Saat ini Muhammadiyah telah memiliki amal usaha dibidang kesehatan yang sangat banyak jumlahnya terutama rumah sakit. Berdirinya rumah sakit tersebut salah satunya bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia. Keberadaan rumah sakit milik Muhammadiyah sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat ditengah keterbatasan pemerintah dalam menyediakan fasilitas kesehatan. Banyak masyarakat yang percaya terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh amal usaha Muhammadiyah tersebut sehingga menggunakan jasa pelayanan kesehatan tersebut. Kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat tersebut tentu harus dijaga. Tidak mudah bagi rumah sakit untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat ditengah kemajuan teknologi dan kompetisi yang semakin ketat. Salah satu cara untuk menjaga kepercayaan masyarakat tersebut yaitu dengan menjaga kualitas jasa pelayanan serta secara terus menerus meningkatkan kualitas tersebut sehingga tingkat kepercayaan masyarakat semakin tinggi.
Mutu pelayanan kesehatan secara umum memiliki pengertian yaitu realisasi pelayanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria atau standar profesi yang telah ditetapkan sehingga mampu memenuhi bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan dan dapat memberikan kepuasan dengan tingkat efisiensi yang optimal (Mukti, 2007). Maka dari itu rumah sakit dituntut untuk merealisasikan sebaik mungkin standar-standar yang telah ditetapkan. Standar-standar pelayanan tersebut bisa berasal dari pemerintah, yayasan, profesi, dan rumah sakit itu sendiri. Tantangan yang cukup berat bagi rumah sakit Muhammadiyah mengingat tuntutan masyarakat yang cukup tinggi dalam kualitas pelayanan. Rumah sakit Muhammadiyah harus bisa menjawab tantangan tersebut mengingat tingginya kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada salah satu amal usaha Muhammadiyah tersebut.
Banyak hal yang harus dilakukan untuk merealisasikan standar-standar tersebut. Di antaranya harus mempersiapkan sumber daya manusia, sumber daya finansial, fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk sarana dan prasarana rumah sakit. Selain mempersiapkan hal-hal tersebut juga perlu diperhatikan beberapa dimensi mutu dalam pelayanan kesehatan. Dimensi inilah yang menjadi penilaian dalam menerapkan mutu pelayanan kesehatan. Dimensi mutu menurut Parasuraman, dkk (1985) terdiri dari reliabilitas (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), bukti fisik. (tangibles). Kelima dimensi ini harus dijalankan oleh rumah sakit sehingga mutu pelayanan pun akan dapat dirasakan oleh pelanggan.
Pertama, reliabilitas yaitu kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan secara akurat. Pelayanan yang akurat diantaranya tepat diagnosa penyakit, tepat waktu dalam memberikan pelayanan. Maka dari itu seluruh petugas medis harus bekerja secara profesional. Pekerjaan yang professional dapat menghindarkan dari kesalahan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Masih adanya kasus dugan malpraktik di Indonesia menunjukkan bahwa profesionalitas seorang petugas medis harus benar-benar dijunjung sehingga petugas medis tidak sewenang-wenang didalam menjalankan kewajibannya. Begitu juga petugas medis yang ada dirumah sakit Muhammadiyah juga harus menjaga serta terus meningkatkan profesionalitasnya dalam melayani masyarakat. Selain itu, ketepatan waktu juga sangat diperlukan. Beberapa keluhan yang sering disampaikan oleh pasien rumah sakit terkait ketidak tepatan jam praktik poliklinik. Hal ini tidak boleh terjadi dirumah sakit Muhammadiyah, sehingga manajemen harus menegakkan kedisiplinan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kedua, daya tanggap merupakan kemampuan petugas rumah sakit dalam memberikan respon untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan para pelanggan. Setiap petugas rumah sakit harus cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kecepatan dalam melakukan pelayanan saat ini sangat diperlukan, hal ini dikarenakan merupakan kebutuhan para pelanggan yang menginginkan pelayanan yang cepat. Keterlambatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat menurunkan penilaian mutu yang dilakukan oleh pelanggan rumah sakit. Maka dari itu petugas rumah sakit Muhammadiyah juga harus memperhatikan dimensi tersebut. Salah satu alasan masyarakat mempercayai rumah sakit milik Muhammadiyah karena cepat dalam merespon kebutuhan para pelanggan termasuk dalam memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu. Hal ini harus dipertahankan dan perlu ditingkatkan untuk terus membantu masyarakat kurang mampu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Ketiga, jaminan merupakan sikap dan perilaku yang ditunjukkan petugas rumah sakit dalam memberikan rasa aman dan nyaman dalam melayani pelanggan. Setiap orang yang hendak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan tentu menginginkan pelayanan yang aman dan nyaman. Aman dalam arti setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan harus sesuai dengan prosedur dan standar yang berlaku. Rasa aman menjadi poin penting untuk menumbuhkan rasa percaya. Pelayanan aman dapat mencegah dari insiden yang dapat membahayakan keselamatan pasien. Selain itu, petugas rumah sakit juga harus memberikan kenyamanan kepada pelanggan seperti bersikap sopan, murah senyum, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik. Setiap rumah sakit Muhammadiyah harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang hendak memanfaatkan pelayanan kesehatan disana. Rasa aman dan nyaman bisa didapat dengan meningkatkan profesionalitas petugasnya serta kepatuhan terhadap prosedur atau standar yang ada.
Keempat, empati merupakan sikap memahami yang ditunjukkan oleh pihak rumah sakit kepada pelanggan. Pihak rumah sakit, baik manajemen maupun petugas kesehatan harus bisa memahami apa yang diinginkan dan dirasakan oleh para pelanggan. Selain itu, juga harus mampu memahami permasalahan yang sedang dihadapi oleh para pelanggannya. Rasa empati harus selalu ditunjukkan oleh petugas rumah sakit, termasuk petugas rumah sakit Muhammadiyah. Adanya rasa empati yang ditunjukkan dapat memberikan kenyamanan pada pelanggan atau pasien yang sedang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Perasaan nyaman yang muncul dapat menumbuhkan kepercayaan. Rasa empati yang ditunjukkan tetap harus berada pada batas hubungan antara petugas rumah sakit dengan pasien sehingga tidak melebihi batas kewajaran yang dapat mengganggu pelayanan kesehatan.
Kelima, bukti fisik berkaitan dengan kualitas fasilitas yang disediakan oleh rumah sakit. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas utama rumah sakit, fasilitas penunjang maupun kelengkapan sarana dan prasarana yang ada dirumah sakit tersbut. Termasuk penampilan para petugas rumah sakit ketika memberikan pelayanan kepada masyarakat. Banyak rumah sakit Muhammadiyah yang memiliki kualitas fisik yang baik seperti peralatan medis, gedung, maupun sarana yang lain. Kualitas fisik ini harus tetap dijaga dengan terus melakukan kegiatan pemeliharaan terhadap peralatan daupun sarana yang dimiliki. Pemeliharaan dilakukan selain untuk melakukan efisiensi juga untuk mencegah dari insiden yang dapat membahayakan keselamatan pasien.
Kelima dimensi mutu ini harus tetap dilakukan dan ditingkatkan oleh semua rumah sakit Muhammadiyah. Maka kepercayaan masyarakat tidak akan pernah hilang dan justru akan semakin meningkat. Di tengah kempetisi antar rumah sakit yang semakin ketat, maka rumah sakit Muhammadiyah harus tetap mampu menjaga mutu pelayanannya sehingga bisa berkompetisi dengan rumah sakit lain. Dan dengan kepercayaan masyarakat yang tinggi, rumah sakit Muhammadiyah bisa berkontribusi dalam mensejahterakan masyarakat. Tanpa adanya rasa percaya dari masyarakat tentu amal usaha Muhammadiyah dibidang kesehatan ini tidak akan bisa berkembang dan tidak bisa berkontribusi kepada masyarakat, bangsa dan Negara.
Sumber: pdmjogja.org