Wabah virus komputer jenis ransomware bernama WannaCry membuat seluruh rumah sakit mengambil sikap cepat untuk menangkal penyebarannya.
Menteri Kesehatan, Nila Moeloek menyebutkan bahwa ada dua rumah sakit di Jakarta yang terkena virus Ransomware WannaCry yang akhirnya rumah sakit tersebut tidak bisa mengkakses databasenya.
“Ini sangat mempengaruhi kinerja pelayanan karena databasenya tidak bisa dibuka tapi kami masih koordinasikan dengan Kemenkominfo,” ujar Menkes.
Untuk Rumah sakit yang lainnya di luar Jakarta menurut Moeloek belum terdeteksi apakah terkena virus tersebut atau tidak. Ketika disinggung mengenai nama rumah sakit yang terdampak, Menkes enggan menyebutkan namanya dan di daerah mana lokasinya di Jakarta.
“Belum ada laporan dari daerah, laporan yang masuk di Jakarta baru dua rumah sakit yang terkena virus ini, tapi untung sudah ada backup datanya sebelum terkena,” ungkap dia.
Saat ditanya mengenai uang tebusan yang diminta oleh pihak pembuat virus Ransomware sebesar Rp 4juta, Menkes juga tidak berkomentar banyak.
“Kan sudah dijelaskan bahwa akan di diskusikan dulu dengan Kemenkominfo,” kata dia.
Sebagai informasi, Ransomware ini adalah virus yang menyerang perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari bank, rumah sakit, hingga telekomunikasi dan kereta api.
Dalam mencegah terjadi pembobolan dan pemblokiran data, Kemenkominfo juga telah menyampaikan beberapa cara untuk menangkal virus ini, seperti mengupgrade OS komputer atau tidak menyambungkan dengan WiFi terlebih dahulu untuk sementara waktu.
Sementara itu situs The StraitTimes dalam artikelnya berjudul Global cyber attack: A look at some prominent victims, menyebutkan institusi di Indonesia yag terdampak virus WannaCry ini mencakup Rumah Sakit Dharmais dan Rumah Sakit Harapan Kita. []
Sumber: ekonomi.akurat.co