SAPA (TIMIKA) – Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Reynold Ubra menilai Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika belum optimal dalam membangun jejaring bersama Puskesmas dan mitra kesehatan lainnya, khususnya dalam penanganan pengobatan Anti Retroviral (ARV) terhadap penanganan Pasien dengan Positif Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Hal ini diakui Reynold setelah mendapatkan laporan dalam pembahasan percepatan pengobatan ARV bersama tiga Rumah Sakit (RS) rujukan nasional dan lima Puskesmas Wilayah Kota Timika di ruang pertemuan Kantor Dinkes, Rabu (29/3).
“Jejaring itu penting untuk menekan tingkatnya angka gagal atau lolos pengobatan bagi pasien. Karena untuk pasien positif HIV kalau rutin pengobatan ARV maka kemungkinan peningkatan penularan itu bisa berkurang,”tuturnya saat diwawancarai usai melakukan pertemuan tersebut diatas.
Dijelaskannya, sistim rujukan antar suatu RS, Puskesmas, RSMM lainnya harus terus dijalankan secara optimal. Sehingga tingkat kepatuhan seluruh pasien yang sedang dalam proses penanganan ARV bisa dipantau secara aktif. Dengan demikian bisa mengetahui perkembangan peningkatan dan penurunan jumlah pasien dengan penanganan khusus ekstra tersebut.
Kata Reynold, berbeda dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), yang dalam laporannya mengalami peningkatan keberhasilan dalam menekan jumlah penanganan pasien aktif pengobatan ARV. Menurut dia, hal ini bisa dinilai bahwa RSUD mampu dan aktif membangun jejaring dengan LSM dan Puskesmas.
Lanjutnya, sedangkan untuk Puskesmas yang langsung memberikan pengobatan ARV kepada pasien, dirinya mengakui berhasil. Hal ini, sebab masih mempertahankan pengobatan bahkan rata-rata diatas 70 persen.
“Kesimpulannya pengobatan pasien jika itu dimulai, maka harus bisa diperhitungkan bagaimana cara mempertahankan. Salah satu strategi selain mengedukasi pasien adalah membangun jejaring,”tuturnya.
Reynold menambahkan, untuk mengatasi persoalan tersebut selanjutnya, Dinkes bersama seluruh RS dan Puskesmas akan terus memperbaiki pelayanan kesehatan dengan cara akreditasi, serta pembenahan tim tenaga kesehatan, yakni bukan hanya perawat dan bidan. Namun juga tenaga dokter, farmasi, dan juga laboratorium. Sebab merupakan tiga tenaga kunci untuk memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
“Tentunya ini menjadi acuan dalam memperbaiki layanan kami. Dan penambahan tiga bidang itu merupakan patokan dalam mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat,”ujarnya.(Acik N)
Sumber: salampapua.com