BANJARBARU – Fasilitas incinerator di RSUD Idaman Banjarbaru dikeluhkan. Pasalnya, tak jarang asap dari cerobong alat pembakar limbah medis masuk ke ruang perawatan pasien di lantai III rumah sakit setempat.
Kondisi tersebut terjadi karena tinggi cerobong asap incinerator sama dengan tinggi gedung RSUD Banjarbaru.
Warga Sungai Besar, Jauhari mengaku, terkejut ketika menengok seorang teman yang tengah di rawat di lantai III RSUD setempat.
Ketika itu, Ia menyaksikan sendiri asap dari cerobong incinerator tertiup angin dan masuk ke ruang perawatan di Lantai III tempat temannya dirawat.
“Asap tersebut berbau dan masuk ke ruang pasien melalui celah jendela pasien,” kata Jauhari.
Dia melihat, ternyata cerobong incineratornya tingginya sama dengan tinggi bangunan RSUD dan diraskaan terlalu dekat.
Sehingga ketika angin bertiup ke arah gedung RSUD asap masuk ke ruangan pasien di rawat.
” Mungkin di lantai 1 nggak terasa tapi di lantai 3 terasa dampaknya. Harusnya cerobongnya lebih tinggi lagi dari bangunan RSUD Nya. Kalau dibiarkan bisa berbahaya bagi pasien apalagi yang punya asma,” kritiknya.
Menanggapi itu, Kepala Bagian TU RSUD Banjarbaru M Firmansyah, Selasa (29/10/2019) membantah kalau cerobong asap inceneratornya rendah dan kurang tinggi.
“Loh itu kami sudah ditinggikan dari 12 meter naik menjadi 17 meter. Kalau ditinggikan lagi takutnya menyalahi aturan penerbangan,” sebut Firmansyah.
Dirinya menyebutkan Jarak cerobong dari lebih dari 100 meter ke gedung sehingga masih jauh dan masih belum membahayakan pasien.
“Saya sarankan solusinya kalau pas udaranya mengarah ke kamar, maka tutup saja kacanya,” sebut Firmansyah.
Memang disebutkan Firmansyah incinerator itu harus ada untuk membakar limbah medis yang ada di rumah sakit dan itu sudah standar.
Sumber: tribunnews.com