MATARAM – Setelah terbentuk, pengurus Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA), Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), dan Badan Pengawas Rumas Sakit (BPRS) Provinsi NTB resmi dilantik. Pengurus Periode 2017-2020 ini baru dikukuhkan dan dilantik di salah satu hotel di Mataram, Sabtu (11/2).
Terpilih sebagai Ketua BPRS NTB dr H Moch Ismail, Ketua Arsada NTB dr HL Hamzi Fikri, dan Ketua Persi NTB dr HL Herman Mahaputra.
Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin saat menghadiri pelantikan meminta tim kesehatan NTB bisa meningkatkan profesionalitas tenaga medis. Khususnya bisa profesional dalam melayani masyarakat.
Selain itu, dengan terbentuknya pengurus ini, diharapkan mampu menjadi wadah komunikasi rumah sakit di seluruh Indonesia, khususnya di NTB. Apalagi kesehatan salah satu ukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM). ”Pelayanan kesehatan sebagai layanan mendasar, maka harus meningkatkannya dalam memberikan layanan ke masyarakat,” katanya.
Ketua Arsada NTB dr HL HamziFikri mengatakan Arsada sangat penting guna meningkatkan pelayanan rumah sakit daerah di Provinsi NTB. Saat ini kualitas dan pelayanan rumah sakit daerah mulai bersaing dengan rumah sakit swasta.
Namun sama dalam memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat NTB pada umumnya. ”Terima kasih kepada Arsada yang sudah hadir untuk kepentingan masyarakat Indonesia pada umumnya. Semoga Arsada Provinsi NTB dapat memberikan pelayanan memuaskan,” ujarnya.
Ketua Umum Arsada Pusat dr Heru Aryadi, MPH dan Ketua Umum PERSI Pusat dr Kuncoro Adi Purwanto sependapat. Mereka mengatakan Arsada maupun Persi sangat diperlukan di setiap daerah. Sehingga setiap permasalahan di rumah sakit bisa mendapatkan jalan keluar terbaik.
Selain itu bisa memberikan masukan yang berkaitan dengan pelayanan.”Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit seluruh Indonesia karena pelayanan ini utama diberikan ke masyarakat,” kata keduanya.
Sementara itu Ketua PERSI NTB dr HermanMahaputra mengatakan, ini langkah positif agar seluruh rumah sakit di NTB berlomba memberikan pelayanan terbaiknya. Sehingga masyarakat bisa merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan manajemen rumah sakit. ”Persoalan saat ini yang masih ada yaitu dokter spesialis tidak merata di NTB,” ujarnya.
Menurutnya ini merupakan suatu persoalan yang harus diselesaikan dan dicarikan solusinya. Sejauh ini masih ada rumah sakit daerah di beberapa kabupaten kekurangan dokter spesialis. Sehingga saat ini pelayanan terfokus di Mataram saja.
Bila nantinya dokter spesialis merata di semua daerah, pasien tidak perlu lagi dirujuk ke Mataram atau ke provinsi. ”Ini bisa menghemat pengeluaran keluarga pasien,” tandasnya.(nur/r7/*)
Sumber: lombokpost.net