YOGYAKARTA-Sistem rujukan di DIY masih menyisakan beberapa permasalahan. Setidaknya itu terlihat dari banyaknya rujukan langsung dari Puskesmas di DIY ke RS Dr Sardjito.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY dr Sarminto MKes pada acara ”Weekly Clinical Updates on Primary Care 2013” di auditorium Fakultas Kedokteran (FK) UGM. “‘Harusnya jangan menerima langsung rujukan dari Puskesmas kecuali darurat. Tapi kan itu sulit juga,” paparnya.
Menurutnya, persoalan kesehatan tersebut seharusnya bisa teratasi di tingkat primer seperti Puskesmas sehingga tidak perlu langsung dirujuk ke RS Sardjito. Dia menilai SDM seperti dokter dan fasilitas di Puskesmas sudah mencukupi dan terstandar. Saat ini di DIY terdapat 121 Puskesmas, 42 di antaranya memiliki fasilitas rawat inap.
Jumlah rujukan yang langsung dari Puskesmas ke Sardjito tersebut, tambahnya, cukup tinggi. Kondisi itu nantinya bisa menjadi masalah jika Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) diberlakukan tahun 2014 mendatang. ”Klaim-klaim di rumah sakit kan bisa jadi tak terbayar nanti,” katanya.
Untuk menyelesaikan persoalan itu maka pihak Dinas Kesehatan Provinsi DIY terus menyosialisasikan SK Gubernur DIY tentang sistem rujukan kepada pihak kabupaten/kota. Harapannya pihak kabupaten/kota bisa menindaklanjutinya sehingga persoalan kesehatan yang terjadi seperti angka kematian bayi maupun ibu melahirkan di DIY bisa turun dan tertangani di tingkat primer.
Senada dengan itu Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Dr dr Teguh Aryandono SpB(K)Onk menilai, 60% persoalan kesehatan masyarakat seharusnya tertangani di pelayanan primer. Untuk itu SDM kesehatan di tingkat primer khususnya dokter harus benar-benar siap.
”Jika pendidikan formalnya sebagai dokter sudah selesai maka harus selalu mengikuti perkembangan Iptek. Ya seperti ikut acara pelatihan seperti ini,” tambahnya.
Sumber: suaramerdeka.com