Ternyata semua rumah sakit dan puskesmas, kecuali Rumah Sakit Badak LNG, belum memiliki alat NS1 Dangue. Padahal, alat ini sangat penting untuk alat pendeteksi tanda-tanda serta gejala penyakit DBD. Dengan alat ini, setidaknya korban yang diduga menderita DBD bisa secepatnya dideteksi.
Karena itulah, menjawab status Darurat Demam Berdarah Dangue (DBD), DPRD Bontang telah mewajibkan semua puskesmas dan rumah sakit, baik rumah sakit berplat merah maupun swasta di Kota Bontang memiliki alat NS1.
Selain itu, DPRD juga berharap agar pemerintah getol melakukan sosialisasi pencegahan DBD ke seluruh warga dan fogging semua wilayah.
Bahkan menurut Ketua Komisi I DPRD Bontang Agus Haris, hal ini juga sudah disampaikan dalam rapat kerja gabungan yang melibatkan semua instansi terkait. Yakni Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang, pihak kelurahan, RSUD Taman Husada Bontang, rumah sakit swasta, yakni Rumah Sakit Islam Bontang (RSIB), RS Badak LNG, dan Rumah Sakit Pupuk Kaltim, Senin (22/8) lalu.
“Saya juga minta seluruh kelurahan ada kesesuaian data penderita DBD. Memang belum semua data terlaporkan, yang ada di rumah sakit belum semua tersampaikan ke Dinkes. Misalnya ibu yang meninggal di Bontang Barat yang bayinya selamat. Saat rapat kerja sudah disampaikan.Alhamdulillah, kami dapatkan kesesuaiannya pada hari itu,” lanjutnya.
Selain kesesuaian data, lewat rapat kerja gabungan juga banyak hal wajib dilakukan untuk mengantisipasi DBD yang memiliki siklus pelana kuda ini. Dimana tahun 2016 ini DBD menyerang Bontang lebih cepat akibat musim penghujan jatuh lebih awal. Biasanya Oktober-Desember, tahun ini menjadi Juli-Agustus.
Dijelaskan Agus, Puskesmas di Bontang wajib memiliki NS1 DBD sebagai alat pendeteksi tanda-tanda serta gejala penyakit DBD. Apalagi, Puskesmas sebagai penanganan pertama sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Ditambahkannya, NS1 Dangue juga wajib ada di RSUD Bontang. “Pengadaannya dianggarkan melalui APBD-P (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan 2016, Red.),” sebutnya.
Selama ini, kata Agus, permasalahan utamanya di rumah sakit dan puskesmas-puskesmas belum mempunyai NS1 Dangue. “Kami cek alat kesehatan di puskesmas-puskesmas dan rumah sakit kita, belum ada alat tadi (NS1 Dangue, Red.). Padahal kalau perlu di RSUD itu punya tiga alat,” tekan dia.
Agus Haris juga menekankan, selain pelayanan kesehatan plakat merah, setiap rumah sakit swasta di Bontang juga wajib memiliki NS1 Dangue. “Dan semua rumah sakit swasta di Bontang juga harus punya. Karena tidak semua masyarakat langsung ke puskesmas atau langsung ke RSUD. Kan ada yang langsung ke rumah sakit swasta. Dengan adanya kewajiban ini, rumah sakit swasta harus bisa bertanggung jawab. Kan mereka sudah mendirikan rumah sakit,” sambungnya.
Dia juga mengimbau agar Pemkot melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang lebih getol melakukan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat termasuk para ketua RT di ketiga kecamatan di Bontang. Sekaligus melakukan pengasapan fogging serentak di tiap-tiap lingkungan RT.
“Minta pemerintah ada perubahan, wajib sosialisasi supaya mereka bisa mengetahui dan mengantisipasi. Agar masyarakat bisa menerapkan PHBS, melakukan 3M plus, dan lainnya. Menambah fogging kalau bisa semua RT,” tandasnya.
Dikatakannya, Wali Kota Bontang saat ini telah serius malakukan penanganan terkait status Darurat DBD yang menyelimuti Bontang. Dia berharap, seluruh lini bisa turut serta menjaga kebersihan untuk diri sendiri dan keluarga. “Harapan kami semua masyarakat turut serta. Kepala rumah tangga menjaga keluarganya masing-masing. Musim hujan yang lebih cepat ini tidak bisa kita tolak karena sudah hukum alam,” sebutnya.
Sementara Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Bontang Nursalam turut prihatin atas melonjaknya kasus DBD. “Pastilah kami prihatin. Tapi salut karena sudah melakukan tindakan pencegahan fogging di Loktuan dipimpin langsung Ibu Neni, karena dia selaku ketua Golkar bukan sebagai wali kota. Semua upaya kami tempuh. Termasuk sebagai wali kota mengalihkan dana untuk pencegahan. Dana fogging yang semula ‘dibintangi’ sudah dibuka ibu wali kota,” pungkasnya. (pre)
Sumber: bontang.prokal.co