manajemenrumahsakit.net :: Jakarta, Pelayanan pasien bukan hanya tentang mencegah penurunan kondisi atau infeksi. Mengganggu waktu tidur dan mengurangi porsi makanan, ternyata bisa membuat pasien rumah sakit menjadi lebih sakit, setidaknya itulah yang dikatakan oleh tiga orang ilmuwan dari AS.
Dalam sebuah tulisan dalam jurnal BMJ Quality and Safety, mereka menekankan bahwa tidur dan nutrisi yang memadai adalah kunci untuk menjaga sistem imun tetap kuat, tetapi keadaan rumah sakit yang berisik dan lamanya waktu menunggu dapat mengganggu pertahanan tubuh. Para peneliti yang semuanya berasal dari Rumah Sakit Johns Hopkins di Baltimore mengatakan masalah gizi buruk ini dirasakan oleh setengah dari seluruh pasien di rumah sakit.
Peneliti dr Martin Makary mengatakan tidur dan nutrisi selalu menjadi masalah di rumah sakit. Hal ini kemudian juga diperparah ketika pasien harus menunggu terlalu lama untuk bermacam-macam pelayanan sehingga membuat masalah semakin memburuk.
“Kini, rumah sakit menjadi tempat yang sangat sibuk, dan hasilnya kita akan melihat antrian panjang untuk menunggu prosedur, diagnosa, dan daftar rawat inap,” ucap Makary seperti dikutip dari Reuters pada Senin (26/10/2015).
Peneliti memberikan sebuah contoh kasus, yaitu ketika seorang wanita datang ke rumah sakit dengan pneumonia. Untuk beberapa hari dia tidak banyak makan karena tidak enak badan, dan dia ditempatkan dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk makan karena berjaga-jaga apabila diperlukan anestesi.
Saat menunggu, ia mungkin akan menunggu untuk waktu yang panjang dalam ruang tunggu dengan suara bip dan orang berbicara, mengakibatkan waktu tidurnya terganggu.
Ia harus menunggu selama 12 jam untuk mendapatkan tindakan prosedur, lalu melanjutkan prosedur tanpa menerima asupan makan. Mungkin saja dia tidak akan tidur nyenyak dan menerima makanan dalam beberapa hari, meskipun dia dapat menghilangkan lapar dengan kualitas makanan rumah sakit yang rendah. Saat diizinkan pulang dalam keadaan masih lemah, pada akhirnya dia harus kembali ke rumah sakit dengan keluhan yang sama seperti sebelumnya.
“Kita sedang fokus dalam mencari perawatan terbaik untuk para pasien, yang mana kita sering lupa kebutuhan mereka sebagai manusia,” ungkap Ken Lee, yang juga meneliti tentang keamanan dan kualitas baik untuk pasien di Johns Hopkins tetapi bukan bagian dari tim peneliti.
Makary mengucapkan bahwa pasien bisa membawa makanan yang mereka suka, jadi tidak harus bergantung pada makanan rumah sakit. Ia juga memperingatkan pasien untuk meminta kepada rumah sakit berpartisipasi dalam protokol ERAS (Enhanced Recovery After Surgery) agar dapat membantu mencapai tujuan perawatan medis. (vit/vit)
Sumber: detik.com