DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memastikan kartu Jakarta sehat (KJS) tidak hanya dapat digunakan warga ketika berada di Ibu Kota. Dalam kondisi darurat di luar kota, pasien pemegang KJS tetap dapat berobat dengan memanfaatkan fasilitas KJS.
“Jika memang seorang pasien KJS sedang bepergian dan ternyata mengalami kondisi gawat darurat, pasien dapat langsung menuju rumah sakit yang berintegrasi dengan BPJS tanpa perlu menggunakan surat rujukan dari klinik kesehatan tingkat pertama,” ujar Kepala Dinkes DKI Jakarta, Koesmedi Priharto, kemarin.
Dia mengatakan pasien cukup menunjukkan KTP asli Jakarta serta KJS kepada pihak rumah sakit. Sistem semacam ini telah dirancang KJS, sudah diintegrasikan ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional yang dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) sejak 2014.
“Mereka bisa disebut sebagai PBI (penerima bantuan iuran). Jadi, jika warga DKI sakit di luar daerah, mereka bisa pakai kartu KJS-nya untuk mendapatkan layanan rumah sakit kelas 3 yang bekerja sama dengan BPJS,” ujar dia.
Namun kini, menurutnya, layanan integrasi KJS dengan sistem nasional telah mengalami berbagai perkembangan dan perbaikan. Pemprov DKI telah mengalokasikan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk KJS pada tahun anggaran 2017.
Dengan peserta sebanyak 91% dari 10,3 juta penduduk DKI Jakarta, Unit Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah Dinkes DKI terus berupaya meningkatkan pelayanan, salah satunya integrasi dengan BPJS.
Yantra Jaya, 54, ialah salah satu pemegang KJS yang telah merasakan manfaat kartu tersebut meski dia menjalani pengobatan di RSUD Dr A Dadi Tjokrodipo, Teluk Betung, Bandar Lampung.
“Yantra menjalani pengobatan karena mengalami pembengkakan di Jantung. Karena mendadak, langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Semalam masuk di IGD sekitar jam delapan malam,” ujar Dewi Mamora, adik perempuan Yantra.
Pada Sabtu (27/5) malam saat berkunjung ke rumah kerabatnya di Lampung, Yantra terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas, jantung berdebar, serta demam.
“Saat perawatan diberikan oksigen, obat, suntikan, cek darah, tindakan rontgen, serta EKG. Adanya KJS benar-benar sangat membantu keluarga. Coba kalau enggak ada KJS, pasti memberatkan pihak keluarga,” paparnya. (Ant/J-4)
Sumber: mediaindonesia.com