Sijunjung-Menanggapi permasalahan dan komplain dari Asda Wati terhadap perlakuan yang diberikan kepada orabg tuannya, atas nama Direktur RSUD Sijunjung dan seluruh pihak Rumah Sakit menyampaikan permohonan maaf yang sebesar besarnya terhadap ketidaknyamanan ini.
Sebagaimana yang disampaikan oleh ibuk Asda Wati diatas, bahwa permasalahan ini sudah diselesaikan dan diklarifikasi dengan mempertemukan saudari Asda Wati bersama saudaranya yang menunggu saat kejadian dengan petugas Rumah Sakit yang bertugas saat itu pada hari sabtu pagi jam 09.15 wib di ruang Direktur RSUD Sijunjung.
Dari hasil pertemuan tersebut, pihak Rumah sakit menyampaikan bahwa ini hanya kesalah pahaman akibat proses pemindahan pasien yang sebenarnya sudah di komunikasikan dan dijelaskan kepada salah seorang penunggu pasien.
Mengenai di tarik secara kasar sebenarnya tidak seperti itu, tapi kondisinya adalah macetnya salah satu roda tempat tidur pasien.
Dan mengenai jatuhnya foto rongen, ini di sebabkan karena foto itu terletak di pinggir tempat tidur arah dinding ruang pasien.
Mengenai infus yang berdarah itu hanyalah darah yang naik ke slang infus bukan berdarah keluar dan itu sering terjadi pada pasien yang di pasang infus.
“Sekali lagi kami pihak rumah sakit menyampaikan permohonan maaf atas kejadian ini. Kami dari pihak rumah sakit mengucapkan terima kasih kepada kita semua atas masukan dan saran yang membangun untuk kemajuann rumah sakit kita ini” terang Direktur RSUD Sijunjung bertabayun.
Seperti diketahui, Asda Wati menuliskan di status media sosialnya bahwa, lagi-lagi perlakuan pelayanan RSUD Sijunjung tidak sopan terhadap pasien. Ihwal ketidak sopanan dan buruknya pelayanan RSUD itu dijelaskannya. Bermula saat petugas medis melakukan pemindahan kasur pasien dengan cara kasar, hingga impus yang melekat ditangan pasien berdarah.
“Lagi-lagi perlakuan pelayanan RSUD Sijunjung tidak sopan terhadap pasien. Kelakuan itu terbukti kepada bapak saya , beliau baru talalok usai makan obat, si petugas medis ingin memindahkan kasur dengan cara kasar, hingga darah tangan naik ke impus bapak saya. Yang paling parahnya si petugas medis mengatakan mentang-mentang anggota dewan.” terang Asda Wati
Dalam komentar statusnya Asda Wati menjelaskan bahwa ia tidak terima pelayanan dari pihak rumah sakit terhadap keluarganya dan juga dirinya. Kemudian ia mencari oknum petugas medis tersebut, namun para medis di RSUD memilih untuk tidak memberitakan keterangan identitas tentang oknum tersebut.
“Saya tidak terima perlakuan rumah sakit terhadap orang tua laki-laki saya. Ditambah sewaktu dimintai keterangan tentang oknum tersebut, malah koropnya melindungi indentitas oknum tersebut” terang Asda Wati.
Namun ihwal postingan Asda Wati, bukan berakhir disitu saja. Malah mengundang perhatian semua masyarakat Sijunjung tentang kejadian yang dialami oleh keluarga anggota dewan dari partai yang didirikan oleh orang pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Tergambar salah satu kritikan bahwa, ihwal ini bukan sekali dan dua kali saja terjadi pelayanan butuk di RSUD Sijunjung seperti itu. Salah seorang pemilik akun media social Otriwandi, S.Pd menuliskan perihal tentang pelayan buruk di RSUD Sijunjung. Ia menuliskan, sudah puluhan keluarga pasien mengeluh dengan pelayanan RSUD, tak ada tanggapan pihal terkait.
“Sudah puluhan keluarga yang mengeluh tentang keburukan pelayanan RSUD Sojunjung. Jangankan masyarakat kecil, malah orang tua anggota dewan diperlakukan seperti itu.” terang orang nomor satu Nagari Bukit Bual.
Sementra itu, kejadian pelayanan buruk terhadap orang tua anggota dewan di RSUD Sijunjung menjadi viral seketika. Hampir semua elemen masyarakat menyimak pembicaraan terkait status media sosial anggota dewan itu.Tak luput juga mengundang perhatian lini organisasi partai politik yang ada di Kabupaten Sijunjung. Terbukti, ketua partai yang berlambangkan Matahari biru Ashelfin SH, MH angkat bicara, bahwa kejadian yang dialami orang tua saudari Asda Wati menjadi ikhtibar bagi masyarakat Sijunjung pada umumnya dan bagi legeslatif pada khususnya. Supaya penempatan SDMnya harus ditelaah kembali, kemungkinan masih belum tepat sasaran dan tepat guna.
“Kalau memang ini terjadi dengan orang tua saudariku Asda Wati, beliau jadi paham, bahwa hal ini sering terjadi ada keluhan dari masyarakat. Hendaknya menjadi jalan kebaikan untuk perbaikan pelayanan publik di daerah kita. Barangkali, ini karena penempatan SDMnya kurang tepat. Saudariku Asda Wati paham betul untuk mencarikan solusinya, supaya kejadian ini tidak terulangi lagi” ucapnya
Ashelfine SH.MH yang akrab disapa Pepen ini, sebagai ketua Partai Amanat Nasional Kabupaten Sijunjung, dan sebagai pemerhati lintas partai. Kejadian atau ihwal yang ditimpa oleh rekan lintas organisasi Parpol di Kabupaten Sijunjung, Pepen pun terut berduka, dan mendoakan orangtua saudari Asda Wati lekas sembuh.
“Kita doakan, untuk orang tua saudari Asda Wati cepat sembuh, dan pelayanan jadi lebih baik, amiin” Doanya.
Kemudian., Asda Wati selaku wakil rakyat, telah merasakan apa yang dikeluhkan masyarakat selama ini, apalagi kejadian ini langsung dialaminya. Perihal ini, ia telah melaporkan kepada Diretur RSUD Sijunjung untuk ditindaklanjuti perkara pelayan, dan memberikan peringatan keras terhadap oknum petugas RSUD Sijunjung.
“Saya telah melaporkan kepada Kabid. Pelayanan RSUD Sijunjung, juga telah melaporkan kepada Direktur RSUD Sijunjung. Saya ingin tau poko permasalahan sebenarnya”pungkasnya (FRA)
Sumber: faktasumbar.com