LAMPUNG TIMUR — Kehadiran rumah sakit yang representatif menjadi dambaan masyarakat, apalagi di daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Warga yang ingin berobat tak lagi harus menempuh perjalanan jauh ke ibukota kabupaten atau ke kota lain, karena alasan kurangnya sarana dan prasarana kesehatan.
Setelah Yayasan Dompet Dhuafa meresmikan beroperasinya Rumah Sakit (RS) AKA Medika Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, Sabtu (21/1) petang, warga setempat menyambut antusias. RS AKA Medika, menjadi tulang punggung warga Kecamatan Sribhawono untuk “menyelamatkan” kesehatannya.
Berbeda dengan (sebagian) rumah sakit lain, pengelola RS AKA Medika Sribhawono berjanji menampung semua pasien khususnya dari kaum dhuafa. Komitmen pendiri dan pengelola rumah sakit ini, tetap menerapkan konsep humanisme dalam melayani kesehatan masyarakat
“Kalau rumah sakit lain banyak yang menolak atau menyepelekan pasien dari kaum dhuafa, tapi RS AKA Medika ini menampung sebanyak-banyaknya pasien dhuafa,” kata Direktur RS AKA Medika Sribhawono, drg Wahyu Prabowo, di sela-sela tasyakuran akbar, Sabtu (21/1).
Menurut dia, pasien yang datang dari golongan masyarakat manapun tetap diterima di rumah sakit ini. Mengenai pembiayaan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Bagi warga yang mampu dapat membayar sesuai dengan kemampuan, sedangkan yang tidak mampu akan diurus dengan BPJS secara maksimal dengan layanan prima.
Sebagai rumah sakit tipe C, RS AKA Medika Sribhawono yang kedua dibangun Dompet Dhuafa, setelah Rumah Sehat Terpadu di Parung, Kabupaten Bogor tahun 2012. Sebelumnya dialih kelola Dompet Dhuafa, RS ini milik dokter spesialis jantung pertama di Lampung.
RS Medika memiliki kapasitas 76 tempat tidur, tiga tempat tidur untuk layanan ICU dan satu lagi untuk ICU. Terdapat juga dua ruang operasi dan dua ruang intensif anak, layaknya rumah sakit di Jakarta. Tujuh dokter spesialis akan melayani pasien yang berobat di Lampung Timur, yang dikenal sulit akses dokter spesialis. Begitu juga dengan dokter anak hanya cuma satu di kabupaten berpenduduk 1,7 juta jiwa.
“Kami juga membawa dokter spesialis dari Jakarta untuk melayani pasien di sini. Karena mengakses dokter spesialis untuk membawanya ke Kabupaten Lampung Timur yang terpencil di sini sangat sulit,” ujarnya.
Mengenai perizinan operasional rumah sakit, ia mengemukakan, Dompet Dhuafa telah membeli rumah sakit dari pemilik sebelumnya dengan menggunakan dana wakaf, sekarang izin operasionalnya sudah atas nama Dompet Dhuafa dengan PT AKA Mitra Dhuafa.
Mengenai peran Pemkab Lampung Timur dengan kehadiran RS AKA Medika manajemen baru, ia mengemukan terkendala masalah perizinan. Menurut dia, niatan baik terkadang sulit dalam menjalankannya. Padahal, Dompet Dhuafa memiliki persyaratan standar prosedur untuk layanan kesehatan nasional sudah cukup maksimal.
“Kendalanya berbelit-belit (birokrasinya) biasa di Lampung Timur, memang sulit luar biasa, mengurus semua perizinan,” ujarnya.
Acara tasyakuran akbar beroperasinya RS AKA Medika Sribhawono pada Sabtu (21/1) petang, tanpa dihadiri Bupati Lampung Timur Chusnuniah Halim dan pejabat eselon lainnya. Tanpa kehadiran birokrat di kabupaten berpenduduk 1,7 juta jiwa tersebut menjadi sorotan masyarakat setempat terhadap komitmen pemkab dalam layanan kesehatan di daerah.
Ketua Pembina Dompet Dhuafa, Parni Hadi dan pengurus lainnya seperti Bambang Widjoyanto (mantan pimpinan KPK) dalam pidatonya menyentil keras ketidakhadiran bupati dan pejabat di Pemkab Lampung Timur atas beroperasinya satu-satunya rumah sakit yang representatif di kabupaten tanpa biaya APBD.
Parni Hadi mengatakan, donasi tanpa dhuafa tidak ada apa-apanya, jadi tetap bersyukur adanya kaum dhuafa sehingga semua masih dapat beramal. “Saya ingin rumah sehat bukan rumah sakit. Kalau rumah sakit, sakit fisik masuk rumah sakit sehat, keluar sakit kantong,” ujar pendiri Dompet Dhuafa tahun 1993.
Menurutnya, rumah sakit hanya sebagai wahana. Di RS AKA Medika, harus menyediakan layanan kesejahteraan holistik masyarakat. “Jadi saya ingin sehat fisik, ekonomi, fisik, dan rohani,” ujarnya.
Sumber: republika.co.id