Bali – Satu lagi rencana Pemkab Buleleng untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas untuk masyarakat di Bali Utara. Upaya itu adalah membangun rumah sakit pratama atau rumah sakit tanpa kelas. Rumah sakit (RS) ini rencananya dibangun di Desa Banjar Asem, Kecamatan Seririt.
Kabag Tata Pemerintahan (Tapem) Sekkab Buleleng Made Duala Arsayasa, Minggu (23/6) kemarin mengatakan, rencana membangun rumah sakit tanpa kelas ini setelah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengucurkan dana bantuan untuk membangun rumah sakit tanpa kelas. Hanya saja, bantuan itu untuk membangun fasilitas fisiknya dan pemkab diwajibkan untuk menyiapkan lahannya.
Menindaklanjuti bantuan pemerintah pusat tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Buleleng mengusulkan proposal ke pemerintah pusat. Proposal tersebut sudah disetujui dan kini pemerintah tengah menyiapkan pembebasan lahan yang akan dijadikan lokasi rumah sakit tanpa kelas. “Untuk proyek rumah sakit tanpa kelas kita sudah mendapat perintah untuk menyiapkan lahan sesuai dengan proposal yang ada dan tim sedang bekerja untuk menjajaki lokasi tanah yang akan dibebaskan,” katanya.
Menurut Duala, mengacu proposal yang diajukan Diskes Buleleng rumah sakit tanpa kelas yang akan dibangun itu tipe D. Melihat dari tipe yang akan dibangun itu diperkirakan menghabiskan lahan seluas 56 are. Sementara alokasi anggaran yang akan disiapkan dalam APBD Buleleng senilai Rp 1 miliar. Sebelum tim melakukan tahapan dalam membebaskan lahan itu, pihaknya masih memerlukan kejelasan teknis rumah sakit tanpa kelas yang akan dibangun. Pasalnya, dalam proposal itu yang dicantumkan rumah sakit tanpa kelas tipe D. Sedangkan jika membangun rumah sakit tanpa kelas di luar tipe D itu dipastikan akan membutuhkan lahan yang lebih sempit.
Hal ini sangat penting karena menyesuaikan masalah ketersediaan anggaran untuk membeli lahan milik warga di Desa Banjar Asem. Selain itu, kajian lainnya menyangkut kemungkinan bangunan fisiknya apakah bisa digabungkan dengan puskemas yang ada saat ini. Di sisi lain Duala mengatakan, menunggu kejelasan terkait teknis rumah sakit tanpa kelas yang akan dibangun itu tim pembebasan lahan sudah mulai melakukan penjajakan ke lokasi rencana proyek yang akan dibangun.
Hasil sementara penelusuran tim di lapangan perkembangan harga tanah di seputaran Desa Banjar Asem, Kecamatan seririt bervariasi antara Rp 30 juta hingga paling tinggi mencapai Rp 60 juta. “Tim sudah turun dan pasaran harga tanah di sana berdasarkan nilai jual objek pajak (NJOP) memang Rp 30 juta hingga paling tinggi Rp 60 juta,” imbuhnya.
Untuk diketahui, pemkab membangun rumah sakit tanpa kelas untuk meningkatkan pelayanan kualitas kesehatan bagi warga di Bali Utara. Pertimbangan membangun di Banjar Asem karena di wilayah Gerokgak, Seririt, dan Busungbiu sangat jauh dari jangkauan rumah sakit di perkotaan. Sehingga, dengan rumah sakit tanpa kelas ini diyakini akan bisa mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sumber: balipost.co.id