Denpasar – Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengundang semua direktur rumah sakit dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota se-Bali untuk berdiskusi membahas sejumlah permasalahan dalam pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
“Lewat diskusi itu, kami mau tahu bagaimana `sih keluhan pihak rumah sakit, apa kemauan mereka? Ada sejumlah RS mengeluh karena klaimnya agak lama dibayarkan atau tarifnya menurut mereka terlalu kecil dan permasalahan lainnya,” kata Kadiskes Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya, di Denpasar, Rabu.
Di sisi lain, ucap Suarjaya, masyarakat juga mengeluhkan pelayanan yang dinilai masih rumit, hingga rujukan yang tidak boleh untuk rumah sakit tertentu.
“Ini harus diperjelas sehingga ada pemahaman bersama tentang hal ini. Bagaimanapun juga mutu pelayanan harus baik, tidak boleh ada penolakan pasien, apalagi dalam keadaaan gawat darurat,” ujarnya.
Diskusi mengenai layanan BPJS Kesehatan dalam menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional itu dijadwalkan digelar pada Jumat (23/12) bertempat di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Bali.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengundang jajaran BPJS kabupaten/kota se-Bali, Komisi IV DPRD Bali, anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan sejumlah organisasi profesi.
Menurut Suarjaya, dari evaluasi pelaksanaan JKN selama ini, seringkali pasien tidak mengetahui hak-haknya, tetapi tidak diberikan informasi yang benar oleh pihak rumah sakit.
Misalnya jika ruang kelas III penuh, pasien tidak boleh ditolak tetapi dinaikkan kelasnya setingkat lebih tinggi dengan tanpa dikenakan biaya tambahan. Kecuali yang meminta naik kelas itu pasien, barulah dikenakan biaya tambahan.
“Kenapa dikatakan ruang kelas III penuh, berapa sebenarnya menyiapkan tempat tidur, karena sebenarnya ada persyaratan minimal tempat tidur ruang kelas III sebanyak 30 persen dari total tempat tidur di RS tersebut,” ucapnya.
Persoalan lainnya, tambah dia, sudahkah klaim dari pihak RS disampaikan tepat waktu karena klaim kalau dikirim, maka BPJS wajib menindaklanjuti.
“Kami ingin mencari jalan keluar terhadap sejumlah persoalan tersebut. Kami tidak menuduh ini salah, itu salah, apa sih yang sesungguhnya terjadi? Persoalan-persoalan seperti itu ingin kami gali, sehingga cara pemecahannya kami bisa tahu,” kata Suarjaya. (WDY)
Sumber: antarabali.com