HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Gedung CT Scan dan Hemodialisa RSUD Doloksanggul, Kabupaten Humbanghasundutan (Humbahas), hingga saat ini masih telantar. Sehingga, aset milik Pemkab Humbahas itu, bagai tak bertuan. Perlu diketahui, hemodialisa atau hemodialisis, merupakan terapi cuci darah di luar tubuh. Terapi ini umumnya dilakukan oleh pengidap masalah ginjal yang ginjalnya sudah tak berfungsi dengan optimal.
Pantauan wartawan, fasilitas hemodialisa berada di lantai 2, yang satu gedung dengan Fasilitas ct scan RSUD Doloksanggul, sejak dibangun pada 2018 lalu melalui APBD Tahun Anggaran 2018 mencapai Rp2 miliar lebih itu, sama sekali belum digunakan. Meski Direktur RSUD Doloksanggul telah sudah silih berganti, mulai dari dr Netty Simanjuntak, dan dr Heppy Suranta Depari, hingga selesai bangunan pada 2019, belum ada yang mampu memfungsikan fasilitas kesehatan tersebut.
Harusnya, fasilitas itu, dapat menambah pundi-pundi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemkab Humbahas, selain memberikan kemudahan bagi masyarakat yang memiliki masalah ginjal di daerah tersebut. Sehingga tak perlu repot-repot ke luar kota.
Saat ini kondisinya jauh lebih memprihatinkan. Selain sepi aktivitas, gedung tersebut mulai tampak mengalami kerusakan di berbagai sudut. Ditumbuhi lumut pada bagian tembok, cat dinding mulai kusam, serta tembok dari sisi luar mulai mengelupas.
Direktur RSUD Doloksanggul, dr Heppy Suranta Depari mengatakan, fasilitas hemodialisa itu belum bisa dimanfaatkan. Sebab menurutnya, belum dilengkapi sarana maupun fasilitas pencucian darah tersebut, termasuk izinnya.
“Izinnya belum selesai. Mesinnya sudah ada 4, tapi belum dilengkapi peralatan lainnya, untuk bisa difungsikan. Masih menunggu izin selesai,” ungkap Heppy via WhatsApp, baru-baru ini.
Heppy juga mengatakan, sarana yang masih belum ada, yakni tempat tidur, lemari, dan BHP lainnya.
“Kalau mesinnya saja, kan belum bisa digunakan. Harus lengkap tempat tidurnya, lemarinya, dan BHP lainnya,” tuturnya.
Dia pun mengatakan, RSUD Doloksanggul sedang melakukan pengurusan izin untuk fasilitas hemodialisa itu ke OSS. Agar alat untuk mencuci darah itu bisa disediakan.
“Kalau sekarang belum ada, karena itu KSO. Kalau nanti izinnya sudah selesai, baru mereka letakkan alatnya di rumah sakit,” jelas Heppy.
Saat ini, lanjut Heppy, dalam pengurusan izin itu masih sedang berproses di OSS, ditambah lagi adanya persyaratan yang harus diupayakan pihak rumah sakit, yakni ruangan steril untuk ganti cairan.
“Kami juga harus memasang plumbum untuk menghalangi radiasi ke hemodialisa, itu sudah selesai April lalu. Kemudian, kami menunggu PGB/IMB dan SIO rumah sakit, yang masih dalam pengurusan. Karena itu merupakan syarat mutlak. Dan di akhir Mei, baru kami tahu harus ada lagi penambahan ruangan steril. Karena ada lagi aturan baru tentang perizinannya,” bebernya.
Dia pun berjanji, akan mengupayakan fasilitas hemodialisa segera bisa dimanfaatkan.
“Sedang diusahakan semaksimal mungkin. Mari kita doakan biar semuanya lancar, demi membantu masyarakat di Humbahas yang kita cintai ini,” ujar Heppy.
Heppy menjelaskan, saat ini baru fasilitas ct scan yang bisa digunakan pada gedung tersebut. Menurutnya, itu karena alat rontgen sudah ada, lemari, meja, serta kursi pun telah lengkap. Di ruangan itu, juga sudah dipersiapkan digital radiograpgy. Hanya saja, proses persiapan digital radiograpgy itu, masih dalam proses izin.
Disinggung sudah berapa lama proses izin hemodialisa itu diurus, dia menjawab, hal tersebut tidak segampang yang dipikirkan.
“Maaf. Untuk mendapatkan itu (isin), banyak prosesnya. Tak semudah yang orang pikirkan,” pungkasnya. (des/saz)
Sumber: jawapos.com