BANJARMASIN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin resmi kembali raih akreditasi bintang lima berpredikat Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Senin (20/5/2019).
Pencapaian ini di buktikan dengan dipamerkannya Sertipikat Akreditasi Bintang Lima dari KARS pada apel pagi RSUD Ulin dipimpin oleh Direktur RSUD Ulin dr Hj Suciati, Selasa (21/5/2019).
Sontak pengumuman dari dr Hj Suciati tersebut mendapatkan respon gembira dari segenap keluarga besar RSUD Ulin Banjarmasin.
Dijelaskan dr Hj Suciati, pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras dan kerjasama yang solid seluruh keluarga besar RSUD Ulin Banjarmasin setelah lalui tahapan pembinaan dan penilaian oleh KARS.
Proses penilaian tersebut menurut dr Hj Suciati dilaksanakan oleh para peneliti KARS di RSUD Ulin Banjarmasin selama dua hari pada Senin (29/4/2019) hingga Selasa (30/4/2019).
Memenuhi dan melampaui indikator nilai 80 di semua aspek penilaian, Sertipikat Akreditasi Bintang Lima dengan mulus kembali disandang RSUD Ulin Banjarmasin.
Dengan adanya Sertipikat tersebut menurut dr Hj Suciati sebagai jaminan bahwa pelayanan, keahlian dan segala aspek di RSUD Ulin Banjarmasin memenuhi standar yang diakui.
“Untuk penilaian versi SNARS 1 pada Rumah Sakit Kelas A yang mendapatkan akreditasi bintang lima dan predikat Paripurna baru RSUD Ulin Banjarmasin di Kalsel ini,” kata Dr Hj Suciati.
Walau mengaku bangga, dr Hj Suciati mengaku tak akan lengah karena KARS tak akan begitu saja memberikan predikat tersebut tanpa evaluasi.
Bahkan KARS setiap tahunnya terus melakukan evaluasi dan jika ada indikator-indikator penilaian yang tak lagi sesuai, bukan berarti Sertipikat dapat dicabut.
Untuk menghindari adanya penurunan performa dan indikator penilaian, dr Hj Suciati rutin menggelar berbagai lomba mutu di setiap unit-unit RSUD Ulin Banjarmasin.
“Kami upayakan dengan adanya lomba-lomba mutu pelayanan setiap triwulan. Setiap unit termasuk poli rawat jalan, rawat inap, instalasi-instasali diadakan lomba, supaya indikator penilaian akreditasi membudaya bukan cuma di atas kertas,” kata dr Hj Suciati. (Banjarmasinpost.co.id/Achmad Maudhody)
Sumber: tribunnews.com