manajemenrumahsakit.net :: Surabaya – Menghadapi persaingan di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, Ketua Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim mengharapkan rumah sakit di Jatim dapat melakukan inovasi dengan menampilkan ikon terbaik yang dimiliki. Baik itu dari segi pelayanan kesehatan maupun terkait standarisasi.
Ketua Persi Jatim Dodo Anondo, Senin (15/12/2014) mengatakan, dengan adanya inovasi dan kreasi yang ditampilkan, maka rumah sakit dapat berkompetisi mengingat persaingan di bidang layanan kesehatan akan semakin meningkat di era MEA 2015.
“Dengan meningkatkan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat, maka akan bisa mengurangi masyarakat Indonesia sebagai konsumen kesehatan untuk tidak berobat ke luar negeri,” tegasnya.
Dirinya mengakui, saat ini di Jawa Timur masih terkendala kekurangan dokter spesialis. Oleh karenanya, dengan masuknya dokter dari luar negeri, fungsi Perda nomor 7 tahun 2014 yang mengatur tentang tenaga kesehatan bisa menyeleksi secara ketat keberadaan dokter asing tersebut.
“Dalam peraturan tersebut, salah satu syarat dokter asing bisa bekerja di Jatim, adalah harus bisa berbahasa Indonesia dan memahami budaya Indonesia khususnya di Jatim,” tuturnya.
Dirinya menambahkan, rumah sakit juga harus bisa melakukan inovasi di layanan kesehatan dengan menampilkan kelebihan maupun ikon yang dimiliki, seperti RSU dr Soetomo memiliki ikon penanganan bayi kembar siam, stem cell (bank jaringan), Surabaya Transplant Organt Center (STOC) dan pusat pelayanan jantung terpadu (PPJT).?
Sementara itu, Kadinkes Jatim dr Harsono menjelaskan, menjelang diterapkannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 mendatang, pemprov Jatim akan membuat regulasi terkait dokter luar yang ingin bekerja di Jawa Timur.?
?Sementara itu ketika disinggung untuk serbuan dokter spesialis dirinya menjelaskan, pemerintah juga memberikan batasan pada tenaga ahli kesehatan yang masuk ke Indonesia. Dokter atau perawat asing yang bisa melakukan praktik di Indonesia, yakni tenaga kesehatan yang belum ada dan jumlahnya terbatas.?
Dari data Dinkes Jatim, dokter spesialis saat ini berjumlah 2.039 orang dokter. Sementara kekurangannya mencapai 2.205 orang dokter, karena idealnya jumlah tenaga dokter spesialis di Jawa Timur sebanyak 4.244 dokter.?
?”Jatim kekurangan dokter spesialis meliputi dokter spesialis gigi, spesialis jiwa, spesialis mata, spesialis anastesi, dan spesialis jantung,” pungkasnya. [tok/kun]
Sumber: beritajatim.com