SOLO – Desain Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Semanggi yang dijadwalkan mulai dibangun pertengahan tahun ini, berubah dengan meniadakan lantai basement untuk ruang parkir. Meski begitu, rumah sakit berkapasitas 200 kamar tidur ini, tetap direncanakan enam lantai, dengan sedikit perubahan peruntukan lantai satu, sebagian untuk areal parkir yang semula dialokasikan di lantai basement.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menjawab wartawan, di Balaikota, Senin (5/6) mengungkapkan, berdasar hasil kajian, kontur tanah di lokasi pembangunan RSUD Semanggi tidak memungkinkan untuk dibangun basement. “Tidak ada perubahan desain secara signifikan, hanya menghilangkan lantai ‘basement’, dan tidak berpengaruh pada fasilitas rumah sakit secara keseluruhan sebagaimana diatur dalam Perturan Menteri (Permen) Kesehatan, serta jadwal pembangunan,” katanya.
Diproyeksikan, lelang pekerjaan dapat dilangsungkan dalam beberapa pekan ke depan, sehingga bulan Juli nanti, pembangunan sudah dapat dimulai secara sistem multiyears dengan anggaran sekitar Rp 200 miliar. Sekitar 80 hingga 90 persen dari kapasitas tempat tidur 200 unit, menurut Wahyuningsih, dialokasikan bagi pasien kelas 3, 2, dan 1, sesuai kebutuhan warga. “Kamar VIP tetap disediakan, namun dalam jumlah terbatas,” ujarnya sembari menyebutkan perbedaan kelas peerawatan tersebut tak mempengaruhi kualitas layanan secara medis.
Fasilitas yang disediakan di RSUD Semanggi, menurutnya, sama persis dengan RSUD Ngipang yang sudah dioperasionalkan sejak beberapa tahun lalu. RSUD Semanggi yang diproyeksikan bertipe C, lebih diarahkan untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan, karena berada di lingkungan permukiman penduduk yang relatif padat.
Rencananya, setiap kecamatan di wilayah Solo, nantinya dibangun RSUD, sehingga warga sekitar dapat memperoleh layanan kesehatan secara cepat, mudah, dan berkualitas. Sementara ini, dari lima kecamatan di Solo, baru satu kecamatan di Banjarsari terfasilitasi RSUD milik Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, dan tahun ini dibangun RSUD baru di Kecamatan Pasar Kliwon. Sedangkan pembangunan RSUD serupa tiga kecamatan lain, seperti Jebres, Laweyan, dan Serengan dilakukan secara bertahap dengan menyesuaikan ketersediaan anggaran. (Hut)
Sumber: http://krjogja.com