UPAYA pencegahan stroke kepada masyarakat terus digaungkan oleh RSUD Prof dr Soekandar. Salah satunya melalui sosialisasi upaya yang tergabung dalam ’’SeGeRa ke RS’’.
Kegiatan peringatan Hari Stroke Sedunia yang jatuh pada 29 Oktober tersebut disampaikan secara langsung kepada masyarakat dengan membagikan brosur pencegahan penyakit tersebut.
Tak hanya membagikan brosur edukatif, tim RSUD Prof dr Soekandar juga memberikan sedikit pemaparan materi tentang stroke sekaligus pencegahannya. Itu bertempat di depan ruang poli saraf, kemarin (30/10).
Dokter spesialis saraf RSUD Prof Soekandar dr Soekrisno Adi, Sp. N mengatakan, penyakit stroke bisa segera ditangani apabila pasien telah merasakan gejala yang disingkat sebagai ’’SeGeRa Ke RS’’. Ini merupakan akronim dari Se dari senyum tidak simetris, Ge adalah gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, Ra adalah bicara pelo, Ke adalah Kebas separuh tubuh, R adalah rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba dan S adalah sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba.
’’Untuk itu masyarakat diharapkan mampu mengenali tanda dan gejala stroke agar dapat hidup lebih berkualitas,’’ katanya.
Hingga saat ini, stroke menjadi penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung.
Dia menegaskan, sekitar 90 persen kasus stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, diet yang tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik.
’’Bagi penyandang diabetes mellitus dan hipertensi sebagai kelompok risiko tertinggi terjadinya stroke, dapat dilakukan pencegahan dini faktor risiko stroke dengan melakukan pemeriksaan propilipit,’’ imbuhnya.
Selain itu, Adi menuturkan pencegahan faktor risiko terjadinya stroke juga dapat dicegah melalui kesadaran setiap individu untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan diri masing-masing.
Salah satunya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat atau menerapkan metode CERDIK.
Itu merupakan akronim dari cek kesehatan secara rutin, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup dan terakhir kelola stres.
’’Apabila telah muncul gejala stroke, hal utama yang dilakukan adalah kenali gejala stroke karena harus segera ditangani. Keterlambatan dalam menangani gejala stroke menimbulkan kematian pada jaringan otak yang mengakibatkan kecacatan bahkan kematian,’’ tandasnya.
Dalam kegiatan tersebut, masyarakat juga difasilitasi sesi tanya jawab untuk menambah edukasi mereka tentang penyakit stroke. (oce/fen)
Sumber: radarmojokerto.jawapos.com