MUARATEBO – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sutan Taha Syaifuddin (STS) Tebo kerap menjadi sorotan akibat pelayanan dan kenyamanan yang dinilai kurang baik.
Hal ini juga baru diketahui Wakil Bupati Tebo, Syahlan, saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak).
“Alat kesehatan maupun alat lainnya masih cukup baik, namun karena daya listrik rendah, ruangan pasien menjadi kurang nyaman,” ujar Syahlan, Senin (3/7) kemarin.
Dalam sidak tersebut, Syahlan juga ditanya soal travo RSUD yang digunakan oleh warga sekitar untuk mensuplai listrik. Terkait hal ini, Syahlan mengatakan akan melakukan pengecekan.
“Kita akan cek dan pelajari dulu, kita akan koordinasi dengan PLN,” ujar Syahlan.
Terpisah, Kepala PLN Unit Muara Tebo Indra Jaya membenarkan bahwa travo milik RSUD STS Tebo dengan kapasitas 100 Kva pengadaannya adalah milik RSUD STS Tebo. Hanya saja untuk pengolalaan sesuai prosedur adalah hak penuh PLN.
Secara detail dipaparkannya bahwa sebelum tahun 2010, sifatnya adalah hibah dengan PLN, dan setelah 2010 disebut dengan serah terima operasi. Meskipun demikian pengelolaan dan perawatan adalah kewenangan penuh PLN.
“Jadi setelah proses hibah atau serah terima operasi, maka travo untuk pengelolaannya adalah oleh PLN. Jika ada warga sekitar yang ingin menyambung arus di travo tersebut diperbolehkan selama tidak mengganggu suplai listrik ke rumah sakit,” terang Indra Jaya.
Menurutnya, saat ini kebutuhan listrik di rumah sakit adalah 66 Kva. Jadi dengan kapasitas 100 Kva, maka masih tersisa 34 Kva, dan bisa dialirkan ke rumah warga sekitar. Sedangkan untuk kondisi alat yang tidak bekerja dengan baik adalah karena tegangan rendah.
“Untuk alat rumah sakit banyak yang tidak bekerja dengan baik ini karena tegangan rendah. Jadi jika nanti gardu induk kita sudah berfungsi, maka ini bisa teratasi,” katanya.
Sumber: metrojambi.com