberian pelayanan kesehatan. Kelompok ini terdiri dari Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, dan Sumber Daya Strategis yang meliputi Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Keuangan, Sumber Daya Teknologi dan Sumber Daya Informasi. Aktivitas Pendukung yang dikelola dengan baik akan men-support aktivitas utama (Aktivitas Pelayanan) dalam menciptakan nilai tambah bagi pengguna layanan di RS.
Sumber: Swayne, L.E, Duncan, W.J., and Ginter, P.M., (2006), Strategic Management of Health Care Organization, Blackwell Publishing, USA.
Reference
Bagian ini berisi materi terkait dengan fasilitas (gedung) dan peralatan yang diperlukan untuk menyediakan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
1. Laporan 8th Health & Design Congress di Malaysia
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Rumah Sakit
Kesejahteraan kesehatan merupakan salah satu syarat dasar untuk mencapai keunggulan kompetitif suatu bangsa. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan merupakan ujung tombak tercapainya kesejahteraan kesehatan. Meskipun tujuan utama rumah sakit tidak diorientasikan pada laba, tapi rumah sakit tetap membutuhkan tatakelola yang baik (good governance). Hal tersebut akan mendorong rumah sakit dalam peningkatan kinerjanya secara komprehensif.
Untuk rumah sakit swasta, tata kelola secara baik dan benar telah menjadi kebutuhan untuk dapat terus bertahan dan berkembang. Sementara bagi rumah sakit pemerintah dukungan terhadap tata kelola rumah sakit yang baik dinyatakan melalui Undang-undang No 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara. Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat melakukan pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas. Prinsip-prinsip pokok dalam Undang-Undang tersebut selanjutnya menjadi dasar bagi instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum.
Fleksibilitas pengelolaan keuangan, mendorong rumah sakit pemerintah berubah menjadi Badan layanan Umum. Pemilihan bentuk sebagai Badan Layanan Umum mempunyai konsekuensi pada akuntabilitas dan auditabilitas. Selain itu, sebagai Badan Layanan Umum, rumah sakit harus bersedia untuk melakukan pengelolaan berdasarkan praktek bisnis yang sehat.
Untuk meningkatkan akuntabilitas dan auditabilitas sebagai Badan Layanan Umum, rumah sakit membutuhkan dukungan sistem informasi akuntansi.
Menjawab kebutuhan rumah sakit terhadap sistem informasi akuntansi, PMPK –FK UGM mengembangkan pedoman sistem akuntansi rumah sakit beserta software-nya yang bersifat open source. Software bersifat open source yang telah dikembangkan oleh PMPK FK-UGM adalah sistem penagihan (billing system). Software ini telah diimplementasikan di beberapa rumah sakit di Indonesia, antara lain: RS Zainal Abidin, Aceh (2006), RSUD Gunung Sitoli, Nias (2008), RSUD Natuna (2010) dan RS Akademik-UGM (2010). Billing system merupakan bagian dari sistem informasi akuntansi yang komprehensif.
Saat ini PMPK- FK UGM sedang mengembangkan sistem informasi akuntansi yang komprehensif, yang berujung pada laporan keuangan secara lengkap. Melalui pengembangan sistem informasi akuntansi secara lengkap, diharapkan dapat membantu rumah sakit dalam; (1) memproses setiap transaksi pelayanan dan kegiatan lainnya,menjadi informasi keuangan untuk tujuan pelaporan ;(2) meningkatkan akuntabilitas dan auditabilitas rumah sakit;(3) menjamin bahwa setiap prosedur diimplementasikan secara efektif dan efisien;(4) menjamin terciptanya pengendalian intern (5) menyediakan data yang akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah organisasi berbasis informasi.
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi Akuntansi merupakan sistem untuk mengidentifikasi, mengumpulkan dan mencatat peristiwa atau transaksi ekonomi dalam organisasi dan menyajikannya dalam bentuk informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Sistem informasi Akuntansi rumah sakit dikembangkan berdasarkan siklus-siklus transaksi utama di rumah sakit, yaitu siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus pelayanan, siklus keuangan dan siklus pelaporan keuangan.
Pengembangan sistem informasi akuntansi rumah sakit tidak dapat dilepaskan dari standar akuntansi yang berlaku dan kebijakan keuangan yang digunakan pada organisasi rumah sakit. Oleh karena itu, standar akuntansi yang berlaku dan kebijakan keuangan rumah sakit menjadi dasar pijakan pengembangan sistem akuntansi rumah sakit melalui pengembangan prosedur operasi standar. Contoh pengembangan prosedur operasi standar pada rumah sakit meliputi:
- Penerimaan dan Penagihan
- Pengadaan Barang/ Jasa
- Pengupahan
- Pengelolaan Persediaan
- Pengelolaan Aset Tetap
- Pengelolaan Kas
- Pelaporan Keuangan
- Pengendalian Internal