manajemenrumahsakit.net :: SALATIGA – Sejumlah keluarga pasien pengguna BPJS Kesehatan yang berobat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Salatiga mengeluhkan pelayanan rumah sakit tersebut khususnya terkait dengan ketersediaan obat yang sering kosong. Akibatnya, pasien harus membeli obat yang dibutuhkan di luar rumah sakit yang harganya lebih mahal.
“Ini tentu sangat memberatkan karena harus keluar biaya lagi, padahal kami sudah ikut program BPJS dan rutin membayar iuran tiap bulan,” ujar Pamungkas (40) warga Sidomukti, Salatiga saat ditemui di RSUD Salatiga di Jl Osamaliki, kemarin.
Hal yang sama dialami, Budiono (52) warga Ngawen, Salatiga yang keluarganya terkena penyakit dalam. Ia terpaksa membeli obat diluar RSUD. Sebab, obat dalam resep yang diberikan dokter, tidak tersedia di rumah sakit dan diminta pihak RSUD mencari di apotik umum meski dengan persetujuan pasien.
“Saya heran banyak obat yang tidak ada,” kata dia.
Anggota Dewan Pengawas RSUD Salatiga Sri Mulyono mengakui sudah mendengar keluhan pasien tersebut dan langsung memberikan respons dengan memberikan teguran kepada manajemen RSUD untuk melakukan pembenahan khususnya dalam hal pelayanan. “Kami meminta manajemen RSUD memperhatikan betul pelayanan kepada pasien ini. Sebab adalah hak mereka mendapat pelayanan sebaik mungkin,” jelasnya.
Terkait dengan keluhan soal adanya pasien yang harus membeli obat di luar, Sri Mulyono menegaskan akan melakukan evaluasi ke dalam dan mencari tahu penyebabnya. “Sebab, sebagian besar pasien RSUD adalah pengguna BPJS yang tentu saja untuk obat sudah termasuk dalam satu paket pengobatan, kenapa harus beli diluar,” tegasnya.
Direktur RSUD Salatiga Agus Sunaryo saat dikonfirmasi Suara Merdeka membenarkan bahwa ada sejumlah pasien yang membeli obat di luar rumah sakit dengan biaya sendiri. Hal ini disebabkan karena di RSUD sedang tidak ada stok obat yang sedang dibutuhkan. “Tetapi, sebelumnya pihak RS meminta persetujuan pasien atau keluarga pasien,” jelasnya.
(Arie Widiarto/CN39/SM Network)
Sumber: suaramerdeka.com