Bangka – Rumah sakit di Kepulauan Provinsi Bangka Belitung membutuhkan dokter spesialis dan sub spesialis. Kepala Bagian Pelayanan Kesehatan Bangka, Hermain, mengatakan kurangnya tenaga medis spesialis dan sub-spesialis menjadi faktor penyebab semua rumah sakit yang tersebar di provinsi tersebut terakreditasi C.
“Di Bangka belum ada yang terakreditasi B. Salah satunya karena sumber daya manusianya,” kata Hermain kepada Tempo usai soft launching Rumah Sakit Siloam Bangka, Senin, 17 Juli 2017. Termasuk Siloam, meskipun peralatan medisnya sudah masuk kategori B, tetapi terakreditasi C karena tidak adanya dokter sub-spesialis.
Menurut Hermain, bagi dokter-dokter, tawaran gaji di kota-kota besar, seperti di Jakarta lebih menarik dibandingkan praktik di Bangka. “Kami tawarkan insentif 35 sampai 50 juta rupiah sebulan pun belum tentu mereka mau,” kata dia.
Selain gaji, Hermain menambahkan, para dokter tidak tertarik praktik di daerah karena di kota, seperti di Jakarta, lebih mudah mengikuti pertemuan ilmiah, baik tingkat nasional maupun internasional. “Mereka bisa praktik di sore hari, setelah pagi ikut pertemuan ilmiah,” kata dia. Jika bertugas di Bangka, ia melanjutkan, perlu cuti.
Untuk menyiasati hal itu, saat ini rumah sakit pemerintah di Bangka menerapkan strategi yaitu menerapkan konsep sisten spesialis dengan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. “Seperti di Rumah Sakit Soekarno Bangka, meminta bantuan tenaga sub-spesialis dari RSCM,” kata dia.
Hermain berharap ke depannya pemerintah pusat mempunyai kebijakan agar dokter residen yang sedang mengambil studi spesialis dikontrak oleh pemerintah setempat dengan membiayai pendidikannya. Melalui cara itu, menurut dia, mereka dapat mengabdi ke pemerintah daerah yang memberikan beasiswa. “Misalnya selama setahun,” kata dia.
Direktur Rumah Sakit Siloam Bangka, dokter Rudy Susanto mengatakan hal senada. Ia mengungkapkan rumah sakit Siloam juga kesulitan mendapatkan dokter sub-spesialis. “Kami sudah punya alat-alatnya, tetapi kami perlu dokter-dokter sub-spesialis,” ucapnya.
Ia menyebutkan alat-alat yang dimiliki rumah sakitnya. Di antaranya, 128 CT Scan, MRI, Ultrasound, X-Ray, dan Endoscopy.
Rumah Sakit Siloam Bangka resmi memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Bangka, Senin, 17 Juli 2017. Dua pekan sebelumnya rumah sakit yang berada di grup Lippo ini sudah menerima pasien.
Kehadiran Siloam menambah daftar rumah sakit di Bangka, yang berpenduduk 1,3 juta jiwa ini. Beberapa rumah sakit yang sudah ada di sana, antara lain RS Bakti Timah, RS Bakti Wara, RS ibu dan Anak Arsani, RS Soekarno.
MARTHA WARTA SILABAN
Sumber: tempo.co